Seboto, Gladagsari, Boyolali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (- diantara, + di antara)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Baris 16:
 
== Sejarah ==
Sejarah desa Seboto dapat dibilang unik dan mengundang rasa penasaran apabila di bandingkan dengan sejarah berdirinya suatu tempat lainnya. Secara pasti desa Seboto dapat diketahui tahun berdiri/pembentukannya. Hal tersebut didukung dengan adanya prasasti yang sampai saat ini masih ada di lokasi komplek makam Pahlawan  [[Suharso|Prof. Dr. Soeharso]].
 
Berikut adalah uraian sejarah desa Seboto yang telah dirangkum oleh tim Pemerintah  ''Desa Seboto''  berdasarkan sumber dan bukti peninggalan sejarah.
 
Sejarah desa Seboto diawali pada masa perlawanan penjajah Belanda oleh Pangeran Diponegoro dan pengikutnya. Dalam suatu peperangan melawan penjajah Belanda pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro terpojok, banyak diantaranya meningga dunia di medan perang dan tidak sedikit yang mampu menyelamatkan diri dari kekejaman penjajah.
Baris 30:
Setelah Ki Tjo Taroeno meninggal dunia, warga desa kehilangan sosok sesepuh sekaligus panutan. Warga desa mulai kebingungan berusaha mencari penggantinya. Sesepuh desa mulai mengadakan pertemuan untuk membahas pengganti Ki Tjo Taroeno. Sosok seorang Ki Niti Poero yang memang telah lama berada di tengah-tengah warga dan tidak sedikit pengabdiannya kepada warga terlebih nama besarnya pernah berperang melawan penjajah bersama Pangeran Diponegoro membuatnya menjadi kandidat yang kuat. Pada akhirnya warga desa bersepakat mengangkat Ki Niti Poero menjadi Kepala Desa.
 
Dalam tugasnya sebagai Kepala Desa Ki Niti Poero mendapat predikat yang baik dari masyarakat, selain kepeduliannya terhadap sesama juga karena kepiawaiannya dalam mensejahterakan masyarakat. Seiring jabatannya sebagai Kepala Desa, disuatu waktu Ki Niti Poero menemukan sebuah tombak yang diberi nama  ''“Koro Welang”'', konon tombak tersebut mampu menambah kewibawaan sebagai Kepala Desa.
 
Sebagai Kepala Desa, Ki Niti Poero berfikir keras berupaya untuk meningkatkan taraf hidup warga desa. Satu di antara sekian banyak usahanya yang menjadi cikal bakal nama desa Seboto yaitu usahanya dalam mengajak warganya untuk membuat batu bata merah.
Baris 38:
Hal tersebutlah yang akhirnya menjadi cikal bakal nama desa Seboto yaitu karena Bata Merah yang sempurna hanya satu maka pada akhirnya desa tersebut diberi nama “SEBOTO”.
 
Peristiwa tersebut terjadi pada tahun  ''Kuncoro Tri Sariro Tunggal'', penjabarannya sebagai berikut:
 
Kuncoro               : 1 (satu)
 
Tri                         : 3 (tiga)
 
Sariro                   : 8 (delapan)
 
Tunggal                : 1 (satu)
 
Arti dari  ''Kuncoro Tri Sariro Tunggal''  adalah tahun 1831.
 
Demikian uraian sejarah berdirinya Desa Seboto yang ternyata Desa Seboto didirikan oleh seorang pejuang kemerdekaan serta diawali dengan cerita yang penuh dengan semangat hidup tinggi penuh dengan gotong royong.