Peranan seks dan gender dalam Gereja Katolik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
{{Gereja Katolik}}
[[Berkas:Weddingring-JH.jpg|thumbjmpl|235px|Menurut [[USCCB]], [[Sepuluh Perintah Allah dalam teologi Katolik#Perintah keenam|perintah keenam]] menyerukan pasangan suami-istri agar memelihara kesetiaan seksual dan emosional karena dipandang sangat penting dalam pernikahan serta merupakan cerminan kesetiaan Allah kepada umat manusia.<ref name="USCCB p. 405">USCCB, p. 405, kutipan: "Perintah keenam menyerukan pasangan suami istri untuk mempraktikkan kesetiaan eksklusif dan permanen antara satu sama lain. Kesetiaan emosional dan seksual sangatlah penting dalam komitmen yang dibuat pada perjanjian pernikahan. Allah menetapkan pernikahan sebagai suatu cerminan kesetiaan-Nya kepada kita."
</ref>]]
 
Baris 32:
 
=== Cinta kasih antara suami dan istri ===
[[Berkas:Weyden Matrimony.jpg|thumbjmpl|200px|rightka|Perkawinan, ''[[Triptik Tujuh Sakramen]]'', karya [[Rogier van der Weyden]], {{c.}} 1445.]]
 
Menurut ajaran Gereja, cinta suami-istri dimaksudkan untuk meraih suatu tujuan ganda perkawinan yang tak terputuskan: persatuan suami-istri dan penerusan kehidupan.<ref name="USCAT408"/> Aspek persatuan (unitif) meliputi pemberian keberadaan masing-masing pribadi pasangan suami-istri sehingga "mereka bukan lagi dua, melainkan satu."<ref name="USCAT408"/> [[Sakramen Perkawinan (Gereja Katolik)|Sakramen Perkawinan]] dipandang sebagai penyegelan Allah atas persetujuan pasangan suami-istri untuk saling memberikan diri satu sama lain. Ajaran Gereja mengenai status perkawinan mensyaratkan pasangan suami-istri saling menerima kegagalan dan kesalahan pasangannya, serta mengakui bahwa "panggilan menuju kekudusan dalam perkawinan" merupakan suatu hal yang memerlukan proses perubahan dan pertumbuhan rohani yang dapat berlangsung seumur hidup.<ref name="USCAT408">USCCB, p. 408</ref>
Baris 60:
 
== Afeksi rohani ==
[[Berkas:Estasi di Santa Teresa.jpg|rightka|thumbjmpl|''[[Ekstase Santa Teresa]]'' dalam basilika [[Santa Maria della Vittoria]] di [[Roma]] karya [[Gian Lorenzo Bernini]], seorang seniman [[barok]] Italia.]]
 
Afeksi atau kasih sayang spiritual telah sejak lama terdokumentasi dalam berbagai kisah hidup orang-orang kudus ([[santo]]/santa). Biografi [[Thomas Aquinas]], [[Teresa dari Avila]], [[Martin de Porres]], [[Yosef dari Cupertino]] dan banyak lainnya memuat episode-episode afeksi spiritual yang disaksikan oleh orang lain yang mengenal santo/santa tersebut atau berdasarkan pengakuan santo/santa itu sendiri dalam tulisan-tulisan mereka. Dalam ''Riwayat Hidup'' Santa Teresa, misalnya, ia mendeskripsikan suatu pengalaman yang menjadi dikenal sebagai ''[[Ekstase Santa Teresa]]'':