Tentara Revolusioner Nasional: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun) |
||
Baris 38:
== Sejarah ==
Tentara Revolusioner Nasional (TRN) dibentuk Kuomintang (KMT) pada tahun 1925 sebagai kekuatan militer yang bertujuan untuk menyatukan Tiongkok melalui [[Ekspedisi Utara]]. Tentara ini dibangun dengan bantuan dari [[Komintern]] serta berada di dalam doktrin [[Tiga Prinsip Rakyat]]. Perbedaan antara partai, negara dan tentara kadang tidak jelas. Sejumlah besar pejabat tinggi tentara ini merupakan lulusan [[Akademi Militer Whampoa]]. Komandan pertamanya, Chiang Kai-shek, menjadi [[panglima tertinggi]] pada tahun 1925 sebelum melancarkan Ekspedisi Utara. Selain Chiang Kai-shek, komandan yang terkenal di TRN adalah [[Du Yuming]] serta [[Chen Cheng]]. Akhir era ''warlord'' di Tiongkok sering diatribusikan pada akhir Ekspedisi Utara
Di tahun 1927, setelah berakhirnya [[Front Persatuan Pertama di Tiongkok|Front Persatuan Pertama]] antara kaum Nasionalis dan Komunis, KMT yang saat itu memimpin menghabisi anggota-anggotanya yang kiri serta menghancurkan pengaruh Soviet. Chiang Kai-shek kemudian meminta Jerman (yang secara historis merupakan kekuatan militer yang hebat) untuk mengorganisir dan memodernisasi kembali Tentara Revolusioner Nasional. [[Republik Weimar]] kemudian mengirimkan konsultan ke Tiongkok, namun karena larangan-larangan yang berlaku sejak [[Perjanjian Versailles]], konsultan ini tidak bisa bergerak dalam bidang militer. Chiang pada awalnya meminta bantuan jenderal terkenal seperti Ludendorff dan von Mackensen, namun pemerintahan Republik Weimar menolak karena menganggap mereka terlalu terkenal dan takut akan kemarahan Sekutu. Hal ini juga diperkirakan akan menimbulkan kesan bahwa jenderal-jenderal tersebut bekerja sebagai tentara bayaran.
Ketika [[Adolf Hitler]] menjabat [[Kanselir]] Jerman
Di tahun 1934, Jendral [[Hans von Seeckt]], sebagai konsultan Chiang, membuat "Rencana 80 Divisi" untuk mereformasi keseluruhan tentara Tiongkok menjadi 80 divisi tentara yang terlatih dan bersenjata, yang diorganisir menurut rencana Jerman. Rencana ini tak pernah sepenuhnya dijalankan. Kaum ''warlord'' tidak bisa bersetuju antara divisi mana yang harus digabung dan dibuang. Lebih lanjut, korupsi dan penipuan juga marak, terutama di divisi-divisi dengan kekuatan lemah (kebanyakan divisi). Mereformasi tentara akan mengancam "pendapatan" para komandan divisi. Dengan demikian, pada bulan Juli 1937 hanya ada delapan divisi infantri (3, 6, 9, 14, 36, 87, 88, dan Divisi Pelatihan) yang selesai melaksanakan reorganisasi dan pelatihan.
|