Suku Buton: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Menolak 5 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 12468384 oleh 202.67.38.9
Baris 6:
|poptime= Kurang Kebih '''800.000''' jiwa <small>''di [[Indonesia]]''</small> (2015)
|popplace=[[Sulawesi Tenggara]]: '''650.000'''.{{br}} [[Maluku Utara]]: '''58.859'''.{{br}} [[Kalimantan Timur]]: '''38.946'''.{{br}}
|langs=[[Buton]], [[Bahasa Wolio|Wolio]], [[Binongko]], [[Tomia]], [[Bahasa Cia-Cia|Cia-Cia]], dan [[Bahasa Indonesia|Indonesia]].
|rels= [[Berkas:Star and Crescent.svg|18px]] [[Islam]]
|related=[[Tolaki]], [[Muna]], [[Binongko]], [[Tomia]]
}}
 
Baris 15:
Seperti suku-suku di [[Sulawesi]] kebanyakan, suku [[Buton]] juga merupakan suku pelaut. Orang-orang [[Buton]] sejak lama merantau ke seluruh pelosok Nusantara dengan menggunakan perahu berukuran kecil yang hanya dapat menampung lima orang, hingga perahu besar yang dapat memuat barang sekitar 150 ton.
 
Secara umum, orang [[Buton]] adalah masyarakat yang mendiami wilayah kekuasaan [[Kesultanan Buton]]. Daerah-daerah itu kini telah menjadi beberapa kabupaten dan kota di [[Sulawesi Tenggara]] diantaranya [[Kota Baubau]], [[Kabupaten Buton]], [[Kabupaten Buton Selatan]], [[Kabupaten Buton Tengah]], [[Kabupaten Buton Utara]], [[Kabupaten Wakatobi]], [[Kabupaten Bombana]], [[Kabupaten Muna]], dan [[Kabupaten WakatobiMuna Barat]].
 
Selain merupakan masyarakat pelaut, masyarakat [[Buton]] juga sejak zaman dulu sudah mengenal pertanian. Komoditas yang ditanam antara lain padi ladang, jagung, singkong, ubi jalar, kapas, kelapa, sirih, nanas, pisang, dan segala kebutuhan hidup mereka sehari-hari.