Sejarah Bangka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Baris 25:
=== Prasasti Kota Kapur ===
[[Berkas:Prasasti Kota Kapur.jpg|100px|jmpl|Prasasti Kota Kapur]]
Entah sejak kapan Pulau Bangka mulai dihuni [[manusia]].<ref name="Bambang Tommy">{{id}} {{cite web |url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/wp-content/uploads/sites/19/2014/04/1.-Bambang-Tommy-hal-1-13-CF.pdf |title=Kementrian Pendidikan dan Budaya |publisher= Bangka Belitung dalam Lintas Niaga |accessdate= 12 Mei 2014}}</ref> Hingga saat ini, satu satunya tempat yang mempunyai bukti tertulis tertua di Pulau Bangka dan bertarikh bahwa di Bangka telah ada hunian adalah [[Prasasti Kota Kapur]].<ref name="Bambang Tommy"/> Prasasti yang ditemukan di Desa Penagan, [[Kecamatan Mendo Barat]], [[Kabupaten Bangka]] bertanggal [[28 April]] 686 Masehi.<ref name="Bambang Tommy"/> [[Prasasti kota kapur]] di tulis menggunakan [[huruf pallawa]] dalam [[bahasa Melayu]] Kuno.<ref name="prlog">{{id}} {{cite web |url=http://www.prlog.org/10714580-asal-usul-nama-pulau-bangka.pdf |title=Nama Pulau Bangka |publisher= Asul-usul nama Pulau Bangka |accessdate= 12 Mei 2014}}</ref> Prasasti-prasasti kota kapur ini menunjukan pengaruh [[Kerajaan Sriwijaya]] atas pulau Bangka kala itu, diperkirakan antara abad ke-6 Masehi dan abad ke-7 Masehi.<ref name="prlog"/> [[Prasasti]] itu dibuat masa pemerintahan [[Dapunta Hyang]], penguasa kerajaan Sriwijaya.<ref name="prlog"/> Artifak ini ditemukan oleh seseorang dari [[Belanda]] bernama J.K. Van Der Meulen dipada tahun [[1892]] di daerah [[kabupaten Bangka]], kecamatan Mendo Barat.<ref name="prlog"/> Kemudian artifak-artifak tersebut dianalisa oleh H. Kern, seorang ahli [[Epigrafi]], dimana ia menganggap bahwa sriwijaya adalah nama seorang raja, karena ''sri'' mengindikasikan seorang "raja". Hingga akhirnya George Cœdès (1886-1969), seorang [[sejarahwan]] dan [[arkeolog]] [[Perancis]] menyatakan bahwa Sriwijaya adalah sebuah Kerajaan.<ref name="prlog"/> Prasasti ini dipahatkan pada sebuah [[batu]] yang berbentuk tugu bersegi-segi dengan ukuran tinggi 177&nbsp;cm, lebar 32&nbsp;cm pada bagian dasar, dan 19&nbsp;cm pada bagian puncak.<ref name="prlog"/> Isinya berupa ''low enforcement'' bagi orang-orang pulau Bangka, yakni semua orang yang melawan atau memberontak terhadap Sriwijaya akan dihukum dan dikutuk.<ref name="prlog"/> Di dalam salah satu prasasti tersebut tertulis "VANKA" dalam huruf pallawa, yang diartikan "TIMAH".<ref name="prlog"/> Secara geografis daerah Kota Kapur merupakan dataran yang berhadapan langsung dengan Selat Bangka yang bermuara juga sungai-sungai Upang, Sungsang, dan Saleh dari daratan Sumatra.<ref name="Bambang Tommy"/> Disekelilingnya, di sebelah [[barat]], [[utara]], dan [[timur]] masih tertutup hutan rawa pantai.<ref name="Bambang Tommy"/> Disebelah [[selatan]] tanahnya agak berbukit-bukit.<ref name="Bambang Tommy"/> Bagian yang tertinggi disebut Bukit Besar dengan ketinggian sekitar 125 meter diatas permukaan laut.<ref name="Bambang Tommy"/> Di sebelah utara, membentang dari timur laut menuju barat mengalir Sungai Mendo yang bermuara di Selat Bangka setelah sebelumnya membelah daerah rawa-rawa.<ref name="Bambang Tommy"/>
 
=== Arca Wisnu ===