Sastra Korea Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 1:
{{About|sastra dari wilayah utara [[Semenanjung Korea]] setelah proklamasi berdirinya [[Korea Utara|Republik Demokratik Rakyat Korea]] dipada tahun 1948|sastra Korea sebelum tahun itu|Sastra Korea}}
 
[[Berkas:North_Korea-Pyongyang-Grand_People's_Study_House-Books-01.jpg|al=A shelf of books with Korean writing on them|jmpl|Buku-buku yang dipajang di [[Rumah Belajar Rakyat Agung]], [[Pyongyang]]]]
Baris 19:
Menurut [[Brian Reynolds Myers|B. R. Myers]], karya [[Cho Ki-chon]] di akhir 1940-an menjadi contoh dari awal kultus individu Kim Il-sung yang dibangun berdasarkan [[Marxisme–Leninisme]] di Blok Timur. Kemudian karya tersebut segera digantikan oleh karya [[nasionalisme etnis Korea]] seperti karya [[Han Sorya]].<ref><cite class="citation book">Myers, B. R. (2015). </cite></ref>  Cho menggambarkan Kim Il-sung sebagai pemikir brilian yang memiliki kekuatan dan kecerdasan, sementara Han menggambarkannya dengan kearifan lokal Korea dengan kenaifan "menguasai Marxisme–Leninisme dengan hatinya, bukan otaknya". Karya dari Han lebih dipilih sebagai standar propaganda daripada Karya Cho.<ref><cite class="citation book">Myers, B. R. (2011). </cite></ref>
 
Menurut [[Jang Jin-sung]], sebelum tahun 1994, ketika [[Kim Il-sung]] masih hidup, karya novel menjadi karya sastra utama.<ref name="sung"><cite class="citation book">Jang Jin-sung (2014). </cite></ref> Hampir semua penghargaan negara tersebut sebagai [[Medali Kim Il-sung]] diberikan kepada novelis.<ref name="sung"><cite class="citation book">Jang Jin-sung (2014). </cite></ref> Panjangnya cerita pada novel menjadi media yang sempurna untuk menjelaskan mengenai tindakan yang dilakukan Kim Il-sung, yang dirinya juga merupakan pembaca dan penulis novel.<ref name="sung"><cite class="citation book">Jang Jin-sung (2014). </cite></ref> Setelah [[Kematian dan pemakaman Kim Il-sung|kematiannya]] dipada tahun 1994, novel diganti dengan puisi, yang sebagian besar disebabkan karena masalah ekonomi sehingga harga kertas menjadi mahal dan puisi tentang Kim Jong-il bisa dicetak kembali dengan mudah dalam satu halaman koran.<ref name="sung"><cite class="citation book">Jang Jin-sung (2014). </cite></ref> Puisiipendek merupakan karya yang paling umum, sementara [[Wiracarita|epos]] dibatasi untuk hanya enam puisi.<ref name="sung"><cite class="citation book">Jang Jin-sung (2014). </cite></ref> Epos (dan film) menjadi alat propaganda politik utama di bawah [[Kim Jong-il]].<ref name="sung"><cite class="citation book">Jang Jin-sung (2014). </cite></ref>
 
[[Kementerian Kebudayaan (Korea Utara)|Kementerian Kebudayaan]] Korea Utara mempromosikan sastra Korea Utara di Rusia dan Cina selama era [[Perang Dingin]]. Beberapa akademikus Rusia mempublikasikan penelitian mengenai karya Sastra Korea Utara. Beberapa novel yang telah diterjemahkan ke bahasa Rusia.dan Mandarin antara lain: