Sejarah tulisan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
Baris 8:
# '''ALFABET YUNANI KUNO (± 1000 SM)''' Pada masa Yunani Kuno telah ditemukan alfabet (serangkaian simbol visual yang sederhana untuk bunyi-bunyi dasar). Alfabet dapat dirangkai dan dikombinasikan untuk menciptakan konfigurasi visual bagi setiap suara dan kata yang diucapkan oleh manusia. Kata 'alfabet' diambil dari dua huruf pertama Yunani Kuno, yaitu alfa dan beta. Dengan alfabet, ratusan simbol dan tanda yang diubutuhkan oleh pictogram dapat digantikan oleh 20-30 an tanda-tanda dasar yang lebih mudah dipelajari. Alfabet Yunani Kuno diperkirakan bersumber dari : Huruf Phoenicia, Huruf Kreta Awal, dll.
# '''ALFABET ROMAWI KUNO (± 200 SM)''' Alfabet Romawi Kuno bersumber dari alfabet Yunani Kuno, yang berkembang menjadi huruf latin pada masa kini, meskipun pada awalnya belum selengkap sekarang. Pada masa itu tulisan dibuat untuk menandai bangunan, menjelaskan peristiwa tertentu pada prasasti/ tugu, menandai peti jenasah, makam, untuk karya sastra, arsip, dll.
# '''ILLUMINATED MANUSCRIPT (Awal Ab 15 M)''' Pada masa Medieval (Abad pertengahan) (600-1500) di Eropa Barat, segala aspek kehidupan dipusatkan pada gereja dan perkembangan agama Nasrani. Yang menjadi pusat perkembangan budaya adalah biara dengan para biarawan sebagai senimannya. Ditemukan Illuminated Manuskrip (manuskrip berilustrasi) yang berisi hal-hal entang penyebaran agama Nasrani dan tentang hidup. Manuskrip ini selain berisi tulisan yang menggunakan typografi yang khusus, juga berisi gambar dan ornamen. Semuanya itu ditulis dengan tinta pada kulit hewan (vellum). Setelah masa Medieval timbul masa Renaissance (1300-1500), yang cenderung kembali pada pola pemikiran rasional (setelah sebelumnya pemikiran dikekang oleh aspek-aspek keagamaan), para seniman mulai dikenal secara individu. Para seniman biasanya tidak hanya mengenal satu bidang pekerjaan saja, bahkan kadang seniman juga menjadi ilmuwan, misalnya: Leonardo da Vinci. Hal ini yang penting pada masa ini adalah dikembangkannya teknik cetak di Eropa, terutama di Jerman (sebelumnya sudah dikembangkan di Cina) baik oleh seniman, seperti: Albrecht Durer, maupun oleh pengusaha seperti: Guttenberg. Pada akhirnya Guttenberg dianggap sebagai penemu mesin cetak (1440-an).<ref>Scuthle Nordholt, dkk,  ''Perspektif baru Penulisan Sejarah Indonesia'', 2008, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia</ref>
 
== Sistem Tulisan<ref>Darmawi, Ahmad. 2008.  ''ARAB MELAYU, Pemunculan Tulisan, Sistem dan Istilah Jawi''. rakyatriau.com</ref> ==
Sistem tulisan terdiri dari seperangkat grafem beserta ciri-ciri penggunaanya. Setiap grafrem terdapat satu alograf atau lebih. Kedudukan grafem dan alograf dalam sistem tulisan sama dengan hubungan fonem dan alofon dalam fonologi. Begitupula hubungan grafem dan alograf serupa dengan hubungan fonem dan alofon. Umumnya setiap grafem mewakili sebagian struktur bahasa lisan.
 
Sistem menulis utama berupa metode menulis, yang secara luas terbagi menjadi empat kategori, yaitu:
* .      Logografis Sebuah logogram adalah karakter tertulis yang mewakili kata atau morfem. Sejumlah besar logogram dibutuhkan untuk menulis sebuah bahasa, dan bertahun-tahun dibutuhkan untuk mempelajarinya. Ini menjadi kerugian utama sistem logografis dibandingkan sistem alfabetis. Walau begitu, efisiensi membaca tulisan logografis pernah bermanfaat besar. Tidak ada sistem menulis yang sepenuhnya logografis, semua memiliki komponen fonetik serta logogram (komponen logosilabik dalam kasus karakter China, Cuneiform dan bangsa Maya) di mana sebuah glif dapat dijadikan morfem, silabil atau keduanya. Logokonsonantal dalam kasus hieroglif, banyak memiliki komponen ideografis (radikal di China dan determiner pada hieroglif). Contoh, dalam bahasa Maya, glif untuk sirip, dibaca ka’, digunakan untuk menyajikan silabel ka kapanpun pengejaan logogram dibutuhkan atau ketika tidak ada logogram. Pada bahasa China, sekitar 90% karakter adalah senyawa dari unsur semantik (makna) yang disebut radikal dengan karakter yang ada untuk menunjukkan ucapan disebut sebuah fonetik. Walau begitu, elemen fonetik demikian menggantikan elemen logografis daripada sebaliknya. Sistem logografis utama yang digunakan saat ini adalah karakter China, digunakan dengan beberapa modifikasi untuk berbagai bahasa di China, Jepang, dan Korea di Korea Selatan. Yang lain adalah naskah klasik Yi.
* Silabaris Sebuah silabaris adalah seperangkat simbol tertulis yang mewakili (atau mendekati) silabil. Sebuah glif adalah sebuah silabari yang menjadi konsonan diikuti sebuah vokal, atau hanya sebuah vokal, walaupun di beberapa naskah silabil yang lebih kompleks (seperti konsonan-vokal-konsonan, atau konsonan-konsonan-vokal) dapat memiliki glifnya. Silabil yang berhubungan secara fonetik tidak ditunjukkan dalam naskah. Contoh silabil ka dapat tidak berbeda degan silabil ki, tidak pula silabil dengan vokal yang sama. Silabaris sangat sesuai untuk bahasa dengan struktur silabil yang relatif sederhana, seperti bahasa Jepang. Bahasa lain yang memakai silabik mencakup naskah Linear B dari Yunani Mycenea, Cherokee, Ndjuka, bahasa kreol berbasis Inggris di Suriname dan naskah Vai dari Liberia. Sebagian besar sistem logografis memiliki komponen silabik kuat. Etiopik, walaupun secara teknis adalah abjad, memiliki gabungan konsonan dan vokal pada titik dimana ia dipelajari seolah ia sebuah silabari.
* .       Alfabet Alfabet adalah seperangkat kecil simbol, masing-masing secara kasar mewakili atau secara historis mewakili sebuah fonem dalam bahasa. Alfabet yang fonologis sempurna, fonem dan huruf berkoresponsi sempurna dalam dua arah: seorang penulis dapat meramalkan ucapan sebuah kata berdasarkan ejaannya dan seorang pendengar dapat meramalkan ucapan sebuah kata berdasarkan ejaannya. Bahasa sering berevolusi independen dari sistem menulisnya dan sistem menulis dapat dipinjam untuk bahasa-bahasa yang tidak memilikinya, derajat apakah suatu huruf dari alfabet berkorespondensi dengan fonem sebuah bahasa bervariasi dari satu bahasa ke bahasa lain dan bahkan dalam satu bahasa sekalipun. Sebagian besar sistem menulis di Timur Tengah biasanya hanya konsonan sebuah kata yang ditulis, walaupun vokal dapat diindikasikan dengan menambahkan berbagai tanda diakritis. Sistem penulisan berdasarkan penandaan fonem konsonan berasal dari hieroglif Mesir kuno. Sistem ini disebut abjad. Sebagian besar abjad di India dan Asia Tenggara, huruf vokal diindikasikan lewat diakritis atau modifikasi bentuk konsonan. Hal ini disebut abugida. Beberapa abugida seperti Etiopik dan Cree, dipelajari anak sebagai silabari dan sering disebut silabik. Walau begitu berbeda dengan silabari sejati, ini bukanlah glif yang independen untuk setiap silabi. Kadangkala istilah alfabet dibatasi pada sistem di mana huruf dipisahkan antara konsonan dan vocal. Seperti alfabet Latin, walaupun abjad dan abugida dapat diterima sebagai alfabet juga. Alfabet Yunani dipandang sebagai alfabet pertama di dunia.
* Naskah fitural Sebuah naskah fitural menandai balok dasar fonem yang menyusun sebuah bahasa. Contoh, semua suara yang diucapkan oleh bibir (suara labial) dapat memiliki beberapa kesamaan. Alfabet Latin contuhnya adalah kasus pada huruf b dan p. Walau begitu, labial m sepenuhnya berbeda, begitu juga huruf q dan d yang bentuknya mirip namun bukan labial. Hangul Korea, semua keempat konsonan labial berdasarkan elemen yang sama. Walau begitu, dalam prakteknya bahasa Korea dipelajari anak sebagai alfabet biasa, dan unsur fitural cenderung dilewatkan. Naskah fitural lainnya adalah tulisan isyarat, sistem menulis populer untuk banyak bahasa isyarat, di mana bentuk dan gerakan tangan dan wajah mewakili secara ikonik. Naskah fitural juga umum dalam sistem fiksi atau yang dibuat seperti Tengwar dalam karya Tolkien.<ref>Scuthle Nordholt, dkk,  ''Perspektif baru Penulisan Sejarah Indonesia'', 2008, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia</ref>
 
