Amir Sjarifoeddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Peristiwa Madiun: Menambahkan bersi cerita melalu fakta lain
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 72:
 
[[19 Desember]] [[1948]], sekitar tengah malam, di kompleks makam desa Ngalihan, kepala Amir Sjarifuddin ditembak dengan pistol oleh seorang letnan Polisi Militer, sebuah satuan khusus dalam Angkatan Bersenjata Indonesia. Sebelum itu beberapa orang penduduk desa setempat diperintahkan menggali sebuah lubang kubur besar. Dari rombongan sebelas orang yang diangkut dengan truk dari penjara di Solo, Amir orang pertama yang ditembak mati malam itu. Beberapa hari sebelumnya, ia dan beberapa orang lainnya, secara diam-diam telah dipindahkan ke rumah penjara ini dari tempat penahanan mereka di Benteng Yogyakarta
 
Sumber lain mwngatakan bahwa Amir terlibat dalam pembentukan Front Demokrasi Rakyat (FDR) bersama kekuatan politik kiri lainnya. Sayang, karena pertentangan antara laskar Rakyat dengan program Rera-nya Kabinet Hatta, FDR bersimpang jalan dengan pemerintah yang berujung pada peristiwa “Madiun 1948”. Amir ditangkap tanggal 18 November 1948, lalu dieksekusi mati bersama 10 kawannya di Desa Ngalihan, pada 19 Desember 1948. Sebelum dieksekusi, Amir menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan “Internasional”. Lalu peluru dari tentara negeri yang diperjuangkannya memberondong tubuhnya yang mulai kurus dan tersungkur di tanah sembari menggenggam Al-kitab.
 
== Referensi ==