Sejarah Fujian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 40:
Klan Koxinga mendominasi daerah pesisir yang akhirnya membuat pemerintah Qing membuat kebijakan ''qianjie'', Pengusiran masyarakat dari pesisir atau [[Depopulasi Pesisir]].<ref name="sealordoffujian"/> Hal ini berlangsung antara tahun 1661-1683. Kebijakan ini diperintahkan oleh Qing untuk mengosongkan daerah-daerah di pesisir sejauh 25 km. Daerah pesisir dianggap menguntungkan bagi pemberontak yang melawan Qing. Daerah-daerah pesisir Fujian dan Guangdong yang menjadi target mengalami kemunduran dan kehancuran paling parah karena dianggap sebagai basis sumber daya Koxinga.<ref name="sealordoffujian"/> Kebijakan mengusir penduduk dari pesisir membuat Qing kehilangan kendali atas perdagangan maritim. Klan Zheng menguasai jalur perdagangan antara Taiwan dengan Jepang dan Asia Tenggara.<ref name="chang-fujian-taiwan"/>
==Perkembangan pada periode Qing dan abad ke-20 ==
Ekonomi Provinsi Fujian mengalami perbaikan dengan dibukanya Kota [[Fuzhou]] dan [[Xiamen]] sebagai [[pelabuhan perjanjian]].<ref name="fujian-history">[[https://www.britannica.com/place/Fujian Fujian Province, China], 28-11-2018</ref> Industri pembangunan kapal moderen di kota Mawei hancur karena [[Perang Sino-Perancis]] tahun 1883-1885.<ref name="fujian-history"/> Setelah [[Revolusi Tiongkok]] tahun 1911-1912, Fujian menjadi ajang pertarungan penguasa lokal dan terbagi menjadi wilayah-wilayah politik dan militer.<ref name="fujian-history"/> Pada awal tahun 1930-an, bagian barat Fujian digabungkan ke dalam teritori komunis [[Jiangxi Soviet]]. Pemberontakan dari tentara nasionalis terhadap tentara komunis terjadi tahun 1933. Pada tahun 1938, Jepang menduduki kawasan pesisir sementara pemerintahan provinsi mengungsi ke [[Yongan]], Fujian tengah. Sejak tahun 1949, Fujian dikuasai oleh tentara merah dan menjadi bagian [[Republik Rakyat Tiongkok]].<ref name="fujian-history"/>
==Referensi ==
{{reflist}}
| |||