== Tulisan Zaman Perunggu ==
Baris 23:
 
== Perkembangan Tulisan dan Sastra ==
Dalam perjalanan  sejarah, perkembangan sastra tulis ini jauh lebih semarak seiring dengan  masuknya agama Islam di kawasan Nusantara. Media yang digunakan adalah huruf  Arab dengan bahasa Melayu, yang kemudian lebih dikenal dengan huruf Arab-Melayu  (Jawi). Perkembangan sastra periode Islam ini bisa dilacak sejak abad ke-15 M,  ketika kesultanan Malaka berdiri di Semenanjung Melayu. Selanjutnya, ketika  Malaka runtuh, perkembangan sastra tulis berpindah ke Aceh dan kemudian ke  Riau-Johor dan Riau-Lingga. Karya sastra tersebut ada yang berkaitan dengan  pengajaran agama ataupun sekedar cerita dan dongeng. Di antara  pengarang-pengarang Melayu yang terkenal adalah Hamzah al-Fansuri, Nuruddin  al-Raniri dan Raja Ali Haji.<ref>Fathullah, M Luthfi. 2008  ''Manuskrip Ulama Nusantara Dijarah Penjajah''. Jordan: university Jordan press.</ref> Jenis karya sastra yang paling disukai oleh  orang-orang Melayu pada masa dulu (terutama abad ke-19 dan perempat abad ke-20)  adalah bentuk syair dan hikayat. Hikayat dan syair ini merupakan pembaruan dari  bentuk prosa yang berkembang dalam tradisi lisan. Contoh syair dan hikayat yang  pernah populer adalah syair perahu yang  dikarang oleh Hamzah Fansuri pada abad ke-17 M, dan hikayat Abdul muluk , yang ditulis oleh Raja Ali Haji bersama   adiknya, Raja Zaleha pada tahun 1846 M. Bentuk lain dari sastra tulis adalah  gurindam, sajak dan puisi. Dalam perkembangan selanjutnya, jenis syair dan  hikayat kembali menjadi bentuk sastra lisan, disebabkan lenyapnya kreatifitas  para sastrawan Melayu dalam dunia kepengarangan. Syair dan hikayat yang ada  hanya dihafal dan diceritakan tanpa menghasilkan karya-karya baru.<ref>Soeroto. 1954. ''Indonesia di Tengah-tengah Dunia dari Abad ke Abad.'' Jakarta: Djambatan</ref>
 
== Tulisan modern ==