Saat konflik antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] memuncak, [[perang di Kurukshetra|perang besar]] tidak bisa dielakkan lagi. Kedua pihak memutuskan untuk mengadakan perang di lapangan [[Kurukshetra]], [[India Utara]]. Karena ikatan kekerabatan, maka kerajaan Panchala memihak Pandawa. Atas pertimbangan dari [[Kresna]], penasihat kubu Pandawa, maka Drestadyumna dipilih sebagai panglima. Pangkat tersebut tidak tergantikan oleh siapa pun sampai peperangan berakhir. Sementara itu, kubu Korawa memilih [[Bisma]] sebagai panglima, yang kemudian tergantikan oleh [[Drona]] setelah kekalahan Bisma pada pertempuran dipada hari ke-10.
Pada pertempuran dipada hari ke-15, [[Kresna]] mengatur siasat untuk mengalahkan Drona. Ia tahu bahwa Drona tidak akan terkalahkan selama semangat bertarungnya masih ada. Maka dari itu, ia menyuruh [[Bhima|Bima]] untuk membunuh seekor [[gajah perang]] bernama Aswatama, yang bernama sama dengan putra kesayangan Drona. Setelah Aswatama terbunuh, Bima berkoar-koar kepada pihak musuh tentang keberhasilannya. Setelah Drona mendengarnya, ia pun memastikannya kepada [[Yudistira]], muridnya sendiri yang dikenal sebagai orang paling jujur di dunia. Yudistira membenarkan bahwa Aswatama mati, namun bukan Aswatama putra sang guru. Karena suara tabuh kemenangan yang bertalu-talu, penjelasan Yudistira tidak terdengar sepenuhnya oleh Drona. Merasa ditinggalkan oleh putra kesayangannya, ia pun lunglai dan enggan melanjutkan pertempuran. Ketika Drona yang kehilangan semangat, Drestadyumna memanfaatkan kesempatan itu untuk menebas leher Drona.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna">{{cite news|title=Positive thinking: Dhrishtadyumna|url=http://www.dnaindia.com/analysis/comment_positive-thinking-dhrishtadyumna_1774478|newspaper=DNA|date=December 7, 2012}}</ref>