Pertunjukan seni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun) |
||
Baris 50:
Perkenalan gagasan Dada pada publik Berlin berlangsung, Huelsenbeck menyodorkan karyanya berjudul ‘''Dadaisme in Life and Art''’. Namun akhirnya pihak manajemen acara mematikan lampu di tengah-tengah pidato Haussmann, karena khawatir akan lukisan di dinding. Malam itu juga Huelsenbeck pergi menghilang ke kota asalnya di Brandenburg. Namun seniman Dadaisme Berlin tetap berjalan. Dalam kostum yang aneh-aneh, mereka berjalan-jalan di Kunfurstendamm dengan menyertakan slogan-slogan antara lain: Huelsenbeck adalah Weltdada, Meisterdada; Hausmann adalah Dadasoph; Grosz menggunakan bermacam nama antara lain: Boff, Dadamarschall, Propagandada; Gerhard Preiss menemukan Dada Trott, Musik Dada. Sejalan dengan keberadaan Komunisme Radikal dan persoalan lapangan kerja dan pengangguran, Berlin mengubah Dada menjadi makin agresif. Pertemuan Dada Internasional Pertama di Burchard Gallery pada bulan Juni 1920.
Di Cologne, Max Ernst membuka pameran ‘Dada-Vorfruhling’ bersama Jean-Arp dan Baargeld pada tanggal 20 April 1920. Pameran ini kemudian ditutup oleh polisi. Pengunjung yang sempat masuk mendapati di dalamnya karya Ernst berupa sebuah aquarium penuh air berwarna merah mengesankan darah dengan jam wekker di dasarnya dan sebilah tangan dari kayu menyembul ke atas permukaan air dan sebuah wig perempuan mengapung di atasnya. Sebilah kapak di dekatnya dapat mengundang audiens untuk segera memecahkan karya tersebut.
Francis Picabia, pendatang baru --lahir di Paris dan tinggal di New York serta Barcelona, selain di kota kelahirannya, orang kaya keturunan Cuba—memperkenalkan dirinya
Maret 1919 Tzara menerbitkan majalah sastra bernama Littérature bersama rekan-rekan korespondensinya André Breton, Louis Aragon, Paul Eluard, Philippe Soupault Pierre Reverdi dan Jean Cocteau di Paris. Hal ini yang menjadikannya untuk segera memutuskan kepindahannya ke Paris.
Tristan Tzara bersama gerakan rekan-rekan Prancisnya tersebut a.l.: André Breton, Louis Aragon, Jean Arp di Paris dan kemudian bersama tiga rekan lainnya Marcel Duchamp, Francis Picabia, dan Man Ray -- membawa spirit gerakan ini dari Paris ke New York.
Baris 59:
Berdasar pada data dan informasi yang saya temukan dalam referensi barat, ''performance art'' mengawali proses kehadirannya di dunia menjelang awal abad ke-20, saat Perang Dunia I, saat Ekspresionisme makin merambah kesadaran intelektual.
Namun beberapa masa sebelumnya, ada begitu banyak data yang menjadi latar belakang hingga menuju ke arah pembentukan genre ini serta merta menjadikan observasi ini merunut tak hanya setapak dua tapak ke belakang atas dasar relevansinya. Pemahaman atas genre seni ini semakin bisa terlihat benang merahnya secara ''flash back'' dengan mempelajari pengetahuan serta analisa atas sejarah seni sebelumnya, sejauh mana penemuan manuskrip dan penelitian atas berbagai artefak peradaban di masa lalu berhasil didapatkan.
Genre ini sebetulnya merupakan gerakan ‘''non-art''’ yang menisbikan konsep estetika. Lahir istilah ‘''avant-garde''’ oleh seorang pelukis Perancis, Henri de Saint-Simon
Setengah abad kemudian atau beberapa dekade sebelum ‘kelahiran’ ''performance art'', gerakan ‘anti seni’ ini muncul kembali ke permukaan dan lebih dikenal sebagai anti kemapanan berikut protes terhadap kaum fasis yang dianggap hipokrit dengan berbagai propaganda mereka sebagai bualan semata.
