Robo-robo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
B.anjasmoro (bicara | kontrib)
Pelaksanaan: penambahan materi
Baris 11:
== Pelaksanaan ==
 
Acara di mulai dengan kegiatan napak tilas kedatangan Opu Daeng Menambon dilanjutkan dengan acara seremonial pembukaan gelaran Robo Robo, kemudian di lanjutkan dengan melakukan adzan dan membaca doa tolak bala yang dilakukan oleh keluarga Kerajaan Mempawah, kemudian dilanjutkan dengan ritual ''buang-buang'' yang tentu saja di lakukan oleh keluarga Kerajaan Mempawah, Setelah ritual tersebut, keluarga Kerajaan Mempawah beserta pejabat daerah dan masyarakat mempawah melaksanakan makan ''saprahan'' atau makan bersama di luar rumah.
Setelah melakukan adzan dan membaca doa tolak bala, masyarkat melakukan ritual ''buang-buang'' yang bisanya dilaksanakan selepas [[dzuhur]] dengan membuang sesaji di sungai.<ref name="Kerajaan Nusantara"/> Sesajian tersebut terdiri atas ''beras kuning'', ''setanggi'', dan ''bertih''.<ref name="Kerajaan Nusantara"/> Bertih melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan dan setanggi melambangkan keberkahan.<ref name="Kerajaan Nusantara"/> Ritual ''buang-buang'' dilaksanakan dengan maksud penghormatan dan pengakuan terhadap [[sungai]] dan [[laut]] sebagai sumber kehidupan [[manusia]].<ref name="Kerajaan Nusantara"/> Setelah ritual tersebut, masyarakat melaksanakan makan ''saprahan'' atau makan bersama di halaman depan Istana Amantubillah.<ref name="Kerajaan Nusantara"/>
 
Bagi masyarakat biasa acara robo-robo dilaksanakan hanya dengan melakukan kegiatan membaca doa tolak bala dan di lanjutkan dengan makan ''saprahan'' atau bersama di luar rumah ( dilapangan, di tepi jalan, dan di badan jalan gang-gang,di halaman masjid,dll ), bagi masyarakat di Mempawah makan bersama rutin dilakukan seminggu sekali selama bulan safar sampai pelaksanaan robo-robo resmi di gelar pada rabu terakhir di bulan safar. bagi masyarakat Mempawah makan bersama seperti ini mempererat persaudaraan antar sesama warga, dengan makan bersama warga saling berbagi satu dengan yang lain tanpa memandang status sosial. masyarakat Mempawah mengganggap robo-robo sebagai salah satu hari besar, tak heran pada saat hari robo-robo masyarakat memasak ketupat sama seperti yang dilakukan ketika lebaran tiba.
 
Sekarang, Robo-robo selain digelar untuk menolak bala, juga untuk mengenang hari wafatnya Opu Daeng Menambun.<ref name="Kidnesia"/> Untuk memeriahkan ritual Robo-robo, masyarakat setempat menggelar hiburan tradisional seperti ''jepin'', ''tundang'' atau [[pantun]] berdendang, dan lomba perahu bidar serta menampilkan berbagai macam adat dan budaya Melayu Mempawah.<ref name="Kerajaan Nusantara"/> Bagi warga di Kalimantan Barat, bisanya memperingati Robo-robo dengan makan bersama keluarga di halaman [[rumah]] terutama daerah-daerah yan masih memiliki terikatan dengan Opu Daeng Manambon atau Kerajaan Mempawah .<ref name="Kidnesia"/>