Sejarah ekonomi Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
fakta baru
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
Dalam dunia perdagangan, Kerajaan Sriwijaya berkembang dengan pesat menjadi Kerajaan utama yang mengendalikan 2 jalur perdagangan utama antara India dan Cina, yaitu melalui [[Selat Sunda]] dari Palembang dan [[selat Malaka]] dari Kedah.  Dalam suatu catatan dari pedagang Arab, catatan tersebut menyatakan bahwa luasnya wilayah kerajaan yang begitu besar bahkan membuat kapal tercepatpun tidak mampu untuk bisa berpergian mengelilingi semua pulau-pulau yang menghasilkan kamper, gaharu, cengkeh, kayu cendana, pala, kapulaga dan cubebs, gading, emas, dan timah, kekayaan masing-masing pulau menjadikan kerajaan ini bisa memiliki kekayaan setara dengan raja yang ada di India.
 
Selain membina hubungan perdagangan dengan India dan Cina, Sriwijaya juga didirikan hubungan dagang dengan Kerajaan di [[Jazirah Arab]]. Terdapat sebuah kemungkinan besar, seorang utusan dikirim oleh Maharaja Sri Indrawarman untuk menyampaikan surat perkenalan kepada Khalifah [[Umar bin Abdul-Aziz]] dari [[Kekhalifahan Umayyah]] dipada Tahuntahun 718 Masehi. Surat tersebut kembali bersama dengan ''Zanji'' (budak wanita dari Zanj), sebagai hadiah dari Khalifah untuk maharaja yang menjadi pertanda baik dibukanya hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan Kekhalifahan Umayyah. Hal ini diperkuat dengan adanya berita dari China yang menyebutkan tentang seorang yang bernama ''Shih-li-t-'o-pa-mo'' (Sri Indravarman), Maharaja dari ''Shih-li-fo-shih'' dipada Tahuntahun 724 mengirimkan hadiah kepada kaisar berupa ''ts'engchi'' (Cina ejaan bahasa arab ''Zanji''). Sriwijaya mendominasi kekuatan ekonomi dan politik dikawasan tersebut hingga berakhirnya pada abad ke-13.
 
=== Majapahit ===