Sinosentrisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 14:
== Sistem Sinosentrik ==
[[Berkas:Huaxiasiyi.svg|jmpl|[[Dinasti Zhou|Kosmografi Dinasti Zhou]] dari [[Huaxia]] dan [[Empat Suku Barbar|Siyi]]: [[Dongyi]] di timur, [[Nanman]] di selatan, [[Xirong]] di barat, dan [[Beidi]] di utara.]]
Sistem Sinosentrik adalah sistem hierarkis hubungan internasional yang berlaku di
Di pusat sistem itu berdiri Tiongkok, yang diperintah oleh [[Wangsa|dinasti]] yang telah memperoleh [[Tianming|Mandat Surga]] (天命 Tiānmìng). ''Dinasti Celestial ''(天朝 Tiāncháo), yang dibedakan oleh kode moralitas dan kesopanan [[Agama Konghucu|Konghucu]], menganggap dirinya sebagai peradaban paling terkemuka di dunia; [[kaisar Tiongkok]] (''Huangdi'') dianggap sebagai satu-satunya Kaisar yang sah di seluruh dunia (tanah seluruhnya ''di bawah surga'' atau 天下 Tiānxià).
Baris 22:
Identifikasi jantung dan legitimasi suksesi dinasti adalah aspek penting dari sistem. Awalnya pusat itu identik dengan Zhongyuan, daerah yang diperluas melalui invasi dan penaklukan selama berabad-abad. Suksesi dinasti terkadang mengalami perubahan radikal dalam interpretasi, seperti era Song Selatan ketika dinasti yang berkuasa kehilangan jantung tradisional ke barbar utara. Di luar pusat ada beberapa lingkaran konsentris. Etnis minoritas setempat tidak dianggap sebagai 'negara asing'. Namun, mereka diperintah oleh pemimpin mereka sendiri yang disebut ''Komandan Lokal'' ([[wiktionary:土司|土司]] tusi), tunduk pada pengakuan oleh Kaisar, dan dibebaskan dari sistem birokrasi Tiongkok.
Di luar lingkaran ini ada negara-negara bagian yang menawarkan [[upeti]] (貢品) kepada [[kaisar Tiongkok]] dan di mana Tiongkok menjalankan [[
Selain itu, ada barbar utara, timur laut barbar, dan dua kategori besar barbar barat (dari Shanxi, barat Lanzhou, dan Xinjiang modern), tidak ada yang selamat ke zaman modern sebagai negara yang terpisah atau merdeka.
Baris 33:
Sementara Sinosentrisme cenderung diidentifikasi sebagai sistem hubungan internasional yang diilhami secara politik, sebenarnya ia memiliki aspek ekonomi yang penting. Sistem penghormatan dan perdagangan Sinosentrisme menyediakan Timur Laut dan Asia Tenggara dengan kerangka politik dan ekonomi untuk perdagangan internasional. Negara-negara yang ingin berdagang dengan Tiongkok diharuskan untuk tunduk pada hubungan suzerain-vassal dengan kedaulatan Tiongkok. Setelah penobatan (冊封) dari penguasa yang bersangkutan, misi diizinkan untuk datang ke Tiongkok untuk membayar upeti (貢品) kepada kaisar Tiongkok. Sebagai gantinya, misi upeti disajikan dengan penganugerahan kembali (回賜). Lisensi khusus dikeluarkan untuk pedagang yang menyertai misi ini untuk melakukan perdagangan. Perdagangan juga diizinkan di perbatasan darat dan pelabuhan tertentu. Zona perdagangan Sinosentrisme ini didasarkan pada penggunaan perak sebagai mata uang dengan harga yang ditetapkan dengan mengacu pada harga Tiongkok.
Model Sinosentrisme tidak ditantang secara serius sampai kontak dengan kekuatan [[Eropa]] pada abad ke-18 dan 19, khususnya
Pada akhir abad ke-19, sistem negara bagian Sinosentrisme di Asia Timur digantikan oleh sistem multi-negara Westfalen.<ref name="kang59">Kang, David C. (2010). {{Google books|ydVymF_OrWEC|''East Asia Before the West: Five Centuries of Trade and Tribute,'' p. 160.|page=160}}</ref>
Baris 44:
Semenanjung Korea sangat dipengaruhi oleh kedekatan geografis dan sejarahnya dengan Tiongkok.
Hingga era [[Tiga Kerajaan Korea]], negara-negara Korea Selatan telah dilindungi dari invasi Tiongkok oleh negara-negara Korea Utara yang sangat kuat seperti Goguryeo yang memerintah wilayah utara semenanjung Korea dan
Setelah Goguryeo akhirnya runtuh oleh pasukan sekutu [[Silla]], salah satu dari Tiga Kerajaan Korea, dan [[Dinasti Tang]] pada tahun 668, Silla, yang sekarang menjadi penguasa tunggal semenanjung Korea, lebih siap memulai sistem penghormatan antara Silla dan Tang. Namun, hubungan antara kedua negara sangat melemah setelah pengajuan Silla ke [[Dinasti Goryeo|Goryeo]] yang mengaku sebagai penerus Goguryeo.
