Iksaka Banu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 27:
== Proses kreatif ==
Setelah lulus kuliah, pada tahun [[1989]] ia mengawali kariernya sebagai seorang pengarah seni di sebuah biro iklan di [[Jakarta]].
Kesibukan di bidang periklanan ternyata benar-benar menyita sebagian besar waktu, sehingga membuatnya nyaris melupakan dunia tulis-menulis. Tetapi pada akhir tahun [[2000]], dalam sebuah jeda cuti panjang, ia mencoba menulis sebuah cerita pendek dan dimuat di ''Majalah Matra''. Sejak itu ia kembali giat menulis. Sejumlah karyanya hadir di majalah ''Femina, Horison, Media Indonesia, Jurnal Perempuan'', serta ''Koran Tempo''. Pada awalnya ia menulis dalam berbagai tema, namun akhirnya lebih memilih menulis cerita berlatar sejarah kolonial. Dua buah cerita pendeknya, ''Mawar di Kanal Macan'' dan ''Semua untuk Hindia'', berturut-turut terpilih menjadi salah satu dari 20 cerpen terbaik Indonesia versi Pena Kencana tahun [[2008]] dan [[2009]]. Kumpulan cerita pendek bertema sejarah kolonialnya dibukukan dengan judul ''Semua untuk Hindia'', dan pada tahun [[2014]] meraih penghargaan [[Kusala Sastra Khatulistiwa]] untuk kategori [[prosa]].<ref>[http://majalah.tempo.co/konten/2014/10/06/BK/146443/Bukan-Belanda-Kolonial/32/43 Majalah Tempo, diakses 16 Juni 2015]</ref><ref>[http://historiek.net/nederlanders-en-indonesiers-ademden-dezelfde-lucht/50640/ Historiek, diakses 16 Juni 2015]</ref>
|