Gabriela Sabatini: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun) |
||
Baris 51:
Di tahun 1987 kariernya semakin matang dengan menjuarai 3 turnamen dalam kurun waktu 3 bulan berturut-turut, yaitu Tokyo (mengalahkan Manuela Maleeva 6-4,7-6), Brighton (mengalahkan Pam Shriver 7-5,6-4) dan mempertahankan gelarnya di Buenos Aires (mengalahkan Isabel Cueto 6-0,6-2).
Di tahun 1988 Sabatini menjadi penantang serius bagi Steffi Graf karena hanya dia dan Pam Shriver yang bisa mengalahkan Graf
Sabatini
Di kategori ganda putri, Sabatini dan Graf juga akhirnya bisa meraih gelar ganda Grand Slam nya yaitu di Wimbledon 1988 dengan mengalahkan pasangan kuat Soviet Natalia Zvereva dan Larisa Savchenko 6-3,1-6,12-10 lewat pertarungan sengit 3 set.
Baris 65:
Namun apa daya, kesuksesan Sabatini di paruh awal 1991 tidak diikuti di sisa paruh akhir 1991 dimana tidak ada gelar juara yang diraih. Di ajang bergengsi Wimbledon, Sabatini harus kalah tipis dari Graf di final 4-6,6-3,6-8 padahal Sabatini sempat serving for the match 2 kali di set 3.
Memulai 1992 Sabatini berhasil meraup 5 gelar juara, yaitu di Sydney (gilas Arantxa Sanchez Vicario 6-1,6-1), Toray Pan Pacific di Tokyo (kalahkan Martina Navratilova 6-2,4-6,6-2), Family Circle di Hilton Head (sikat Conchita Martinez 6-1,6-4), Bausch & Lomb di Amelia Island (lumpuhkan Graf 6-2,1-6,6-3), dan Italian Open di Roma (lumat Monica Seles 7-5,6-4). Seperti halnya
Hambatan serius mulai menghampiri Sabatini
Di tahun 1995 dimulai dengan manis dengan menjuarai Sydney dengan kembali mengalahkan Davenport 6-3,6-4. Ini merupakan gelar ke 27 sekaligus tanpa diduga merupakan gelar terakhirnya di karier profesionalnya. Sabatini gantung raket di penghujung 1996 berbarengan dengan ajang turnamen bergengsi akhir tahun di Madison Square Garden New York. Usia yang terbilang masih muda yaitu di usia 26 tahun tapi Sabatini memutuskan untuk pensiun dini setelah 12 tahun karier profesionalnya.
|