Baris 50:
Hubungan Goryeo dengan [[dinasti Song]] Tiongkok tetap sama tetapi perdagangan bilateral yang dekat dan sangat menguntungkan dibangun tanpa sistem penghargaan karena ginseng dan porselen Goryeo sangat dihargai di Tiongkok sedangkan sutra agak populer di Goryeo. Hubungan damai ini berakhir ketika [[invasi Mongol ke Korea]], sebagai bagian dari kampanye umum untuk menaklukkan Tiongkok dan wilayah Asia lainnya, terjadi pada tahun 1231. Setelah 30 tahun perlawanan sengit, baik Goryeo dan Mongol akhirnya menggugat perdamaian dan menjadi ketergantungan Dinasti Mongol Yuan di bawah pengaruh Mongol dari istana kerajaan Goryeo. Segera setelah melemahnya dinasti Yuan, Goryeo merebut kembali wilayah mereka yang hilang dari Kekaisaran Mongol dengan kampanye militer dan mendapatkan kembali hak kedaulatannya.
Selama era Dinasti [[Dinasti Joseon|Joseon]] (1392-1910), mereka mendorong peninggalan cita-cita dan doktrin [[Konfusianisme Korea]] dalam masyarakat Korea dan secara sukarela memasuki sistem Sinosentrik. Setelah [[dinasti Ming]], yang menganggap dirinya sebagai huá (華), peradaban yang berbudaya dianggap telah runtuh di bawah invasi
Sinosentrisme di Joseon berakhir pada abad ke-19 ketika
Ini dimulai dengan masuknya budaya Eropa secara simultan dan menurunnya dinasti Qing pada awal abad ke-19. Itu telah dinyatakan oleh banyak sejarawan dan filsuf di Korea bahwa penerimaan Konfusianisme sebagai ideologi negara adalah kontribusi utama untuk kelemahan militer dan agresi eksternal yang dihasilkan dalam dinasti Joseon.
Baris 62:
Namun, Vietnam juga sangat [[sinifikasi]], menggunakan Bahasa Tionghoa Klasik sebagai bahasa sastra resmi dan mengadopsi sebagian besar aspek [[budaya Tionghoa]], termasuk sistem administrasi, arsitektur, filsafat, agama, sastra, dan bahkan pandangan budaya umum. Vietnam terus-menerus mengidentifikasi diri dalam hubungannya dengan Tiongkok, menganggap dirinya sebagai kerajaan di selatan seperti melawan Tiongkok di utara, seperti yang terlihat dalam baris ini dari sebuah puisi (dalam bahasa Tionghoa) oleh Jenderal Li Thường Kiệt (李常傑) (1019-1105): ''Nam Quốc sơn ha Nam Đế cư''. (南國山河南帝居), yang berarti "Di atas gunung dan sungai di Selatan memerintah Kaisar Selatan".
Dalam mengadopsi adat istiadat Tionghoa, istana Vietnam juga mulai mengadopsi pandangan dunia Sinosentris selama perluasan dinasti Le dan Nguyen. "Trung Quốc" 中國 digunakan sebagai nama untuk Vietnam oleh Kaisar [[Gia Long]] pada tahun 1805.<ref name="Woodside1971">{{cite book|author=Alexander Woodside|title=Vietnam and the Chinese Model: A Comparative Study of Vietnamese and Chinese Government in the First Half of the Nineteenth Century|url=https://books.google.com/books?id=0LgSI9UQNpwC&pg=PA18#v=onepage&q&f=false|year=1971|publisher=Harvard Univ Asia Center|isbn=978-0-674-93721-5|pages=18–}}</ref> Dikatakan "Hán di hữu hạn" 漢夷有限 ("orang-orang Vietnam dan orang-orang barbar harus memiliki batas yang jelas") oleh Kaisar Gia Long (Nguyễn Phúc Ánh) ketika membedakan antara Khmer dan Vietnam.