I.M. Pei: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 200:
Setelah [[François Mitterrand]] terpilih sebagai Presiden Prancis pada tahun 1981, ia mengeluarkan berbagai rencana pembangunan yang ambisius. Salah satunya adalah proyek renovasi Museum Louvre. Mitterrand mengangkat seorang pegawai negeri bernama Émile Biasini sebagai penanggungjawab. Setelah mengunjungi museum-museum di Eropa dan Amerika Serikat, termasuk Galeri Nasional AS, Émile meminta Pei untuk ikut dalam proyek ini. Pei diam-diam melakukan tiga kunjungan ke Paris untuk menentukan kelayakan proyek; hanya satu karyawan museum yang mengetahui alasan Pei mendatangi museum tersebut.<ref>Wiseman, hlm. 233; Boehm, hlm. 77.</ref> Pei akhirnya setuju bahwa proyek rekonstruksi Louvre tidak hanya mungkin dilakukan, tetapi memang diperlukan demi masa depan museum tersebut. Maka dari itu, ia menjadi arsitek asing pertama yang mengerjakan proyek di Louvre.<ref>Wiseman, hlm. 234.</ref>
 
Bagian utama dari proyek tersebut meliputi renovasi ''Cour Napoléon'' di tengah-tengah bangunan serta transformasi bagian dalam. Pei mengusulkan agar ada pintu masuk di tengah yang akan menghubungkan tiga bangunan utama (seperti di Gedung Timur Galeri Nasional). Di bawahnya akan ada beberapa lantai tambahan untuk penelitian, penyimpanangudang, dan keperluan perawatan. Ia merancang sebuah piramida dari kaca dan baja di tengah-tengah lapangan (yang pertama kali ia usulkan untuk Perpustakaan Kennedy) untuk dijadikan pintu masuk. Piramia ini "dicerminkan" oleh [[La Pyramide Inversée|piramida lain yang terbalik]] di bawahnya untuk memantulkan cahaya matahari ke dalam ruangan. Rancangan ini dibuat untuk menghormati arsitek bentang alam Prancis [[André Le Nôtre]] (1613–1700).<ref>Wiseman, hlm. 235–236.</ref> Pei juga merasa bahwa bentuk piramida paling cocok untuk transparansi, dan ia menganggapnya sebagai bentuk "yang paling sesuai dengan arsitektur Louvre, terutama dengan bidang bertingkat di atapnya".<ref name="Boehm, p. 84"/>
 
Biasini dan Mitterrand menyukai rancangan tersebut, tetapi proyek renovasinya tidak disukai oleh direktur Louvre, André Chabaud. Ia mundur dari jabatannya dan menyatakan bahwa proyek tersebut "tidak layak" dan dapat menghasilkan "risiko-risiko arsitektural".<ref>Dikutip dalam Wiseman, hlm. 240.</ref> Masyarakat juga bereaksi keras terhadap rancangan tersebut, terutama akibat usulan piramida di tengahnya.<ref>Wiseman, hlm. 249–250.</ref> Seorang kritikus menyebutnya "perkakas raksasa yang merusak";<ref name="w249">Dikutip dalam Wiseman, hlm. 249.</ref> kritikus yang lain mencibir Mitterrand dengan tuduhan "despotisme", karena ia dianggap telah merusak Paris dengan "kejahatan".<ref name="w249"/> Pei memperkirakan bahwa 90&nbsp;persen orang Paris menentang rancangannya. "Aku melihat muka-muka yang marah di jalanan Paris," katanya.<ref>Boehm, hlm. 80.</ref> Beberapa kecaman yang dilayangkan juga bersifat [[nasionalisme|nasionalistik]]. Salah satu orang yang menolak piramida tersebut menyatakan: "Aku kaget bahwa kita perlu mencari seorang arsitek Tionghoa di Amerika untuk mengurus pusat bersejatah ibu kota Prancis."<ref>Dikutip dalam Wiseman, hlm. 250.</ref>