Megalodon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 113:
== Taksonomi ==
=== Penamaan ===
[[
Berdasarkan catatan-catatan dari zaman [[Renaisans]], gigi raksasa yang berbentuk segitiga telah ditemukan di formasi-formasi batu, dan awalnya gigi tersebut dikira sebagai lidah [[naga]] atau [[ular]] yang telah membatu. Kesalahan ini dibenarkan oleh naturalis Denmark [[Nicolas Steno]] pada tahun 1667; ia mengenali fosil tersebut sebagai gigi hiu, dan kemudian membuat gambar kepala hiu yang memiliki gigi semacam itu. Ia mendeskripsikan temuan-temuannya di dalam buku ''Canis Carchariae Dissectum Caput'' ("Kepala Hiu Dibedah"), yang juga berisi penggambaran gigi megalodon.<ref>{{Cite book|last=Haven|first=Kendall|title=100 Greatest Science Discoveries of All Time|publisher=Libraries Unlimited|year=1997|pages=25–26|isbn=978-1-59158-265-6|url={{google books|plainurl=yes|id=4ANALQiCje4C|page=25}}|location= Westport, Connecticut|oclc=230807846}}</ref><ref>{{cite book|url={{google books|plainurl=yes|id=4gGAgHcKX6YC|page=93}}|last=Kuang-Tai|first=Hsu|year=2009|title=The Revolution in Geology from the Renaissance to the Enlightenment|editor-first=G. D.|editor-last=Rosenburg|chapter=The Path to Steno's Synthesis on the Animal Origin of Glossopetrae|publisher=Geological Society of America|volume=203|location=Boulder, Colorado|isbn=978-0-8137-1203-1|oclc=608657795}}</ref><ref>{{cite book|url={{google books|plainurl=yes|id=T-AoDwAAQBAJ|page=43}}|first=J.|last=Eilperin|year=2012|title=Demon Fish|publisher=Pantheon Books|page=43|isbn=978-0-7156-4352-5}}</ref>
Seorang naturalis asal Swiss yang bernama [[Louis Agassiz]] memberikan nama ilmiah ''Carcharodon megalodon'' dalam karyanya dari tahun 1843 yang berjudul ''Recherches sur les poissons fossiles'', berdasarkan sisa-sisa gigi yang telah ditemukan.<ref name=agassiz1833>{{cite book|last=Agassiz|first=Louis|authorlink=Louis Agassiz|title=Recherches sur les poissons fossiles|trans-title=Research on the fossil fishes|publisher=Neuchatel: Petitpierre|language=French|year=1843|page=41|url=https://archive.org/details/recherchessurles01agas}}</ref><ref name="A">{{Cite journal|last=Nyberg|first=K. G. |title=Tracing the ancestry of the great white shark, ''Carcharodon carcharias'', using morphometric analyses of fossil teeth |author2=Ciampaglio C. N. |author3=Wray G. A. |year= 2006|journal= Journal of Vertebrate Paleontology|volume=26|issue=4|pages=806–814|doi=10.1671/0272-4634(2006)26[806:TTAOTG]2.0.CO;2}}</ref> Paleontolog Inggris [[Edward Charlesworth]] dalam makalahnya yang diterbitkan pada tahun 1837 menggunakan nama ''Carcharias megalodon'' sembari menyebut Agassiz sebagai pencetusnya, sehingga menyiratkan bahwa Agassiz sudah mendeskripsikan spesies tersebut sebelum tahun 1843. Paleontolog Inggris [[Charles Davies Sherborn]] pada tahun 1928 menganggap sejumlah artikel yang ditulis oleh Agassiz dari tahun 1835 sebagai deskripsi ilmiah pertama megalodon.<ref>{{cite journal|first=I. W.|last=Keyes|year=2012|title=New records of the Elasmobranch ''C. megalodon'' (Agassiz) and a review of the genus ''Carcharodon'' in the New Zealand fossil record|journal=New Zealand Journal of Geology and Geophysics|volume=15|issue=2|page=229|doi=10.1080/00288306.1972.10421956}}</ref> [[Nama spesifik]] ''megalodon'' dapat diterjemahkan secara harfiah menjadi "gigi besar", dan istilah ini berasal dari {{lang-grc|μέγας|(megas)|besar, kuat}} dan οδόντος (''odontús''), yang berarti "gigi".<ref name="LSJ">{{LSJ|me/gas|μέγας|ref}}</ref><ref>{{LSJ|o)dou/s|ὀδούς|ref}}</ref> Gigi megalodon secara [[morfologi
Pada tahun 1881, terdapat pula deskripsi hiu megalodon yang menyebutnya dengan nama ''Selache manzonii''.<ref>{{cite journal|last=Lawley|first=R.|year=1881|title=''Selache manzonii'' n. sp. – Dente Fossile délia Molassa Miocenica del Monte Titano (Repubblica di San Marino)|trans-title=Fossil tooth from Miocene Molasse from Monte Titano (Republic of San Marino)|journal=Atti della Società Toscana di Scienze Naturali|volume=5|pages=167–172}}</ref>
Baris 137:
Megalodon kini dianggap sebagai bagian dari [[famili]] ''[[Otodontidae]]'' dan genus ''[[Carcharocles]]'', walaupun sebelumnya spesies ini pernah masuk ke dalam famili ''[[Lamnidae]]'' dan genus ''Carcharodon''.<ref name="Pimiento2016" /><ref name="Pimiento2014" /><ref name="Shimada2016">{{cite journal|last1= Shimada|first1=K.|last2= Chandler|first2=R. E.|last3= Lam|first3=O. L. T.|last4= Tanaka|first4=T.|last5= Ward|first5=D. J.|title=A new elusive otodontid shark (Lamniformes: Otodontidae) from the lower Miocene, and comments on the taxonomy of otodontid genera, including the 'megatoothed' clade|journal= Historical Biology|volume=29|issue=5|year=2016|pages= 1–11|doi= 10.1080/08912963.2016.1236795}}</ref><ref name="PimientoBalk2015" /> Penggolongan Megalodon ke dalam genus ''Carcharodon'' dilandaskan pada kemiripan gigi megalodon dengan gigi hiu putih, tetapi kini kebanyakan ilmuwan merasa bahwa hal ini merupakan hasil [[evolusi konvergen]]. Berdasarkan permodelan ini, kemungkinan hiu putih memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan ''[[Isurus hastalis]]'' daripada megalodon, seperti yang dibuktikan dari kemiripan pergigian pada kedua hiu tersebut; gigi megalodon memiliki gerigi yang lebih halus daripada gigi hiu putih. Hiu putih juga memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan [[hiu mako]] (''Isurus'' spp.), dan [[Nenek moyang bersama paling terkini|nenek moyang bersama]] mereka hidup sekitar 4 juta tahun yang lalu.<ref name="A" /><ref name="FSP">{{Cite journal|author1=Ehret D. J. |author2=Hubbell G. |author3=Macfadden B. J. |title=Exceptional preservation of the white shark ''Carcharodon'' from the early Pliocene of Peru|journal=Journal of Vertebrate Paleontology|volume= 29|issue=1|pages= 1–13|doi= 10.1671/039.029.0113|year=2009|jstor=20491064|url=http://www.bioone.org/doi/10.1671/039.029.0113 }}</ref> Namun, ilmuwan yang meyakini bahwa megalodon dan hiu putih memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat mengeluarkan pendapat bahwa perbedaan pergigian pada kedua hewan tersebut sangatlah kecil.<ref name="G" />{{rp|23–25}}
[[
Genus ''Carcharocles'' saat ini terdiri dari empat spesies: ''[[Carcharocles auriculatus|C. auriculatus]]'', ''[[Carcharocles angustidens|C. angustidens]]'', ''[[Carcharocles chubutensis|C. chubutensis]]'', dan ''C. megalodon''.<ref name="H" />{{rp|30–31}} Genus ini diusulkan oleh D. S. Jordan dan H. Hannibal pada tahun 1923 untuk spesies ''C. auriculatus''. Pada dasawarsa 1980-an, megalodon dimasukkan ke dalam genus ''Carcharocles''.<ref name="A" /><ref name="H" />{{rp|30}} Sebelumnya, pada tahun 1960, genus ''Procarcharodon'' sempat dibuat seorang ahli [[iktiologi]] Prancis yang bernama Edgard Casier; di dalamnya terdapat keempat hiu tersebut, dan genus ini dianggap terpisah dari hiu putih. Kini genus ini dianggap sebagai sinonim ''Carcharocles''.<ref name="H" />{{rp|30}} Genus ''[[Palaeocarcharodon]]'' juga dibentuk bersamaan dengan ''Procarcharodon'' untuk menunjukkan permulaan garis keturunan dan (dalam permodelan yang menganggap megalodon dan hiu putih sebagai dua spesies yang berkerabat dekat) nenek moyang bersama mereka. Kini ''Palaeocarcharodon'' dianggap sebagai kebuntuan evolusioner dan tidak terkait dengan hiu-hiu ''Carcharocles'' oleh para ilmuwan yang menolak permodelan tersebut.<ref name="G" />{{rp|70}}
[[
Permodelan lain yang terkait dengan evolusi genus ini, yang diusulkan oleh Casier pada tahun 1960, adalah permodelan yang menyatakan bahwa nenek moyang langsung ''Carcharocles'' adalah hiu ''[[Otodus obliquus]]'', yang hidup sekitar 60 juta tahun yang lalu hingga 13 juta tahun yang lalu pada kala [[Paleosen]] dan [[Miosen]].<ref name="FSP" /><ref name="C" /> Berdasarkan permodelan ini, ''O. obliquus'' berevolusi menjadi ''O. aksuaticus'', yang kemudian berevolusi menjadi ''C. auriculatus'', dan kemudian menjadi ''C. angustidens'', dan lalu menjadi ''C. chubutensis'', dan akhirnya menjadi ''C. megalodon''. Selama proses evolusi ini, gerigi pada gigi semakin bertambah, [[Gigi#Bagian-
Terdapat pula permodelan evolusi ''Carcharocles'' yang diusulkan oleh paleontolog [[Michael Benton]] pada tahun 2001. Berdasarkan permodelan ini, tiga spesies lain di dalam genus tersebut sebenarnya adalah satu spesies hiu yang secara perlahan mengalami perubahan pada kala Paleosen dan Pliosen, sehingga menjadikannya sebagai sebuah [[kronospesies]].<ref name="H" />{{rp|17}}<ref name="CA" /><ref>{{cite journal|last=Benton|first=M. J.|last2=Pearson|first2=P. N.|year=2001|title=Speciation in the fossil record|journal=Trends in Ecology and Evolution|volume=16|issue=7|pages=405–411|pmid=11403874|doi=10.1016/s0169-5347(01)02149-8}}</ref> Benton juga berpendapat bahwa ''C. auriculatus'', ''C. angustidens'', dan ''C. chubutensis'' sebaiknya digolongkan sebagai satu spesies di dalam genus ''Otodus'', sehingga ''C. megalodon'' menjadi satu-satunya anggota ''Carcharocles''.<ref name="CA" /><ref name="AN" />