<ref name="Wook2004">{{cite book|author=Choi Byung Wook |title=Southern Vietnam Under the Reign of Minh Mạng (1820-1841): Central Policies and Local Response |url=https://books.google.com/books?id=foZAdRgB-nwC&pg=PA34#v=onepage&q&f=false |year=2004 |publisher=SEAP Publications |isbn=978-0-87727-138-3 |pages=34–}}</ref> Minh Mang menerapkan kebijakan integrasi akulturasi yang diarahkan pada minoritas masyarakat non-Vietnam. Thanh nhân 清人 ini digunakan untuk merujuk pada etnis Tionghoa oleh Vietnam sementara Vietnam menyebut diri mereka sebagai Hán nhân 漢人 di Vietnam pada tahun 1800-an di bawah kekuasaan Nguyễn. [[Kamboja]] secara teratur disebut ''Cao Man Quốc'' (高蠻國), negara "barbar atas". Pada 1815, Gia Long mengklaim 13 negara sebagai pengikut Vietnam, termasuk [[Kerajaan Luang Phrabang|Luang Prabang, laos]], Vientiane, Burma, Tran Ninh di Laos timur, dan dua negara yang disebut "Thủy Xá Quốc" dan "Hỏa Xá Quốc", yang sebenarnya adalah suku [[Suku Jarai|Jarai]] Malayo-Polinesia hidup di antara Vietnam dan Kamboja. Mencerminkan model Tionghoa, istana
Kaisar Nguyen [[Minh Mạng]] Vietnam memuluskan etnis minoritas seperti Kamboja, menyatakan warisan Konfusianisme dan dinasti Han Tiongkok untuk Vietnam, dan menggunakan istilah orang Han 漢人 (Hán nhân) untuk merujuk ke Vietnam.<ref name="Owen2005">{{cite book|author=Norman G. Owen|title=The Emergence Of Modern Southeast Asia: A New History|url=https://books.google.com/books?id=py5Xh0-pw18C&pg=PA115&dq=minh+mang+han&hl=en&sa=X&ei=cOZSUqPkLcbgyQHVzYD4AQ&ved=0CEcQ6AEwAw#v=onepage&q=minh%20mang%20han&f=false|year=2005|publisher=University of Hawaii Press|isbn=978-0-8248-2890-5|pages=115–}}</ref> Minh Mang menyatakan bahwa "Kita harus berharap bahwa kebiasaan barbar mereka secara tidak sadar akan hilang, dan bahwa mereka setiap hari akan menjadi lebih terinfeksi oleh kebiasaan Han [Sino-Vietnam]."<ref name="Moses2008">{{cite book|author=A. Dirk Moses|title=Empire, Colony, Genocide: Conquest, Occupation, and Subaltern Resistance in World History|url=https://books.google.com/books?id=RBgoNN4MG-YC&pg=PA209&dq=minh+mang+han&hl=en&sa=X&ei=cOZSUqPkLcbgyQHVzYD4AQ&ved=0CDwQ6AEwAQ#v=onepage&q=minh%20mang%20han&f=false|archiveurl=https://books.google.com/books?id=cbSWBAAAQBAJ&pg=PA209&dq=minh+mang+han&hl=en&sa=X&ei=cOZSUqPkLcbgyQHVzYD4AQ&ved=0CDwQ6AEwAQ#v=onepage&q=minh%20mang%20han&f=false|archivedate=2008|date=1 January 2008|publisher=Berghahn Books|isbn=978-1-84545-452-4|pages=209–}}</ref> Kebijakan-kebijakan ini diarahkan pada suku Khmer dan suku-suku perbukitan.<ref name="PeerenboomPetersen2006">{{cite book|author1=Randall Peerenboom|author2=Carole J. Petersen|author3=Albert H.Y. Chen|title=Human Rights in Asia: A Comparative Legal Study of Twelve Asian Jurisdictions, France and the USA|url=https://books.google.com/books?id=2j6GNiMMc1oC&pg=PA474&dq=kinh+people+of+capital&hl=en&sa=X&ei=g7xJUs2iMoO48wSzq4GYBg&ved=0CDwQ6AEwAQ#v=onepage&q=kinh%20people%20of%20capital&f=false|date=27 September 2006|publisher=Routledge|isbn=978-1-134-23881-1|pages=474–}}</ref> Lord Nguyen, Nguyen Phuc Chu menyebut Vietnam sebagai "orang Han" pada tahun 1712 ketika membedakan antara Vietnam dan Chams.<ref>https://web.archive.org/web/20040617071243/http://kyotoreview.cseas.kyoto-u.ac.jp/issue/issue4/article_353.html</ref> Lord Nguyen mendirikan đồn điền setelah tahun 1790. Dikatakan
Pengaruh Tiongkok berkurang karena pengaruh Perancis naik pada abad ke-19, dan Vietnam akhirnya menghapuskan [[Ujian Kenegaraan|ujian Kekaisaran]] dan berhenti menggunakan [[aksara Han]] dan naskah [[Chữ Nôm]] yang terkait pada abad ke-20.
