Museum Rumah Tanjung Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 7:
 
== Sejarah ==
Pemilik pertama bangunan ini, Pieter van de Velde merupakan salah satu anggota Dewan Hindia yang berasal dari [[Amersfoort]].<ref name="gallus">[http://gallusmagnus.nl/index.php/Landgoed_Groeneveld] Landgoed Groeneveld. Gallus Magnus.</ref> Setelah meletusnya peristiwa [[Geger pacinan]] yang melanda hampir seluruh [[Batavia|Kota Batavia]], van de Velde membeli sebuah lahan milik Kapiten Ni Hu-Kong dan wilayah lainnya di bagian selatan Meester Cornelis, yaitu di sebelah timur [[Ci Liwung|kali Ciliwung]]. Lahan tersebut dinamakan ''Tandjoeng Oost''. Di atas lahan tersebut dibangunlah sebuah landhuis yang megah pada tahun [[1756]]. Belum lama kemudian Pieter van de Velde meninggal pada tahun [[1759]]. Pemilik selanjutnya Adrian Jubbels membeli landhuis ini pada tahun [[1763]].<ref name="gallus" /> Setelah Adrian Jubbels, landhuis ini kemudian dimiliki oleh Jacobus Johannes Craan dipada tahun yang sama. Johannes Craan menamai landhuis ini ''Groeneveld'' dan merenovasi seluruh landhuis ini dengan ornamen gaya [[Louis XV dari Perancis|Louis XV]] dan Pintu serta jendela yang mengadopsi gaya [[Tionghoa]]. keseluruhan bangunan ini tidak mengalami perubahan sampai pada akhirnya terbakar pada tahun 1985.<ref name="mjd-eyya">[http://mjd-eyya.blogspot.com/] Abdul Majid's blog</ref><ref name=jpost-groen>[http://m.thejakartapost.com/news/2008/01/25/beautiful-dutch-villa-ruins.html]. A beautiful Dutch villa in ruins. Jakarta Post. Retrieved February 12, 2015.</ref>
 
Setelah Johannes Craan meninggal pada tahun [[1780]], bangunan ini diwariskan kepada putrinya, Catharina Margaretha Craan yang kemudian diambil alih oleh suaminya, Willem Vincent Helvetius van Riemsdijk (anak kedua dari [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] [[Jeremias van Riemsdijk]]). Helvetius van Riemsdijk sendiri sebelumnya sudah menduduki pangkat tertinggi di bidang administratif [[Pulau Onrust]] ketika masih berumur 17 tahun. Helvetius van Riemsdijk juga memiliki berbagai lahan dan perkebunan tebu di daerah [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Cibinong, Bogor|Cibinong]], [[Cimanggis, Depok|Cimanggis]], [[Ciampea, Bogor|Ciampea]], [[Cibungbulang, Bogor|Cibungbulang]], [[Sadeng, Leuwisadeng, Bogor|Sadeng]], dan [[Ciracas, Jakarta Timur|Tandjoeng-Oost]]. Semua properti tersebut tetap dimiliki oleh keluarga van Riemsdijk hingga memasuki [[Perang Dunia Kedua]].<ref name="gallus" />