Genus ''Carcharocles'' mungkin juga bukan genus yang sah, dan megalodon bisa saja masuk ke dalam genus ''Otodus'', yang akan mengubah namanya menjadi ''Otodus megalodon''.<ref name=cappetta /> Hasil penelitian terhadap hiu-hiu [[Paleogen]] yang dilakukan oleh [[Henri Cappetta]] pada tahun 1974 membentuk [[subgenus]] ''Megaselachus'' dan menggolongkan megalodon sebagai ''Otodus'' (''Megaselachus'') ''megalodon'' bersama dengan ''O. (M.) chubutensis''. Kemudian, berdasarkan hasil peninjauan terhadap kelas ''[[Chondrichthyes]]'' dari tahun 2006, status ''Megaselachus'' diangkat menjadi genus, dan kedua hiu tersebut digolongkan sebagai ''Megaselachus megalodon'' dan ''M. chubutensis''.<ref name=cappetta>{{cite book|last=Cappetta|first=H.|authorlink=Henri Cappetta|year=1987|title=Handbook of Paleoichthyology|publisher=Friedrich Pfeil|chapter=Mesozoic and Cenozoic Elasmobranchii|volume=3B|location=München, Germany|isbn=978-3-89937-046-1|oclc=829906016}}</ref> Penemuan fosil yang telah dikaitkan dengan genus ''[[Megalolamna]]'' pada tahun 2016 membuat para ilmuwan meninjau ulang genus ''Otodus'', dan lalu menyimpulkan bahwa genus ini bersifat [[parafiletik]], atau dalam kata lain genus ini terdiri dari suatu nenek moyang bersama, tetapi tidak mencakup semua keturunannya. Jika hiu-hiu ''Carcharocles'' dimasukkan ke dalam genus ''Otodus'', maka genus tersebut akan menjadi genus [[monofiletik]], dan [[takson saudara|klad
== Biologi ==
Baris 152:
Menurut salah satu penafsiran, megalodon adalah hiu yang terlihat kekar, dan mungkin mirip dengan hiu putih. Rahangnya mungkin lebih tumpul dan lebar daripada hiu putih, sementara siripnya mungkin memiliki bentuk yang serupa, walaupun sirip megalodon mungkin lebih tebal akibat besar tubuhnya. Mata megalodon mungkin "seperti babi", atau dalam kata lain kedua matanya kecil dan terlihat dalam.<ref name="G" />{{rp|64–65}}
Berdasarkan penafsiran yang lain, megalodon mirip dengan [[hiu paus]] (''Rhincodon typus'') atau [[hiu raksasa]] (''Cetorhinus maximus''). Sirip ekornya berbentuk seperti sabit, sirip punggung kedua dan [[Sirip ikan#Jenis sirip|sirip
Mengingat bahwa ''Carcharocles'' berevolusi dari ''Otodus'', dan dengan mempertimbangkan bahwa keduanya memiliki gigi yang sangat mirip dengan gigi [[hiu harimau pasir|hiu harimau-pasir]] (''Carcharias taurus''), bentuk tubuh megalodon mungkin saja lebih mirip dengan hiu tersebut. Namun, dugaan semacam ini kurang meyakinkan, karena hiu harimau-pasir merupakan perenang [[carangiform]] yang memerlukan pergerakan ekor yang lebih cepat untuk menghasilkan pendorongan di air bila dibandingkan dengan hiu putih yang merupakan perenang [[thunniform]].<ref name="H" />{{rp|35–36}}<ref>{{cite web|url=http://www.elasmo-research.org/education/evolution/megalodon_as_sandtiger.htm|title=Could Megalodon Have Looked Like a BIG Sandtiger Shark?|publisher=Biology of Sharks and Rays| accessdate=2 September 2017}}</ref>
Baris 183:
Pada tahun 2002, peneliti Clifford Jeremiah mengusulkan bahwa panjang hiu proporsional dengan lebar akar gigi anterior atas. Ia mengklaim bahwa setiap 1 cm lebar akar gigi sama dengan 1,4 m panjang hiu. Jeremiah juga mengatakan bahwa batas pinggir rahang hiu memiliki hubungan proporsional secara langsung dengan panjang hewannya, dan lebar akar gigi terbesar dapat digunakan untuk memperkirakan batas pinggir rahang. Gigi megalodon terbesar yang dimiliki oleh Jeremiah memiliki lebar akar sekitar 12 cm, yang menghasilkan panjang total sebesar 16,5 m.<ref name="H" />{{rp|88}}
Paleontolog Kenshu Shimada dari [[Universitas DePaul]] pada tahun 2002 juga mengusulkan bahwa terdapat hubungan linear antara tinggi mahkota gigi dengan panjang total setelah ia melakukan analisis anatomi terhadap beberapa spesimen, sehingga gigi dengan ukuran sebesar apapun dapat digunakan. Shimada mengatakan bahwa metode yang dicetuskan sebelumnya didasarkan pada peninjauan yang kurang terandalkan terhadap [[homologi (biologi)|homologi]] gigi antara megalodon dengan hiu putih, dan menurutnya laju pertumbuhan antara mahkota dan akar sebenarnya tidak [[isometri