Baris 78:
''Performance'' adalah pilihan kata untuk menunjukkan proses terbitnya genre baru ini, khususnya di Amerika. Beberapa orang menyebutnya dengan action art (ini sebetulnya istilah lain dari action painting yang antara lain kerap dilakukan Jackson Pollock –seniman Amerika--yang beraliran ''abstract expressionism'').
Di tahun 1949, pelukis Jackson Pollock menjadi perhatian karena ulahnya saat proses melukis. Ia acapkali menyemburatkan cairan tinta dari kaleng (tak lagi menggunakan palet) ke atas kanvas yang terhampar di dinding, lantai dan sebagainya dalam studio Long Islandnya.
Foto-foto [oleh Hans Namuth] kegiatan Pollock tersebut baru dipublikasikan
Menuju tahun ‘60, muncul para seniman ‘''happenings''’. Tahun 1952, komposer John Cage menyebarkan ide-ide tentang ''performance'' dan antar disiplin seni. Melalui pengajarannya di ''New York's New School of Social Research'' dan ''North Carolina's Black Mountain College'', Cage mempengaruhi sejumlah besar seniman memasuki wilayah seni ''performance'', tak lagi berujud ''performing art''. Cage dan pasangannya Merce Cunningham mengawali kreasi multi media berjudul ''Theater Piece No. 1''. Karya ini menyertakan berbagai macam disiplin seni antara lain puisi, lukisan dan tari serta memecah jarak antara audiens dan para performer. Sejak itu karya mereka tersebut menjadi model ''performance''.
Di Eropa, sejarah seni menyertakan kaitan erat muatan retorika politik di dalamnya, khususnya Perancis. Simone de Beauvoir, Jean Genet dan Jean-Paul Satre menyebutnya ‘''combative art''’ sebagai bagian dari sebuah revolusi politik dan artistik.
Eksistensialisme merebak
Semangat penganut Sartre [''Sartrian Existentialism''] juga menyulut salah seorang seniman bernama Yves Klein dengan menyelenggarakan pameran
Di sebuah desa di Italia (1957), muncul gerakan perubahan artistik dan politik internasional berjuluk ''Situationist International'' [SI]. Gerakan ini berbaur dengan sekelompok kecil nan ekstrim antara lain t''he Lettrist International'', ''International movement for an imaginist Bauhaus'', dan ''London Psychogeographical Association''. Pembauran ini mempengaruhi ''CoBrA'', ''Dada'', ''Surrealism'', ''Fluxus''. Para performer di masa ini lebih sering disebut sebagai ''situationist''.
Baris 89:
Di akhir 1960-an, mahasiswa dan seniman radikal Perancis menggelar ''happenings'' 24 jam berjudul “Modernisme” di jalan raya depan Universitas Sorbonne, Paris.
''Happenings'' mengaburkan garis batas antara performer dan audiens, ''performance'' dan realitas. Salah seorang murid John Cage, Allan Kaprow tampil dengan karya ''18 Happenings in 6 Parts''-nya
Tahun 1960 dianggap sebagai tahun yang mengawali produktivitas ''performance'' secara resmi sebagai sebuah seni ulah. Muncul foto “Leap Into The Void” (1960) karya Harry Shunk berupa aksi Yves Klein di Paris saat ia tampak akan ‘terjun bebas’ dari sebuah atap rumah.
Kemudian
Sepanjang tahun 1960-an, beberapa dekade setelah timbulnya aliran Dada, terjadi pemberontakan para seniman beberapa kota di Eropa dengan identitas ‘''co-br-a''’ (Copenhagen-Brussel-Amsterdam). Di Jerman, digunakan istilah-istilah ''Happenings'', ''Aktionen'', ''Art Aktuel'', ''Art Tota''l atau ''Fluxus''.
Beranjak menuju tahun 1970-an, beberapa dekade setelah timbulnya aliran Dada dan pemberontakan para seniman beberapa kota di Eropa dengan identitas ‘co-br-a’-nya
Wolf Vostel mengawali gerakan ini di Jerman berikutnya bersama Nam Jun Paik --seniman asal Korea yang masa kecilnya hingga kuliah tinggal di Jepang, sebelum pindah ke Jerman--, beberapa tahun sebelum Paik memulai gagasannya di Amerika setelah penemuan video --terkenal hingga kini, yakni selaku penemu dan ‘bapak’ ''video art'' (seni video).
