Sejarah Fujian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
Sejarah Fujian banyak berkaitan dengan bahari. Catatan sejarah Ming menyebutkan bahwa rakyat Fujian merupakan pelaut ulung serta ahli dalam pembuatan kapal. Kapal kayu terbesar di dunia (''Kapal Harta Zhenghe'') yang dibuat di Fujian pada zaman Ming pernah mengarungi lautan ke Afrika dan India.
Selama berabad-abad para pedagang Fujian mengadakan perdagangan lewat laut dikarenakan posisi geografisnya. Kemakmuran dari perdagangan pada akhirnya membentuk organisasi-organisasi dagang kelautan (''jiaoshang'') di Fujian. Organisasi seperti ini telah ada sebelum Dinasti Ming. Namun demikian, [[Pelarangan Maritim]] mempengaruhi aktivitas mereka karena Ming melarang semua perdagangan yang dilakukan secara privat namun pada akhirnya menciptakan sistem penyelundupan. Penyelundupan serta perdagangan ilegal dengan orang asing terjadi amat marak di pesisir Fujian. Para pedagang gelap dan rakyat Fujian di pesisir dianggap penguasa Ming sebagai kriminal dan daerah Fujian sering dijuluki sebagai sarang penyamun dan pedagang gelap (karena melanggar aturan Pelarangan Maritim).<ref name="sealordoffujian">[https://escholarship.org/content/qt3pk3t096/qt3pk3t096.pdf Sealords live in vain : Fujian and the making of a maritime frontier in seventeenth-century China], 28-11-2018</ref> Pelarangan berdagang keluar oleh Ming menumbuhkan bibit pemberontakan.
Selanjutnya pada Masa transisi Ming ke Qing pada abad ke-17 yang merupakan salah satu kekacauan terbesar dalam sejarah Tiongkok yang berlangsung setidaknya 100 tahun. Konflik meletus antara penguasa Qing dengan [[Klan Zheng]] yang berbasis di Fujian. Daerah ini menjadi latar dari pertempuran antara Pasukan Qing dan prajurit [[Koxinga]]. Pada tahun 1661 Koxinga mengusir Belanda dari Taiwan lalu berlindung di sana. Perpindahannya diikuti pula oleh orang-orang dari Fujian. Hal ini menandai migrasi besar pertama suku Tionghoa ke Taiwan. Klan Koxinga mendominasi daerah pesisir yang akhirnya membuat pemerintah Qing membuat kebijakan qianjie, Pengusiran masyarakat dari pesisir atau [[Depopulasi Pesisir]].<ref name="sealordoffujianchang-fujian-taiwan"/>{{cite Hal ini berlangsung antara tahun 1661-1683. Kebijakan ini diperintahkan oleh Qing untuk mengosongkan daerah-daerah di pesisir sejauh 25 km. Daerah pesisir dianggap menguntungkan bagi pemberontak yang melawan Qing. Daerah-daerah pesisir Fujian dan Guangdong yang menjadi target mengalami kemunduran dan kehancuran paling parah karena dianggap sebagai basis sumber daya Koxinga. Kebijakan mengusir penduduk dari pesisir membuat Qing kehilangan kendali atas perdagangan maritim. Klan Zheng menguasai jalur perdagangan antara Taiwan dengan Jepang dan Asia Tenggara.book
|last=Chang
|first=Ting Ting
|coauthors=
|year=
|month=
|title=Trade and Immigration History in 16th-20th Century Taiwan: Historical Similarity and Continuity with Post-1980 Cross-strait Relations
|publisher=
|location=
|isbn=
|pages=}}</ref> Daerah ini menjadi latar dari pertempuran antara Pasukan Qing dan prajurit [[Koxinga]].<ref name="chang-fujian-taiwan"/> Pada tahun 1661 Koxinga mengusir Belanda dari Taiwan lalu berlindung di sana. Perpindahannya diikuti pula oleh orang-orang dari Fujian. Hal ini menandai migrasi besar pertama bangsa Tionghoa ke Taiwan.<ref name="chang-fujian-taiwan"/> Klan Koxinga mendominasi daerah pesisir yang akhirnya membuat pemerintah Qing membuat kebijakan qianjie, Pengusiran masyarakat dari pesisir atau [[Depopulasi Pesisir]].<ref name="sealordoffujian"/> Hal ini berlangsung antara tahun 1661-1683. Kebijakan ini diperintahkan oleh Qing untuk mengosongkan daerah-daerah di pesisir sejauh 25 km. Daerah pesisir dianggap menguntungkan bagi pemberontak yang melawan Qing. Daerah-daerah pesisir Fujian dan Guangdong yang menjadi target mengalami kemunduran dan kehancuran paling parah karena dianggap sebagai basis sumber daya Koxinga. Kebijakan mengusir penduduk dari pesisir membuat Qing kehilangan kendali atas perdagangan maritim. Klan Zheng menguasai jalur perdagangan antara Taiwan dengan Jepang dan Asia Tenggara.<ref name="chang-fujian-taiwan"/>
==Referensi ==
*{{reflist}}