=== Gigi dan kekuatan gigitan ===
[[
Fosil megalodon yang paling sering ditemukan adalah fosil giginya. Ciri-cirinya meliputi bentuk segitiga, struktur yang kuat, ukuran yang besar, gerigi yang halus, ketiadaan [[dentikula (gigi)|dentikula lateral]], dan leher gigi (tempat pertemuan [[Gigi#Bagian-
Tinggi gigi megalodon bila diukur di sepanjang sisinya dapat melebihi 180 mm, sehingga gigi megalodon merupakan gigi terbesar dari antara semua spesies hiu yang telah ditemukan.<ref name="H">{{Cite book|last=Renz|first=Mark|title=Megalodon: Hunting the Hunter|publisher=PaleoPress|year=2002|pages=1–159|url = {{google books|plainurl=yes|id=cMRe5GmDXmUC}}|location=Lehigh Acres, Florida|isbn=978-0-9719477-0-2|oclc=52125833}}</ref>{{rp|33}} Pada tahun 1989, sejumlah gigi megalodon yang hampir lengkap telah ditemukan di [[Saitama, Saitama|Saitama, Jepang]]. Pergigian megalodon lainnya yang hampir lengkap juga telah digali di [[Formasi Yorktown]] di [[Amerika Serikat]] dan dijadikan patokan untuk melakukan reka ulang rahang megalodon di [[Museum Sejarah Alam Amerika]]. Berdasarkan penemuan-penemuan ini, formula gigi megalodon dapat dibuat pada tahun 1996.<ref name="G" />{{rp|55}}<ref>{{cite journal|last=Uyeno|first=T.|last2=Sakamoto|first2=O.|last3=Sekine|first3=H.|year=1989|title=The Description of an Almost Complete Tooth Set of ''Carcharodon megalodon'' from a Middle Miocene Bed in the Saitama Prefecture, Japan|journal=Saitama Museum of Natural History Bulletin|volume=7|pages=73–85}}</ref>
Formula gigi megalodon adalah {{DentalFormula|upper=2.1.7.4|lower=3.0.8.4}}. Seperti yang bisa dilihat dari formula ini, megalodon memiliki empat jenis gigi di rahangnya: anterior, menengah, lateral, dan posterior. Gigi menengah megalodon secara teknis tampak seperti gigi anterior atas dan disebut "A3" karena gigi ini cukup simetris dan tidak mengarah secara mesial (sisi gigi yang mengarah ke garis tengah rahang atau tempat bertemunya rahang kiri dan kanan). Megalodon memiliki pergigian yang sangat kuat,<ref name="G" />{{rp|20–21}} dan punya lebih dari 250 gigi di rahangnya yang tersusun dalam lima barisan.<ref name="H" />{{rp|iv}} Giginya juga memiliki gerigi, dan gerigi ini akan meningkatkan ketepatan cara dalam memotong daging atau tulang.<ref name="A" /><ref name="H" />{{rp|1}} Hiu ini mungkin dapat membuka mulutnya dengan sudut 75°, walaupun hasil rekonstruksi di Museum Sejarah Alam Amerika memperkirakan bahwa sudutnya dapat mencapai 100°.<ref name="G" />{{rp|63}}
[[
Pada tahun 2008, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh S. Wroe membuat perkiraan gaya gigitan berdasarkan gaya gigit hiu putih dari spesimen sepanjang 2,5 m. Mereka memperkirakan bahwa kekuatan gigitan megalodon berada pada kisaran 108.514 hingga 182.201 N di sisi posterior, sementara kekuatan gigitan hiu putih terbesar hanya 18.216 N dan kekuatan gigitan ikan ''[[Dunkleosteus]]'' yang sudah punah hanya 7.400 N. Selain itu, Wroe ''et al.'' memperkirakan bahwa hiu bergoyang ke samping saat dengan makan, sehingga memperkuat gaya yang dihasilkan dan gaya yang dirasakan oleh mangsa mungkin jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan.<ref name="GWB" /><ref name=Anderson&Westneat2009>{{cite journal|last=Anderson|first=P.S.L.|author2=Westneat, M.|title=A biomechanical model of feeding kinematics for ''Dunkleosteus terrelli'' (Arthrodira, Placodermi)|journal=Paleobiology|date=2009|volume=35|issue=2|pages=251–269|doi=10.1666/08011.1}}</ref>
=== Anatomi internal ===
[[
Fosil-fosil megalodon yang telah ditemukan sejauh ini meliputi fosil gigi, [[vertebra]], dan [[koprolit]].<ref name="G" />{{rp|57}} Seperti hiu-hiu lainnya, kerangka megalodon terbentuk dari [[tulang rawan]] dan bukan dari [[tulang]], alhasil spesimen-spesimen fosilnya tidak terjaga dengan baik.<ref>{{cite web|url=http://www.fossilguy.com/gallery/vert/fish-shark/carcharocles/carcharocles.htm|title=Megalodon Shark Facts and Information: The Details| publisher=fossilguy.com|accessdate=18 September 2017}}</ref> Agar dapat menopang pergigiannya yang besar, rahang megalodon kemungkinan lebih besar dan kuat daripada rahang hiu putih. [[Kondokranium]] (tengkorak dari tulang rawan) pada megalodon kemungkinan juga terlihat lebih kuat daripada hiu putih. Siripnya sendiri kemungkinan proporsional dengan ukuran tubuhnya yang besar.<ref name="G" />{{rp|64–65}}
