Jurnalisme sastra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Davidchrstan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 59:
Berdasarkan proses peliputannya teknik pelaporan Jurnalisme Sastra bisa dibilang penuh dengan detil-detil potret subyek. Hal ini sengaja diserahkan pada pembaca oleh jurnalis untuk dipikirkan, direnungkan, dan ditarik sendiri kesimpulannya. Pembaca diajak untuk berimajinasi dari fakta-fakta yang telah dirancang oleh jurnalis dalam urutan adegan, percakapan dan amatan suasana.
 
== Gaya Publikasi Jurnalisme Sastrapublikasi ==
JurnalistikJurnalisme sastrawisastra berfokus untuk menggabungkan jurnalisme dengan tulisan kreatif non-fiksi. Bergantung pada gaya publikasi dan kesamaan teknik penulisan, jurnalistikjurnalisme sastrawisastra memiliki kesamaan dengan beberapa jenis tulisan kreatif non-fiksi lainnya.
 
Karya tulis non-fiksi memiliki tenggat waktu, unsur dan kaidah kreatif yang berbeda-beda, diantaranya:
Baris 71:
 
=== Esai personal ===
Seperti esai pada umumnya, kemudian ditambahkan dengan kaidah sastra tetapi tetap menunjukkan ''truth'' (kebenaran) di dalam tulisan. Sehingga pada akhirnya terlihat seperti cerita tetapi bukan fiksi karena ditulis berdasarkan kenyataan yang sebenarnya. Tulisan seperti ini membuat pembaca bisa mengikuti alur cerita secara detail dan jelas serta dapat mengembangkan imajinasi pembaca. Seringkali tulisan seperti ini berisi tentang tanggapan penulis terhadap suatu kejadian penting seperti contohnya berbagai tulisan di Kompasiana.com, salah satunya Ketua Umum PSSI, [https://www.kompasiana.com/www.stevan-manihuruk.com/5ba8f233bde57506132dc2d3/ketua-umum-pssi-ketika-arogansi-melebihi-kompetensi Ketika Arogansi Melebihi Kompetensi].
 
=== Artikel ''Feature'' ===
Artikel ''feature'' merupakan tulisan berupa bagian kecil dari sebuah wacana yang panjang dan mengindahkan kaidah serta elemen-elemen sastra. Artikel ini dapat memuat tentang profil seseorang, sejarah, pengalaman manusia atau sebuah peristiwa/keadaan yang tidak terlalu menjadi perhatian masyarakat. Contohnya adalah tulisan Reja Hidayat di [[tirto.id]] berjudul [https://tirto.id/nasib-berbeda-jadi-sopir-pribadi-orang-kaya-jakarta-cE7y Nasib Berbeda Jadi Sopir Pribadi Orang Kaya Jakarta].
 
=== Non-fiksi Naratif ===
Baris 82:
Tulisan atau karangan prosa yang membahas masalah secara sepintas kemudian dibahas dari perspektif penulisnya dengan menggunakan elemen-elemen sastra, seperti misalnya dengan membahas sejarah atau asal usul dari sebuah permasalahan.
 
Perbedaan tulisan kreatif non-fiksi pada umumnya dengan jurnalistik sastrawi adalah secara penulisan jurnalistik sastrawi menggunakan kalimat yang cenderung lebih singkat, satu paragraf yang mewakili satu ide dan menunjukkan inti tulisan terlebih dahulu. Selain itu pesan yang ingin disampaikan juga lebih ditunjukkan dan diharapkan tulisan tersebut dapat memicu diskusi selanjutnya. Selain itu, blog dan ''broadcast media'' (media penyiaran) tidak termasuk dalam karya tulis non-fiksi kreatif. Blog dikelola sendiri oleh pemilik sehingga tidak termasuk media massa profesional. Sedangkan ''broadcast media'' penyiaran tidak termasuk dalam karya tulis non-fiksi karena bukan media cetak sehingga literersumber tidak ditemukan.
 
== JurnalistikJurnalisme Sastrawisastra dan Masyarakatmasyarakat ==
JurnalistikJurnalisme sastrawisastra dengan segala elemennya, tentu akan lebih mudah dimengerti apabila mereka yang membaca memiliki referensi sebelumnya, atau setidaknya sempat membaca karya sastra yang berkualitas. Sehingga melaui bacaan itu akan menghasilkan tulisan yang berkualitas pula. Kegiatan jurnalistik merupakan kegiatan untuk membangun masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan pendidikan jurnalistik dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri serta masyarakat.
 
== Pranala luar ==
 
* [https://tirto.id/nasib-berbeda-jadi-sopir-pribadi-orang-kaya-jakarta-cE7y Nasib Berbeda Jadi Sopir Pribadi Orang Kaya Jakarta]
* [https://www.kompasiana.com/www.stevan-manihuruk.com/5ba8f233bde57506132dc2d3/ketua-umum-pssi-ketika-arogansi-melebihi-kompetensi Ketika Arogansi Melebihi Kompetensi]
 
== Rujukan ==