Muhammad III dari Granada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib)
Swarabakti (bicara | kontrib)
Baris 14:
 
=== Perdamaian dengan Castile dan Aragon ===
Karena perjanjian Muhammad II dengan Castile batal berlaku, perang pun berlanjut. Minggu kedua Muhammad III memimpin, tentara Granada mengambil alih Bedmar, di dekat [[Jaén]]. Muhammad III kemudian memulai negosiasi kembali. Pada tahun 1303, Kastila mengirim delegasi yang dipimpin oleh kanselir kerajaan Fernando Gómez de Toledo ke Granada. Kastila menawarkan untuk memenuhi hampir seluruh tuntutan wilayah Granada, termasuk Bedmar, Alcaudete, Quesada. Namun Tarifa—yang telah ditawarkan kepada Muhammad II sebelum kematiannya—tetap menjadi milik Kastila. Sebagai gantinya, Muhammad setuju untuk menjadi [[Vasal|raja bawahan]] Ferdinand dan membayar ''parias'' (upeti), khas pengaturan perdamaian antara dua kerajaan. Perjanjian ini akan berlaku selama tiga tahun. Pada tahun 1304, Aragon berhenti berperang melawan Kastila  ([[Perjanjian Torrellas]]), serta mengakui perjanjian Granada-Kastila, sehingga menciptakan perdamaian antara tiga kerajaan, meninggalkan [[Banu Marin]] terisolasi.{{Sfn|Harvey|1992|p=167}}
[[Berkas:Fernando_IV_el_Emplazado,_Rey_de_Castilla_y_León.jpg|jmpl|Idealisasi imajinatif Ferdinand IV dari Castile, yang hidup semasa Muhammad, dan pada waktu yang berbeda-beda menjadi musuh, sekutu dan tuannya.]]
Perjanjian ini, beserta aliansi yang dibentuk bersama Kastila dan Aragon, memberi Granada perdamaian serta posisi dominan di Selat Gibraltar. Namun hal ini bukannya tanpa masalah. Di dalam negeri, banyak yang tidak senang rajanya bersekutu dengan orang-orang Kristen, terutama para "relawan kepercayaan", sebuah kelompok militer yang datang ke Granada untuk berjihad. Selain itu, daulat Mariniyyah juga merasa tersinggung persekutuan tiga pihak ini.{{Sfn|Harvey|1992|p=170}} Aragon, meski menjadi bagian dari aliansi, khawatir bahwa hubungan dekat Kastila-Granada akan memonopoli kegiatan ekonomi di Selat dan menghancurkan perdagangan Aragon. Raja [[Chaime II dari Aragon]] pun mengirim utusan, Bernat de Sarria kepada Sultan Mariniyyah Abu Yaqub Yusuf, untuk bernegosiasi—walaupun tidak berhasil.{{Sfn|Harvey|1992|pp=167–168}}