Beberapa fosil [[vertebra]] megalodon telah ditemukan. Salah satu [[koluma vertebra]] yang masih terjaga sebagian telah ditemukan di [[Antwerpen (provinsi)|Cekungan Antwerpen]] di Belgia pada tahun 1926. Di vertebra tersebut terdapat 150 centra vertebra dengan diameter yang berkisar antara 55 mm hingga 155 mm. Vertebra megalodon mungkin sebenarnya jauh lebih besar, dan hasil penyelidikan terhadap spesimen menunjukkan bahwa mereka memiliki jumlah centra vertebra yang jauh melebihi spesimen-spesimen hiu lainnya, kemungkinan lebih dari 200 centra; hanya hiu putih yang dapat mendekati angka tersebut.<ref name="G">{{Cite book|last1=Klimley|first1=Peter|last2=Ainley|first2=David|title=Great White Sharks: The Biology of Carcharodon carcharias|publisher=Academic Press|year=1996|url={{google books|plainurl=yes|id=2My8M5tL-KIC|page=9}}|isbn=978-0-12-415031-7|chapter=Evolution|location=San Diego, California|oclc=212425118}}</ref>{{rp|63–65}} Koluma vertebra megalodon lainnya yang terjaga sebagian telah digali dari Formasi Gram di Denmark pada tahun 1983, dan vertebra ini terdiri dari 20 centra vertebra dengan diameter yang berkisar antara 100 hingga 230 mm.<ref name="Den">{{Cite journal|last=Bendix-Almgreen|first=Svend Erik|title=''Carcharodon megalodon'' from the Upper Miocene of Denmark, with comments on elasmobranch tooth enameloid: coronoïn|journal=Bulletin of the Geological Society of Denmark|volume=32|pages=1–32|year= 1983|url=http://2dgf.dk/xpdf/bull32-01-02-1-32.pdf}}</ref>
[[Berkas:Giant white shark coprolite (Miocene; coastal waters of South Carolina, USA).jpg|
Sisa [[koprolit]] megalodon berbentuk spiral, sehingga terdapat kemungkinan bahwa hiu ini memiliki [[katup spiral]], yakni bagian dari usus bawah seperti yang dapat ditemui pada hiu-hiu lainnya dari ordo ''[[Lamniformes]]''. Sisa-sisa koprolit dari kala Miosen telah ditemukan di [[Beaufort County, South Carolina]], dan salah satunya memiliki panjang 14 cm.<ref>{{cite journal|url={{google books|plainurl=yes|id=C_MoCgAAQBAJ|page=301}}|first=G. L.|last=Stringer|first2=L.|last2=King|year=2012|title=Late Eocene Shark Coprolites from the Yazoo Clay in Northeastern Louisiana|journal=New Mexico Museum of Natural History and Science, Bulletin 57|series=Vertebrate Corpolites|page=301}}</ref>
Baris 209:
== Paleobiologi ==
=== Persebaran dan habitat ===
Megalodon tersebar di berbagai belahan dunia;<ref name="Pimiento2016" /><ref name="SAR" /> fosil-fosilnya telah ditemukan di Eropa, Afrika, Amerika, dan Australia.<ref name="G" />{{rp|67}}<ref>{{Cite journal|last=Fitzgerald|first=Erich|title=A review of the Tertiary fossil Cetacea (Mammalia) localities in Australia|journal=Memoirs of Museum Victoria|volume=61|issue=2|pages=183–208|year=2004|url=http://museumvictoria.com.au/pages/3948/61_2_fitzgerald.pdf|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080823085844/http://museumvictoria.com.au/pages/3948/61_2_Fitzgerald.pdf|archivedate=23 Agustus 2008|deadurl=yes|df=}}</ref> Hewan ini paling sering muncul di wilayah [[subtropis]] hingga wilayah dengan [[iklim sedang]].<ref name="Pimiento2016" /><ref name="G" />{{rp|78}} Hewan ini juga telah ditemukan di wilayah yang terletak di atas garis lintang 55° U. Terkait dengan suhu, kemungkinan mereka tersebar di wilayah dengan suhu yang berkisar antara 1–24
Megalodon menghuni berbagai jenis lingkungan laut (seperti perairan pesisir yang dangkal, daerah yang mengalami [[pembalikan massa air]] di pesisir, [[laguna]] pesisir yang berawa-rawa, [[zona litoral]] berpasir, dan dasar perairan di [[lepas pantai]]), dan kemungkinan mereka hidup dengan berpindah-pindah. Megalodon dewasa tidak banyak ditemui di perairan yang dangkal dan kebanyakan berada di perairan lepas pantai. Megalodon mungkin berpindah-pindah di perairan pesisir dan samudra, dan perpindahan ini khususnya terkait dengan tahap-tahap kehidupan mereka.<ref name="H" />{{rp|33}}<ref name="GTWT" />
Baris 1.002:
=== Mangsa ===
[[
