SMA Negeri 1 Tabanan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
F1 Supremo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
F1 Supremo (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 15:
== Sejarah ==
[[Berkas:Lapangan SMAN 1 Tabanan.jpeg|jmpl|291x291px|Lapangan Upacara SMAN 1 Tabanan]]
Awal tahun 1960, Ida Bagus Astawa dan I
Dengan demikian, mulai tanggal 1 Juli 1961 dilakukan penerimaan siswa baru yang meminjam tempat belajar di [[Sekolah Rakyat|SR]] 1 (tempat pasar Tabanan sekarang). Ternyata jumlah pendaftaran cukup banyak tetapi yang dapat diterima hanya tiga kelas dengan ketentuan bagian A (sastra) satu kelas, bagian B (ilmu pasti). Bagian C (ilmu ekonomi) satu kelas
Sementara itu di tempat SMA sekarang telah dipersiapkan bangunan oleh bupati Tabanan. Sambil mengawasi proses belajar mengajar, Ida Bagus Astawa memohon pada pemerintah pusat agar di Tabanan didirikan sebuah SMA Negeri. Ternyata sebelum surat keputusan datang, gedung SMA di tempat sekarang sudah bisa dimanfaatkan. Maka pada tanggal 1 Agustus 1961 mulai pindah dari SR 1 ke bangunan SMA yang telah disiapkan ( tempat SMA sekarang ). Keadaan gedung tempat belajar pada saat itu masih sangat sederhana. Terdiri atas tiga ruangan kelas, ruangan kepala sekolah, ruangan Tata Usaha, dan ruangan guru yang semua dinding terbuat dari bambu dan gedeg. Akhirnya pada tanggal 1 Oktober 1961 direktorat P dan K di Jakarta mengeluarkan surat keputusan menetapkan berdirinya SMA Negeri Tabanan dengan SK.NO.151/S.K./B/3. Sejak itu SMA Tabanan sebagai kelas jauh berubah menjadi SMA Negeri Tabanan. Sedangkan mengenai ulang tahun belum sempat terpikirkan dan baru pada 1962 untuk pertama kalinya SMA Negeri Tabanan merayakan ulang tahun sekolahnya dan menetapkan tanggal 5 Agustus sebagai hari ulang tahunnya dan tanggal ini dipakai patokan sampai sekarang. Semboyan dari SMAN 1 Tabanan adalah "Tadartham Karma Mukta Sanggah Samacara" yang berarti bekerjalah demi bakti kepada Tuhan, jangan mengharapkan pamrih.
|