Ataili, Wulandoni, Lembata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 21:
Orang Ataili awalnya adalah orang nomaden. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.Beberapa tempat yang pernah di tempati yaitu: Ili, Bakalerek, Roga, Belgele, Smuki, Bakaor dan Waikomo. Sisa penduduk yang masih bertahan di Ataili kurang lebih 300 orang. Rata-rata mereka adalah petani.
== Sosial Ekonomi ==
[[Berkas:Surat Keputusan Perjanjian.jpeg|thumbjmpl|Surat Keputusan Perjanjian]]
Orang Ataili rata-rata mereka adalah petani tradisional dengan cara ladang berpindah-pindah.<ref>http://akalbae.blogspot.com/2013/06/sistem-pertanian-di-ataili-lembata.html</ref> Penghasilan utama adalah: padi,jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian, jambu mente, kemiri, dan kopra. Curah hujan sangat rendah sehingga mereka selalu gagal panen. Banyak orang juga pergi merantau ke Malaysia.
=== Sistem Kekrabatan ===
Desa Ataili menganut sistem kekrabatan Patrilineal (perempuan meninggalkan sukunya dan masuk pada suku suaminya). Pengaturan sistem suku merupakan wariskan sejak zaman nenek moyang sampai sekarang. Sistem ini diatur sedemikian rupa sehingga terjadi keharmonisan dalam sebuah desa. Keharmonisan ini ditandai dengan sistem kekrabatan antar suku. Suku-suku yang ada di Ataili adalah: Ilin, Uden, Atun, Buran, Bakior, Lampole, Patin, Taum, Kepitan, Lerek, Elam, Ingan, Witin. Pada zaman dulu setiap suku memiliki kepala suku. Zaman semakin modern,maka jabatan kepala suku dihilangkan. Tugas dan fungsi seorang kepala suku adalah memutuskan perkara dalam sebuah kampung.
=== Batas Wilayah ===
[[Berkas:Peta Batas wilayah Hamente Lamalera dengan Hamente Labala.jpg|thumbjmpl|Sumber asli dari Hamente Lamalera dan menjadi dokumen resmi pemerintah Kabupaten Lembata]]
Bagian Utara berbatasan dengan [[Desa]] [[Belobao, Wulandoni, Lembata]] dan [[Mudalerek]] [[Kecamatan]] [[Atadei]]. Bagian Selatan berbatasan dengan [[Desa]] [[Atakera, Wulandoni, Lembata]] dan [[Desa]] [[Pantai Harapan, Wulandoni, Lembata]], Bagian Barat berbatasan dengan Kampung Smuki/Bakaor-[[Desa]] [[Wulandoni, Wulandoni, Lembata]] dan Bagian Timur berbatasan dengan [[desa]] [[Atakera, Wulandoni, Lembata]]. Batas wilayah [[desa]] [[Ataili, Wulandoni, Lembata]] berpedoman pada Surat Keputusan perjanjian batas wilayah ditanda tangani bersama pada tanggal 12 Oktober 1936,<ref>https://wiki-indonesia.club/wiki/Berkas:Surat_Keputusan_Perjanjian.jpeg</ref> dan peta batas wilayah yang disetujuhi pada tanggal 12 Oktober 1936.<ref>https://wiki-indonesia.club/wiki/Berkas:Peta_Batas_wilayah_Hamente_Lamalera_dengan_Hamente_Labala.jpg</ref> Ketika itu Indonesia belum merdeka. Indonesia masih dalam zaman penjajahan belanda, maka pihak Belanda sebagai mediator dalam perjanjian tersebut. Struktur pemerintahan pada waktu itu masih memakai sistem Kerajaan. Raja Kerajaan Larantuka dan Raja Kerajaan Sagu di Adonara yang ada pada saat itu berkuasa di wilayah [[suku]] [[Lamaholot]] meliputi [[Flores Timur]], [[Adonara]], [[Solor]] dan Lembata. Oleh karena itu, Wilayah Lamaholot tersebut di atas dibagi atas 2 wilayah kekuasaan yaitu kekuasan raja Larantuka meliputi Demong Lewo pulo yaitu 10 Hamente dan Kerajaan Sagu Adonara menguasa wilayah Paji Watan lema meliputi 5 Hamente pantai. [[Desa]] [[Ataili]] pada waktu itu termasuk dalam wilayah Kerajaan [[Larantuka]] Hamente [[Lamalera]]. Di bawah ini adalah dokumen surat perjanjian dan peta batas wilayah yang ditandatangani oleh pihak desa-desa Hamente Lamalera kerajaan Larantuka dan desa-desa Hamente [[Labala]], Kerajaan Sagu, [[Adonara]]. Desa [[Ataili]] pada waktu itu diwakili oleh kepala Emi Kekon (almahrum). Sampai saat ini wilayah desa Ataili tidak berubah sejak penandatanganan surat keputusan perjanjian itu.
 
=== Religiositas ===
[[Berkas:Nubar.JPG|thumbjmpl|Nubar]]
Masyarakat desa ataili, semuanya beragama Katolik. Misionaris pertama di Lamalera yaitu P. Bernardus Bode, SVD datang dan menyebarkan agama Katolik di sana sehingga umat paroki Lamalera telah merayakan 125 tahun agama Katolik masuk di sana. Ataili yang pada waktu itu bernama "Ili" juga termasuk dalam bagian paroki Lamalera sehingga semua masyarakat dibaptis menjadi orang Katolik.
Sebelum beragama Katolik orang Ataili menyembah kepada Nuba Nara (Nubar).<ref>https://wiki-indonesia.club/wiki/Berkas:Nubar.JPG</ref> Nubar adalah batu penyembahan yang dianggap memiliki kekuatan supra natural. Sampai sekarang "nubar" milik orang Ataili masih ada tetapi tidak dirawat lagi.