Hiu pada umumnya adalah hewan yang oportunistik. Walaupun begitu, besar tubuh megalodon, kecepatan berenangnya yang tinggi, rahangnya yang kuat, dan gigi yang tajam menunjukkan bahwa hiu ini merupakan [[predator puncak]] yang mampu memangsa berbagai jenis hewan. Kemungkinan hewan ini merpakan salah satu predator terkuat yang pernah ada.<ref name="G" />{{rp|71–75}}<ref name="GWB" /> Penelitian terhadap [[isotop kalsium]] pada hiu dan [[pari]] dari subkelas ''[[Elasmobranchii]]'' (yang sudah punah maupun yang masih ada) menunjukkan bahwa megalodon berada pada tingkatan trofik yang lebih tinggi daripada hiu putih saat ini, atau dalam kata lain posisi megalodon di [[rantai makanan]] lebih tinggi.<ref name="Martin2015">{{cite journal|last1= Martin|first1= J. E.|last2= Tacail|first2=T.|last3=Sylvain|first3=A.|last4=Catherine|first4= G.|last5= Vincent|first5= B.|title=Calcium isotopes reveal the trophic position of extant and fossil elasmobranchs|journal=Chemical Geology|year=2015|pages= 118–125 |doi=10.1016/j.chemgeo.2015.09.011|volume=415|bibcode= 2015ChGeo.415..118M}}</ref>
Baris 1.010:
=== Persaingan ===
[[
Megalodon berada di lingkungan yang sangat kompetitif.<ref name="LV">{{Cite journal|doi= 10.1038/nature09067|last1=Lambert|first1=O.|last2=Bianucci|first2=G.|last3=Post|first3= P.|last4=de Muizon|first4=C.|last5=Salas-Gismondi|first5=R.|last6=Urbina|first6=M.|last7=Reumer|first7=J.|title=The giant bite of a new raptorial sperm whale from the Miocene epoch of Peru|journal= Nature|volume= 466|issue= 7302|pages=105–108|year=2010|pmid=20596020|bibcode = 2010Natur.466..105L }}</ref> Posisinya di puncak rantai makanan<ref name="LHS">{{Cite journal|doi=10.1007/BF00751027|last=Compagno|first=Leonard J. V.|title = Alternative life-history styles of cartilaginous fishes in time and space|journal=Environmental Biology of Fishes|volume=28|issue=1–4|pages=33–75|year=1989}}</ref> kemungkinan sangat berdampak terhadap komunitas laut.<ref name="LV" /><ref>{{Cite journal|last=Ferretti |first=Francesco |author2=Boris Worm |author3=Gregory L. Britten |author4=Michael R. Heithaus |author5=Heike K. Lotze1 |title=Patterns and ecosystem consequences of shark declines in the ocean |journal=Ecology Letters |volume=13 |issue=8 |pages=1055–1071 |year=2010 |url=http://wormlab.biology.dal.ca/ramweb/papers-total/Ferretti%20et%20al%202010_Ecol_Lett.pdf |doi=10.1111/j.1461-0248.2010.01489.x |access-date=19 Februari 2011 |pmid=20528897 |deadurl=bot: unknown |archiveurl=https://web.archive.org/web/20110706174653/http://wormlab.biology.dal.ca/ramweb/papers-total/Ferretti%20et%20al%202010_Ecol_Lett.pdf |archivedate=6 Juli 2011 |df= }}</ref> Bukti-bukti fosil menunjukkan [[korelasi]] antara megalodon dengan kemunculan dan diversifikasi cetacea dan mamalia-mamalia laut lainnya.<ref name="G" />{{rp|78}}<ref name="LV" /> Anak megalodon lebih menyukai habitat yang berlimpah dengan cetacea-cetacea kecil, sementara megalodon dewasa lebih memilih habitat yang berlimpah dengan cetacea-cetacea besar. Preferensi semacam itu kemungkinan muncul setelah megalodon berevolusi pada akhir kala Oligosen.<ref name="G" />{{rp|74–75}}
Baris 1.022:
Spesimen [[paus balin]] prasejarah (dari [[takson]] yang tidak diketahui pada kala Miosen dengan panjang 9 m) telah dimanfaatkan untuk menyelidiki bagaimana megalodon menyerang mangsanya. Tidak seperti hiu putih yang menyerang bagian yang lunak di perut mangsa, megalodon menyerang jantung dan paru-paru, dan gigi mereka yang tebal mampu mengoyak mangsanya hingga menembus tulang yang keras, seperti yang terlihat dari bekas gigitan di rusuk dan tulang-tulang keras lainnya pada spesimen paus.<ref name=prothero /> Selain itu, pola serangan megalodon juga berbeda-beda, tergantung pada besar tubuh mangsanya. Peninggalan fosil beberapa cetacea kecil menunjukkan bahwa mereka dihantam dengan gaya yang begitu besar dari bawah sebelum akhirnya dibunuh dan dimakan, seperti yang bisa dilihat dari bekas [[fraktur kompresi vertebral]].<ref name=godfrey2005 />
Pada kala Pliosen, muncul cetacea yang lebih besar.<ref name="Deméré 2005">{{cite journal|last1=Deméré|first1=Thomas A.|last2=Berta| first2=Annalisa|last3=McGowen|first3=Michael R.|year=2005|title=The taxonomic and evolutionary history of fossil and modern balaenopteroid mysticetes| journal=Journal of Mammalian Evolution|volume=12|issue=1/2|pages=99–143|doi=10.1007/s10914-005-6944-3}}</ref> Megalodon tampaknya semakin memutakhirkan strategi berburunya agar dapat bersaing dengan paus-paus besar ini. Beberapa tulang sirip yang telah mengalami fosilisasi (seperti segmen-segmen [[sirip pektoral]]) dan vertebra [[
