Dedi Gusmawan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 2 suntingan oleh 112.215.171.206 (bicara): Vandalisme. (Twinkle 🍁)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Baris 28:
Pemain yang sebelumnya membela [[Mitra Kutai Kartanegara|Mitra]] Kukar, pertama kali terjun di kasta tertinggi liga Indonesia tahun 2006 bersama PSDS. Ia bertahan selama dua tahun berseragam traktor kuning.
 
Dedi Gusmawan kemudian bergabung bersama klub kebanggaan masyarakat Riau, PSPS. Sejak bergabung dengan Askar Bertuah permainannya terus berkembang. Posisinya tak tergantikan di  ''line-up''  PSPS dan ia juga di dapuk sebagai kapten. Ketenangan pemain yang identik dengan nomor 27, memberi garansi bagi pelatih PSPS kala itu, Abdul Rahman Gurning, atau lebih di kenal dengan sapaan Bang Haji.
 
“Ban kapten akan saya percayakan kepada Dedi karena dia sosok pemain yang tenang di lapangan,” kata Bang Haji.
Baris 38:
Dedi Gusmawan harus bersaing dengan Reynaldo Lobo dan Gunawan Dwi Cahyo untuk memperebutkan satu slot di jantung pertahanan Naga Mekes.
 
Penampilan  ''topcer''  nya membuat pelatih Mitra Kukar saat itu, Stefen Hansson jatuh hati padanya. Ia pun selalu di plot jadi pengawal lini pertahanan klub kebanggaan Kutai Kartanegara. Tak sampai di situ, Dedi di percaya sebagai kapten kedua oleh Mitra Kukar, setelah Zulkifli Syukur.
 
Karena sudah mengetahui kualitas mantan anak didiknya, Hansson tak pikir dua kali dalam mempercayakan satu posisi lowong yang ada di klub  ''Zeyashwemye FC''  kepadanya.  Hal ini juga tak terlepas dari di  ''banned''  nya Indonesia oleh FIFA yang mengakibatkan mati surinya sendi persepak bolaan Indonesia.
 
Dedi Gusmawan kiprahnya bisa jadi pembuka mata dan penyemangat bagi pemain Indonesia lainnya untuk berkarier di kompetisi negara tetangga. Tetap berusaha dan bekerja keras Boyz.