Yaeko Nogami: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari)
Baris 23:
Di tengah populernya [[kesusastraan proletariat]] di awal [[zaman Showa]], Nogami menerbitkan ''Machiko'', ''Wakai Musuko'', dan ''Kanashiki Shōnen''. Menjelang Perang Dunia II, novelnya yang berjudul ''Kuroi Gyoretsu'' merupakan kritik keadaan zaman. Nogami bersahabat dengan novelis [[Miyamoto Yuriko]] (Nakajō Yuriko) dan [[Yoshiko Yuasa]]. Novel ''Nobuko'' karya Miyamoto Yuriko menjadi inspirasi bagi novel ''Machiko'' yang ditulis Nogami. Novel tersebut mengangkat kisah kehidupan wanita tahun 1920-an dan merupakan salah satu karya penting dalam kesusastraan Jepang. Ketika pecah Perang Dunia II, Nogami dan suami sudah berada di Eropa. Catatan perjalanan Nogami, ''Ōbei no Tabi'' berisi hal-hal yang dilihat dan dirasakannya sewaktu berada di Eropa.
 
Seusai perang, Nogami membantu pembentukan [[Shin Nihon Bungaku Kai]] (Perkumpulan Kesusastraan Jepang Baru) yang diketuai Miyamoto Yuriko. Nogami menjadi anggota pendukung, tetapi hanya berlangsung sebentar. Walaupun demikian, persahabatannya dengan Yuriko terus berlanjut hingga Yuriko meninggal dunia pada tahun [[1951]]. Setahun sekali dipada hari kematian Yuriko, Nogami tidak lupa mengirimkan karangan bunga ke rumah keluarga Miyamoto. Setelah suaminya, Toyoichirō wafat pada tahun [[1950]], setahun sekali dipada hari peringatan kematian suaminya, Nogami menerima bunga yang dikirimkan keluarga Miyamoto.
 
Seusai perang, karya Nogami sering mengangkat berbagai gaya hidup kalangan intelektual. Kelanjutan cerita ''Kuroi Gyoretsu'' yang tidak dapat ditulisnya semasa perang diterbitkan sebagai novel berjudul ''Meiro''. Setelah novel ''Meiro'' selesai ditulis, Nogami sempat mengunjungi RRT yang dijadikannya sebagai latar belakang cerita. Pada waktu itu, ia masih sehat dan sempat mengunjungi kota [[Yan'an]].