Daging paus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari)
Baris 11:
[[Berkas:Indian Whalers Stripping Their Prey at Neah Bay - 1910.jpg|jmpl|ka|Pemburu paus suku Indian di [[Neah Bay, Washington]], Amerika Serikat, 1910]]
 
Di Eropa, paus diburu sejak [[Abad Pertengahan]] untuk daging dan lemaknya.<ref name=larousse>{{Harvnb|Lang|1988}} Larousse Gastronomique, p.1151, under "whale"</ref> Dalam hukum agama Katolik, paus masuk ke dalam kategori "ikan" sehingga dapat dikonsumsi pada [[Pra-Paskah]] dan puasa tertentu.<ref name=larousse/><ref name=burns>{{cite book|ref=harv|last=Burns|first=William E.|title=Science And Technology in Colonial America|publisher=Greenwood Publishing Group|year=2005|url=http://books.google.co.jp/books?id=Af5kC1XYUy4C&pg=PA49|isbn=978-0-631-22141-8}},</ref> Penjelasan lainnya yaitu gereja mengkategorikan "daging panas" (''hot meat'') sebagai daging yang meningkatkan [[libido]] sehingga tidak cocok untuk dikonsumsi dipada hari raya, dan "daging dingin" (''cold meat'') kebalikannya. Daging dari hewan dan bagian tubuh hewan yang terendam air, termasuk paus dan ekor [[berang-berang]] dikategorikan "daging dingin".<ref>{{Harvnb|Kurlansky|1999}}, p.62</ref>
 
Pemanfaatan daging paus tidak berakhir pada Abad Pertengahan saja melainkan terus terjadi hingga populasi ikan paus menurun drastis karena eksploitasi berlebih.<ref>{{Harvnb|Baffin|1881}}, ''The voyages of William Baffin, 1612-1622'', p.xxvi</ref> Sehingga para pelaut harus pergi jauh hingga ke [[Dunia Baru]] untuk mendapatkan paus.<ref>{{Harvnb|Baffin|1881}}</ref><ref>{{Harvnb|De Smet|1981}}, pp.301-9</ref>