=== Tempat kelahiran dan pertumbuhan ===
[[
Seperti hiu-hiu pada zaman modern, megalodon melahirkan di tempat tertentu dengan sumber makanan yang berlimpah dan perlindungan dari predator. Bukti-bukti fosil menunjukkan bahwa tempat tersebut adalah perairan pesisir yang hangat.<ref name="AN" /> Tempat-tempat kelahiran dan pertumbuhan megalodon telah ditemukan di Formasi Gatún di Panama, [[Formasi Calvert]] di Maryland, Banco de Concepción di [[Kepulauan Kanari]],<ref name="europapress.es">{{cite web|url=http://www.europapress.es/islas-canarias/noticia-identifican-canarias-fosiles-megalodon-tiburon-mas-grande-mayor-depredador-marino-existido-20130902152010.html|publisher=Europa Press Noticias SA|title=Identifican en Canarias fósiles de 'megalodón', el tiburón más grande que ha existido|trans-title=Identifying Canary fossils of 'megalodon', the largest shark that ever lived|language=Spanish|year=2013|accessdate=29 Agustus 2017 }}</ref> dan Formasi [[Bone Valley]] di Florida. Mengingat bahwa hiu-hiu dari ordo ''[[Lamniformes]]'' yang masih ada saat ini melahirkan anaknya, kemungkinan hal ini juga berlaku untuk megalodon.<ref name="Dulvy1997">{{cite journal|last1= Dulvy|first1=N. K.|last2= Reynolds|first2=J. D.|title= Evolutionary transitions among egg-laying, live-bearing and maternal inputs in sharks and rays|journal= Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences|volume= 264|issue= 1386|year=1997|pages= 1309–1315|doi= 10.1098/rspb.1997.0181|pmc=1688595}}</ref> Panjang terkecil bayi megalodon berada pada kisaran 3,5 m,<ref name="G" />{{rp|61}} dan kemungkinan mereka menghadapi ancaman dari spesies-spesies hiu lainnya, seperti [[hiu martil besar|hiu-martil besar]] (''Sphyrna mokarran'') dan hiu ''[[Hemipristis serra]]''.<ref name="AN" /> Perbedaan makanan megalodon kecil dan dewasa menunjukkan perubahan secara [[ontogeni
Terdapat beberapa pengecualian di dalam rekaman fosil yang menunjukkan bahwa megalodon kecil mungkin juga menyerang paus-paus ''[[Balaenoptera]]'' yang jauh lebih besar. Tiga bekas gigitan dari seekor hiu dari kala Pliosen dengan panjang 4 hingga 7 m telah ditemukan di tulang rusuk nenek moyang [[paus biru]] atau [[Paus bungkuk|bungkuk]], dan bekas gigitan tersebut terlihat sudah pulih, sehingga terdapat kemungkinan bahwa gigitan tersebut dihasilkan oleh anak megalodon.<ref name="Ecphora">{{cite journal|last=Godfrey |first=Stephen|year=2004|title=The Ecphora|journal=The Newsletter of Calvert Marine Museum Fossil Club|volume=19|number=1|pages=1–13|url=http://calvertmarinemuseum.com/cmmfc/newsletter/CMMFC_Newsletter_2004-04.pdf|deadurl=bot: unknown |archiveurl=https://web.archive.org/web/20101210010152/http://calvertmarinemuseum.com/cmmfc/newsletter/CMMFC_Newsletter_2004-04.pdf |archivedate=10 Desember 2010}}</ref><ref name="Kallal">{{cite journal|last=Kallal|first=R. J.|authorlink=|author2=Godfrey, S. J. |author3=Ortner, D. J. |title=Bone Reactions on a Pliocene Cetacean Rib Indicate Short-Term Survival of Predation Event|journal=International Journal of Osteoarchaeology|volume=22|issue=3|pages=253–260|date=27 Agustus 2010|doi=10.1002/oa.1199}}</ref>
Baris 1.034:
Pada saat megalodon masih mengarungi lautan, Bumi mengalami berbagai perubahan yang berdampak terhadap kehidupan di laut. Pendinginan yang mulai terjadi pada kala Oligosen sekitar 35 juta tahun yang lalu akhirnya berujung pada glasiasi di wilayah kutub. Peristiwa-peristiwa geologis mengubah arus dan [[Presipitasi (meteorologi)|presipitasi]]; salah satu dari peristiwa tersebut adalah tertutupnya [[Jalur Laut Amerika Tengah]] dan perubahan di [[Samudra Tethys]] yang turut bersumbangsih terhadap pendinginan samudra. Akibat terhentinya [[Arus Teluk]], air yang kaya akan [[nutrien]] tidak dapat menjangkau ekosistem laut, sehingga sumber makanan megalodon pun terkena imbasnya. Hewan ini tidak tersebar di perairan yang dingin dan mereka mungkin tidak mampu mempertahankan panas metabolis yang cukup, sehingga wilayah persebaran mereka pun semakin menyusut akibat pendinginan lautan.<ref name=elasmo>{{cite web|url=http://www.elasmo-research.org/education/evolution/megalodon_extinction.htm|title=The Extinction of Megalodon|publisher=Biology of Sharks and Rays|accessdate=31 Agustus 2017}}</ref><ref name="WGWS" /><ref name="LNOC" /> (walaupun hal ini masih dipertentangkan, lihat di bawah) Bukti fosil menunjukkan bahwa megalodon tidak lagi ditemukan di perairan yang mengalami pendinginan secara signifikan pada kala Pliosen.