Baris 109:
Berbagai atraksi yang ditunjukkan merupakan realita maya. Aksi yang terjadi bukanlah penampilan ''an sich'' seperti yang terlihat atau yang terpersepsi, namun jauh di balik (''beyond'') itu terdapat makna atau pesan yang ingin disampaikan. Siratan gagasan ini adalah bentuk deskriptif sebuah ide yang secara konseptual dibangun melalui tubuh sebagai mediumisasi, tak lagi melalui alat-alat seni rupa (seperti kanvas, cat, patung, dsb.). Gagasan ini dikembangkan sejalan dengan perkembangan feminisme dan homoerotisme yang lebih mengeksplorasi tubuh sebagai seni itu sendiri. [Hal ini berdasar pada konsep para homoseksual dalam mempertanyakan keberadaan fisik mereka, sehingga mereka menggunakan tubuh mereka sendiri sebagai sebuah medium ekspresif] Hasil pemikiran Freud juga cukup kuat mengacak-acak pikiran di masa ini. Para seniman homoseksual umumnya disebut sebagai ''queer artist'' (''Queer'' = ''gay'', lesbian, transgender, atau juga biseksual).
Konsep yang dibangun para ''performance artist'' adalah berada dalam ruang struktur konsep sebelumnya, atau konsep dalam konsep, katakanlah konsep berbingkai. Konsep ini lahir dari gagasan yang terkonsep. ''Performance art'' adalah ''conceptual art'' atau ''idea art'' (penggagasnya adalah Sol LeWitt-- terkenal dengan minimal art-nya--, yang kemudian menjadi gerakan di pertengahan tahun 1960an) -- meski pun Duchamp
Tubuh di sini menjadi medium konseptual, yang memiliki aneka rupa fungsi konseptual sebagaimana sebuah sistem dengan struktur organ-organnya. Sistem ini yang dipercaya dapat memproduksi aneka macam gagasan mengenai konsep-konsep baru. Gagasan-gagasan ini pun lahir dari konsep-konsep yang telah terstruktur dan terbangun apa adanya sejak awal hingga proses perkembangannya terdahulu sebelum menjadi gagasan. Kelahirannya tetaplah berupa konsep.
Baris 117:
Maka arti penggunaan tubuh sebagai medium dalam ''performance art'' sangatlah jamak. ''Performance artist'' bebas menginterpretasikan hal ini. Eksplorasi tubuh dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam. Setiap seniman berhak memperlakukan tubuhnya dalam forum ini, baik telanjang atau pun melakukan kekerasan terhadap tubuhnya sendiri. Termasuk pengambilan gagasan dan pembangunan konsep-konsep baru yang bertujuan membuat penyadaran bagi audiens. Hal ini juga merupakan upaya eksplorasi tubuh. Pikiran dan sejuta gagasannya dalam otak di ruang tempurung kepala, termasuk bagian dari tubuh atau sebuah system dan organisasi sekaligus mediumisasi, yakni menggunakannya sebagai alat produksi karya ''performance art''.
Semenjak tahun 1970an, muncul istilah ‘''body art''’. “''Body Works''” merujuk pada “''Variously called actions, events, performances, pieces, things, the works present physical activities, ordinary bodily functions and other usual and unusual manifestions of physicality. The artist’s body becomes both the subject and the object of the work''”, demikian menurut ulasan di majalah Avalanche terbitan Kalifornia
Istilah ''performance art'' mulai jamak digunakan. Di tahun ‘70an tersebut, didirikan Museum of Conceptual Art di San Fransisco –oleh Tom Marioni--, sebuah pusat penting bagi eksperimen dalam seni. Area Teluk San Fransisco menjadi pusat ‘''life ar''t’. Di Washington tahun 1975, Kaprow memimpin sebuah panel diskusi yang bertajuk “Performance and the Arts” dan menyertakan Acconci, Yvonne Rainer dan Joan Jonas. Mereka sepakat bahwa ruang yang digunakan dalam “''performance''” adalah ‘lebih sering menjadi semacam sebuah ruang kerja daripada sebuah ''setting'' teatrikal secara formal’. Para ''performance artists'' menolak “''the dramatic structure and psychological dynamics of traditional theatre or dance''” dan memfokuskan diri pada “''bodily presence and movement activities''”.
|