Open Government Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 6:
== Sejarah ==
 
Benih-benih keterbukaan lahir sejak reformasi politik dipada tahun 1998. Seluruh elemen masyarakat menuntut pemerintah untuk menjadi lebih transparan dan menginginkan agar mereka diikutsertakan sejak proses perencanaan dan mendapatkan keleluasaan untuk terlibat dalam mengawasi kerja pemerintah. Semenjak itu, bola salju keterbukaan terus bergulir. Pemerintah Indonesia semakin yakin bahwa keterbukaan adalah dasar pemerintahan yang modern dan merupakan kunci untuk membuka potensi negara Indonesia di bidang ekonomi, layanan publik, dan inovasi menuju negara yang progresif, adil, dan sejahtera.
 
Keseriusan Pemerintah semakin nyata dengan ditandai Pengesahan [[Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik|Undang-Undang (UU) No. 14 tahun 2008 tentanng Keterbukaan Informasi Publik]] (KIP). Bagi Indonesia, terbitnya UU tersebut merupakan era baru pemerintah yang terbuka. Pemerintahan sangat meyakini bahwa Pemerintah yang terbuka (''Open Government'') menjadikan pemerintah semakin cerdas dalam menyelesaikan masalah dan melayani masyarakat lebih baik. Lebih-lebih setelah diterbitkannya [[Undang-Undang Pelayanan Publik|UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik]] semakin menambah komitmen Pemerintah yang bukan saja memperjuangkan hak-hak masyarakatnya untuk mendapatkan informasi namun lebih jauh lagi, Pemerintah menginginkan kemudahan akses publik kepada layanan Pemerintah secara murah, mudah dan berkualitas.
Baris 25:
''“Perluasan peran dan partisipasi publik (diperlukan) dalam pembangunan hingga membuka akses agar publik ikut mengawasi pembangunan. Inilah esensi Open Government.”''
 
Sementara itu progres gerakan OGI selama tahun 2012 berjalan cukup menggembirakan. Dari sisi kelembagaan, ''Open Government'' di Indonesia telah mendorong terbentuknya Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di 100% jajaran Kementerian/Lembaga dibawah Kabinet Indonesia Bersatu II dan ±30% Pemerintah Daerah. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan Negara juga memberikan hasil saat hasil survei ''Open Budget Index (OBI) ''Indonesia berhasil meningkatkan OBI dari 51 dipada tahun 2010 menjadi 62 dipada tahun 2012. Peningkatan capaian OBI tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat pertama di Asia Tenggara, peringkat ke-3 di Asia (setelah Korea Selatan dan India), dan dalam kelompok keterbukaan anggaran yang sama (''Significant Information)'' dengan negara-negara yang memiliki sistem demokrasi yang sudah mapan seperti Amerika Serikat. Survei transparansi anggaran ini dilakukan setiap dua tahun sekali oleh ''Open Budget Partnership'' (OBP), sebuah lembaga internasional independen yang secara berkala melakukan survei keterbukaan anggaran di 100 negara. Belum lagi keterbukaan dalam penegakan hukum antara lain menyangkut keterbukaan kegiatan pengadilan pajak (jadwal sidang dan risalah putusan pengadilan pajak) dan publikasi putusan Mahkamah Agung dalam 1 hari sejak putusan ada. Keterbukaan di area menyangkut layanan dasar masyarakat seperti bidang pendidikan melalui transparansi Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bidang Kesehatan melalui transparansi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Bahkan dukungan terhadap terwujudnya transparansi dalam proses pengadaan barang dan jasa sekalipun melalui pemanfaatan Sistem Online [[LPSE]] juga diupayakan sebagai bagian dari upaya preventif area yang rawan korupsi tersebut.
 
Di antaraberagam upaya tersebut diatas, program terobosan juga dilakukan pada tahun 2012 seperti kompetisi OGI yang diselenggarakan selama bulan April hingga Juli 2012. Di dalam kompetisi ini, 62 layanan publik berlomba untuk meningkatkan kualitas layanan publiknya. Upaya terobosan lain dalam ''Open Government'' di Indonesia termasuk beroperasinya portal [http://satulayanan.id satulayanan.net], yang saat ini telah berisi nyaris 200 modul informasi layanan dengan 1 juta ''page view'', mulai dari pembuatan paspor hingga informasi biaya pemasangan listrik.
Baris 160:
Tim Sekretariat OGI saat ini terdiri dari tiga anak muda yang bekerja penuh dedikasi menjalankan strategi OGI, yaitu Kevin Chandra, Agus Rachmanto dan Fajar Subchan, yang mendapat arahan dan bimbingan langsung dari Direktur OGI dan Deputi IV UKP-PPP. Kegiatan Sekretariat OGI juga didukung oleh mahasiswa/i sebagai pemagang dan berbagai relawan.
== Efektivitas ==
Selama lebih dari dua tahun berjalan, tahun pertama gerakan OGI fokus pada membangun pemahaman aparat pemerintah akan pentingnya keterbukaan dan bagaimana cara memulainya. Sedangkan dipada tahun kedua gerakan OGI lebih fokus pada pelibatan masyarakat umum untuk berpartisipasi mendorong keterbukaan pemerintahan dan dalam perumusan rencana aksi OGI.  Seluruh upaya yang dilakukan semata-mata bertujuan untuk mendorong nilai keterbukaan sehingga tercapainya pemerintahan yang lebih akuntabel, bersih, melayani,  dan memiliki ''good governance ''melalui aktivitas yang dilandasi oleh'' ''tiga pilar OGI.
 
Gerakan OGI telah menghasilkan berbagai capaian sebagai pelaksanaan rencana aksi OGI oleh kementerian dan lembaga pemerintah. Disamping keluaran berupa program yang konkrit dan terukur, efektivitas pencapaian tujuan gerakan OGI tampak pada perubahan pola pikir dan perilaku. Hal ini ditandai dengan berubahnya perilaku seperti ‘keterpaksaan’ aparat pemerintah akan keterbukaan menjadi ‘tanggung jawab’ akan keterbukaan, ‘skeptis’ publik menjadi ‘antusiasme’ untuk terlibat dalam gerakan OGI, munculnya pemikiran-pemikiran inovatif dalam pemecahan masalah, dan meningkatnya keterlibatan banyak pihak baik individu maupun institusi untuk secara langsung terlibat dalam gerakan OGI. Laporan lengkap pelaksanaan gerakan OGI tahun 2012 dapat dilihat pada [http://opengovindonesia.org/laporan-pelaksanaan-ogi/ laporan pelaksanaan OGI].