<ref name="G" />{{rp|77}} Sementara itu, fluktuasi permukaan laut terbesar pada masa [[Senozoikum]] berlangsung pada [[Plio-Pleistosen]] sekitar 5 juta hingga 12 ribu tahun yang lalu; fluktuasi ini disebabkan oleh meluasnya gletser di kutub, yang sangat berdampak terhadap lingkungan pesisir, dan hal ini mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kepunahan megalodon dan megafauna laut lainnya.<ref name=griffin2017 /> Perubahan ini (terutama penurunan permukaan laut) mungkin juga mengurangi perairan air hangat yang dangkal. Perairan semacam ini sangat dibutuhkan oleh anak megalodon, alhasil reproduksi pun terhambat.<ref name=elasmo />
Namun, hasil analisis terhadap persebaran megalodon menunjukkan bahwa perubahan suhu tidak berdampak langsung terhadap kepunahannya. Persebaran megalodon pada kala Miosen dan Pliosen tidak berkorelasi dengan tren pemanasan dan pendinginan; walaupun keberlimpahan dan persebaran megalodon mengalami kemunduran pada kala Pliosen, megalodon terbukti mampu menghuni perairan di lintang yang lebih dingin. Mereka dapat ditemukan di perairan dengan rata-rata suhu yang berkisar dari 12 hingga 27
=== Perubahan ekosistem ===
[[
Keanekaragaman mamalia laut mencapai puncaknya pada kala Miosen,<ref name="G" />{{rp|71}} misalnya paus balin yang memiliki lebih dari dua puluh [[genus]], sementara pada zaman modern hanya ada enam.<ref>{{Cite journal|author1=Dooly A.C. |author2=Nicholas C. F. |author3=Luo Z. X. |title=The earliest known member of the rorqual—gray whale clade (Mammalia, Cetacea)|year= 2006|journal=Journal of Vertebrate Paleontology|volume=24|issue=2|pages=453–463|jstor=4524731|doi=10.1671/2401}}</ref> Keanekaragaman seperti ini memungkinkan keberadaan predator besar seperti megalodon.<ref name="G" />{{rp|75}} Pada akhir kala Miosen, banyak spesies paus balin yang mengalami kepunahan;<ref name="LV" /> spesies yang mampu bertahan mungkin adalah perenang cepat, sehingga mereka lebih sulit untuk dimangsa.<ref name="H" />{{rp|46}} Selain itu, setelah tertutupnya Jalur Laut Amerika Tengah, keanekaragaman dan keberlimpahan paus tropis pun berkurang.<ref name="LNOC">{{Cite journal|last=Allmon|first=Warren D.|author2=Steven D. Emslie |author3=Douglas S. Jones |author4=Gary S. Morgan |title=Late Neogene Oceanographic Change along Florida's West Coast: Evidence and Mechanisms|journal=The Journal of Geology|volume= 104|issue=2|pages= 143–162|year=2006|doi= 10.1086/629811|bibcode=1996JG....104..143A}}</ref> Kepunahan megalodon berkorelasi dengan kepunahan paus-paus balin kecil, dan terdapat kemungkinan bahwa megalodon bergantung kepada paus-paus ini.<ref name="collareta" /> Selain itu, peristiwa kepunahan megafauna laut pada kala Pliosen telah mengakibatkan kemusnahan 36% semua spesies laut besar, termasuk 55% mamalia laut, 35% burung laut, 9% hiu, dan 43% penyu. Kepunahan ini berdampak terhadap hewan-hewan [[endotermik]] dan mesotermik alih-alih [[poikilotermik]], sehingga mungkin terdapat sebab-akibat antara berkurangnya persediaan makanan dengan kepunahan megalodon,<ref name=griffin2017>{{cite journal|url=https://www.nature.com/articles/s41559-017-0223-6.epdf|first=C.|last=Pimiento|first2=J. N.|last2=Griffin|first3=C. F.|last3=Clements|first4=D.|last4=Silvestro|first5=S.|last5=Varela|first6=M. D.|last6=Uhen|first7=C.|last7=Jaramillo|year=2017|title=The Pleistocene Marine Megafauna Extinction and its Impact on Functional Diversity|journal=Nature Ecology and Evolution|volume=1|issue=8|pages=1100–1106|doi=10.1038/s41559-017-0223-6|pmid=29046566}}</ref> dan hal ini pun sesuai dengan kemungkinan bahwa megalodon adalah hewan mesotermik.<ref name="Ferrón2017" /> Pendinginan samudra pada kala Pliosen mungkin juga membuat megalodon tidak dapat memasuki perairan kutub, sehingga mereka tidak dapat memangsa paus-paus besar yang telah bermigrasi ke sana.<ref name="LNOC" />
Baris 1.045:
== Dalam kebudayaan populer ==
[[Berkas:VMNH_megalodon.jpg|
<!--
[[File:HMS challenger William Frederick Mitchell.jpg|thumb|left|{{HMS|Challenger|1858|6}} menemukan gigi megalodon, tetapi mereka membuat perkiraan [[penanggalan radiometrik]] yang keliru, yakni 11.000 hingga 24.000 tahun]]-->
|