Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k {{rapikan}}
Rahman23 (bicara | kontrib)
Meluruskan bahwa suntingan 118.136.30.231adalah riwayat Maulana Rahmat Ali (mubaligh ahmadiyah pertama yg datang ke indonesia) , bukan riwayat Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad(khalifatul masih II)
Baris 1:
Hadhrat Alhaj '''Mirza Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad''' (lahir 12 Januari 1889 di [[Qadian]], wafat 7 November 1965 di Rabwah/[[Pakistan]]), adalah [[khalifah]] kedua dari [[Jamaah Ahmadiyah|Komunitas Muslim Ahmadiyah]]. Dia bergelar [[Khalifatul Masih]] II. Terpilih untuk jabatan ini pada tanggal [[14 Maret]] [[1914]], satu hari setelah kewafatan pendahulunya,<ref>Buku "Bukan Sekedar Hitam Putih", halaman 3</ref> [[Hakim Nur-ud-Din|Maulana Hakim Nur-ud-Din ]] dalam usia yang masih muda, 25 tahun.<ref>{{en}} Life Sketch of Mirza Basheer-ud-Din Mahmood Ahmad [http://www.alislam.org/library/mahmood1.htm]</ref>
{{rapikan}}
Dilahirkan pada tahun 1893 . setelah lulus sebagai pelajar generasi pertama dari Madrasah Ahmadiyah di Qadian tahun 1917 menjadi guru Bahasa Arab dan Agama pada Ta'limul Islam High School di Qadian.
Tahun 1924 dipindahkan ke Departemen Tabligh (Nizarat Da'wat Tabligh). Dari tahun 1925 sampai 1950 bertugas sebagai Muballigh di Indonesia. Beberapa tahun kemudian ditugaskan sebagai muballigh di Pakistan Timur. Tanggal 31 Agustus 1958 wafat di Rabwah Pakistan.
 
Pada tanggal 15 Agustus 1925, berlangsunglah sebuah upacara melepas Utusan pertama Jemaat Ahmadiyah untuk Indonesia, Maulana Rahmat Ali HAOT di Qadian. Sebuah pesan disampaikan oleh Hazrat Khalifah kepada Maulana Rahmat Ali bahwa :
 
"Hendaklah ia senantiasa berdoa, Jika kita mempunyai sesuatu , maka sesuatu itu adalah doa, dan berdoalah kepada Tuhan dalam setiap pekerjaan"....
 
== Rujukan ==
Ketika bunga-bunga di awal musim rontok akan mulai berguguran , pada tanggal 17 Agustus 1925 , Maulana Rahmat Ali dilepas oleh Hazrat Khalifatul Masih II dan handai tolan dari Qadian menuju Batala, kemudian Calcutta selanjutnya berlayar menuju Indonesia. Beliau sampai di kota Penang yang selanjutnya menyeberang ke Medan dan mendarat di Sabang dan akhirnya pada tanggal 2 Oktober 1925 sampailah ia di Tapaktuan Aceh. Disinilah benih pertama Ahmadiyah mulai ditabur di Indonesia.
<references/>
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.fazleumarfoundation.org Website resmi Khalifatul Masih II, Hadhrat Alhaj '''Mirza Bashir-ud-Din Mahmood Ahmad]
 
[[Kategori:Ahmadiyah]]
 
[[en:Mirza Basheer-ud-Din Mahmood Ahmad]]