Robo-robo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
B.anjasmoro (bicara | kontrib) k penambahan konten |
B.anjasmoro (bicara | kontrib) perubahan kecil |
||
Baris 3:
'''Robo-robo''' adalah upacara tolak bala oleh masyarakat Kota [[Mempawah]], [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]].<ref name="Amin Alkadrie"> {{cite web|url= http://m.liputan6.com/news/read/35110/upacara-penolak-bala-irobo-roboi-digelar-di-mempawah| title= ''Upacara Penolak Bala Robo-Robo Digelar di Mempawah''| publisher=liputan6.com | accessdate= 3 Juni 2013}} </ref> Upacara ini digelar pada hari [[Rabu]] pekan terakhir bulan [[Safar]], [[Hijriah]].<ref name="Kidnesia"> {{cite web|url= http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Kalimantan-Barat/Seni-Budaya/Tradisi-Robo-robo| title= ''Tradisi Robo-robo''| publisher= kidnesia.com| accessdate= 3 Juni 2014}} </ref>
'''Robo-robo''' merupakan aset budaya [[Kabupaten Mempawah]] dan menjadi salah satu '''Warisan Budaya Tak Benda Indonesia''' yang ditetapkan pada tanggal 27 Oktober 2016 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan sejak saat itu
== Sejarah ==
Pada awalnya acara ini digelar untuk menyambut [[Opu Daeng Menambon]] dari [[Kerajaan Tanjungpura|Kerajaan Matan]] ([[Tanjungpura]]) di [[Kabupaten Ketapang]] ke [[Kerajaan Mempawah]] yang dahulu bernama Panembahan Senggaok di [[Kabupaten Pontianak]] pada tahun [[1737]] M atau [[1448]] H.<ref name="Kerajaan Nusantara"> {{cite web|url= http://www.http://www.kerajaannusantara.com/id/kerajaan-mempawah/upacara| title= ''Upacara Robo-robo''| publisher= kerajaannusantara.com| accessdate= 3 Juni 2014.21.00}} </ref> Opu Daeng Menambon adalah keturunan [[Kerajaan Luwu]], [[Sulawesi Selatan]].<ref name="Kota Hantu"> {{cite web|url= http://www.pontianak.web.id/pontianak/sejarah-robo-robo.html| title= ''Sejarah Robo-Robo''| publisher= pontianak.web.id| accessdate= 3 Juni 2014.21.00}} </ref> Opu Daeng Menambon datang ke Mempawah untuk menyebarkan agama [[Islam]].<ref name="Kerajaan Nusantara"/> Selain menyebarkan agama Islam, Opu Daeng Menambon juga meneruskan tahta kerajaan Panembahan Senggaok yang pada saat itu dirangkap oleh sultan di Kerajaan Matan Tanjunpura.<ref name="Kerajaan Nusantara"/>
Berlayarnya Opu Daeng Manambon dari Kerajaan Matan Tanjungpura (Kabupaten Ketapang) diiringi sekitar 40 perahu.Saat masuk di Muara Kuala Mempawah, rombongan disambut dengan suka cita oleh masyarakat Mempawah. Penyambutan itu dilakukan dengan memasang berbagai kertas dan kain warna warni di rumah-rumah penduduk yang berada di pinggir sungai. Bahkan, beberapa warga pun menyongsong masuknya Opu Daeng Manambon ke Sungai Mempawah dengan menggunakan sampan. Terharu karena melihat sambutan rakyat Mempawah yang cukup meriah, Opu Daeng Manambon pun memberikan bekal makanannya kepada warga yang berada di pinggir sungai untuk dapat dinikmati mereka juga. Karena saat kedatangannya bertepatan dengan hari Minggu terakhir bulan Syafar, lantas rombongan tersebut menyempatkan diri turun di Kuala Mempawah.Selanjutnya Opu Daeng Manambon berdoa bersama dengan warga yang menyambutnya,mohon keselamatan kepada Allah agar dijauhkan dari bala dan petaka. Usai melakukan doa, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Prosesi itulah yang kemudian dijadikan sebagai awal digelarnya hari Robo-robo,yang setiap tahun rutin dilakukan warga Mempawah, dengan melakukan makan di luar rumah bersama sanak saudara dan tetangga.
|