Tipiṭaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bettychen84 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Bettychen84 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
Pesamuan Agung Ketiga diadakan di [[Pattaliputta]] (Patna) pada abad ketiga sesudah Sang Buddha wafat ([[249 SM]]) dengan pemerintahan di bawah Kaisar [[Asoka Wardhana]]. Kaisar ini memeluk [[Agama Buddha]] dan dengan pengaruhnya banyak membantu penyebarkan [[Dhamma]] ke suluruh wilayah kerajaan. Pada masa itu, ribuan gadungan (penyelundup ajaran gelap) masuk ke dalam [[Sangha]] dangan maksud meyebarkan ajaran-ajaran mereka sendiri untuk meyesatkan umat. Untuk mengakhiri keadaan ini, Kaisar menyelenggarakan Pesamuan Agung dan membersihkan tubuh Sangha dari penyelundup-penyelundup serta merencanakan pengiriman para Duta Dhamma ke negeri-negeri lain.
 
Dalam Pesamuan Agung Ketiga ini 100 orang [[Arahat]] mengulang kembali pembacaan Kitab Suci Tipitaka (Pali) selama sembilan bulan. Dari titik tolak PesamuaanPesamuan inilah [[Agama Buddha]] dapat tersebar ke suluruh penjuru dunia dan terhindar lenyap dari bumi asalnya.
 
Pesamuan Agung keempat diadakan di [[Aluvihara]] ([[Srilanka]]) di bawah lindungan Raja [[Vattagamani Abhaya]] pada permulaan abad keenam sesudah Sang Buddha wafat ([[83 SM]]). Pada kesempatan itu Kitab Suci Tipitaka (Pali) dituliskan untuk pertama kalinya. Tujuan penulisan ini adalah agar semua orang mengetahui kemurnian Dhamma Vinaya.