Revisi per 21 November 2018 22.19 sunting RaFaDa20631 (bicara \| kontrib) Pengurus 95.532 suntingan Tidak ada ringkasan suntingan ← Revisi sebelumnya		Revisi per 21 November 2018 22.19 sunting balikkan RaFaDa20631 (bicara \| kontrib) Pengurus 95.532 suntingan Tidak ada ringkasan suntingan Revisi selanjutnya →
Baris 24: Stasiun ini semula hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus, namun jalur 1 sudah dibongkar. Arsitektur stasiun ini mirip dengan stasiun-stasiun di [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]], yaitu [[Stasiun Bantul]], [[Stasiun Palbapang\|Palbapang]], [[Stasiun Winongo\|Winongo]], [[Stasiun Kedundang\|Kedundang]], [[Stasiun Sukoharjo\|Sukoharjo]], [[Stasiun Wojo\|Wojo]], maupun [[Stasiun Rewulu\|Rewulu]], antara lain berupa [[ventilasi]] bulat berterali besi kotak-kotak. ~~Halte~~Stasiun yang saat ini hanya memiliki satu jalur kereta api ini (semula dua jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus) dahulunya hanya dilayani oleh [[kereta api Pandanwangi (Semarang-Solo)\|KRD Pandanwangi Semarang]], namun ~~halte~~stasiun ini diduga dinonaktifkan pada paruh awal dekade 2000-an karena rasionalisasi pemberhentian, tidak ada lagi persilangan maupun persusulan antarkereta api di jalur ini, letaknya yang terpencil, dan okupansi yang minim. Saat ini bangunan stasiun ini masih ada namun tak pernah difungsikan. Papan namanya yang masih bergaya Perumka/PT KA masih terpampang.

Stasiun Gedangan (Grobogan): Perbedaan antara revisi