Baris 71:
Di [[Jepang]], nada ambivalen ditetapkan di awal hubungan dengan Tiongkok. [[Pangeran Shōtoku|Shōtoku Taishi]] (574-622), Pangeran wali penguasa Jepang, terkenal karena telah mengirim sepucuk surat kepada [[Kaisar Tiongkok]] dimulai dengan kata-kata: "Kaisar dari negeri di mana matahari terbit mengirim surat kepada Kaisar dari negeri di mana matahari terbenam untuk bertanya apakah Anda sehat" (日出處天子致書日沒處天子無恙云云). Ini umumnya diyakini sebagai asal dari nama [[Jepang|Nihon]] (sumber matahari), meskipun karakter yang sebenarnya untuk Nihon (日本) tidak digunakan.
Tidak lama setelah ini, bagaimanapun, Jepang merombak seluruh negara dan aparatur administratifnya pada sistem Tiongkok di bawah
Pada tahun 1401, selama [[Zaman Muromachi|periode Muromachi]] (室町時代), ''[[Shogun|shōgun]]'' [[Ashikaga Yoshimitsu|Yoshimitsu]] (足利義満) memulai kembali sistem penghormatan yang tidak aktif (1401), menggambarkan dirinya dalam sebuah surat kepada Kaisar Tiongkok sebagai "Subjek Anda, Raja Jepang" sementara juga tunduk pada Kaisar Jepang. Manfaat dari sistem upeti adalah perdagangan yang menguntungkan. Perdagangan itu disebut perdagangan ''Kangō'' berarti perdagangan penghitungan<ref name="kango">Page 81, [https://books.google.com/books?id=dBlyAAAAMAAJ&dq=Kango++means+tally&q=Kango+++tally&pgis=1#search_anchor Japan's Renaissance], Kenneth A. Grossberg</ref>) dan produk Jepang diperdagangkan untuk barang-barang Tiongkok. Hubungan ini berakhir dengan utusan terakhir biksu Jepang Sakugen Shūryō pada tahun 1551,<ref>Page 80, [https://books.google.com/books?id=6WQnNqhDNhAC&pg=PA80&dq=Kango++1551 Tanegashima], Olof G. Lidin</ref><ref>Page 1232, [https://books.google.com/books?id=xrGAXH_ne4IC&pg=PA1232&dq=sakugen+shuryo&as_brr=3 Flow cytometry and cell sorting], Andreas Radbruch</ref>
Pada tahun-tahun 1592-1593 [[Toyotomi Hideyoshi]], setelah menyatukan Jepang, mencoba [[Invasi Jepang ke Korea (1592-1598)|menaklukkan Korea]] sebagai awal untuk menaklukkan [[Dinasti Ming|Ming Tiongkok]]. Upaya menaklukkan "semua di bawah langit" (konsep sinosentris yang mengidentifikasi Tiongkok sebagai "dunia") berakhir dengan kegagalan.
Baris 88:
=== Birma ===
Tidak seperti negara-negara Asia Timur, yang dikomunikasikan dalam bahasa Tionghoa tertulis, [[Myanmar|Birma]] menggunakan bahasa tulisan yang berbeda dalam komunikasinya dengan
=== Thailand ===
Baris 97:
=== Eropa ===
Pertemuan resmi paling terkenal antara Sinosentrisme dan [[Eropa]] yang dirayakan Kedutaan Macartney dari tahun 1792-93, yang berusaha membentuk kehadiran Inggris permanen di
== Budaya Sinosentrisme ==
Dalam arti budaya, Sinosentrisme mengacu pada kecenderungan untuk menganggap budaya Tionghoa sebagai lebih kuno dari atau lebih unggul dari budaya lain. Ini sering melibatkan negara tetangga sebagai cabang budaya belaka Tionghoa. Dimensi geografis Sinocentrisme tradisional disorot oleh reaksi Tiongkok terhadap publikasi peta dunia pertama oleh [[Yesuit]] [[Matteo Ricci]] (1552-1610):<blockquote>
Akhir-akhir ini Matteo Ricci menggunakan beberapa ajaran palsu untuk membodohi orang, dan para sarjana dengan suara bulat mempercayainya...mengambil contoh posisi Tiongkok di peta. Dia menempatkannya bukan di pusat tetapi sedikit ke Barat dan condong ke utara. Ini sama sekali jauh dari kebenaran, karena Tiongkok harus berada di pusat dunia, yang dapat kita buktikan dengan satu fakta bahwa kita dapat melihat Bintang Utara beristirahat di puncak surga pada tengah malam. Bagaimana Tiongkok dapat diperlakukan seperti negara kecil yang tidak penting, dan ditempatkan sedikit ke utara seperti di peta ini?<ref>Wei Chün, On Ricci's Fallacies to Deceive the World (Li shuo huang-t'ang huo-shih p'ien), quoted in: George H. C. Wong, “China's Opposition to Western Science during Late Ming and Early Ch'ing”, ''Isis'', Vol. 54, No. 1. (Mar., 1963), pp. 29-49 (44)</ref></blockquote>Pada akhir periode Ming dan Qing, ada kepercayaan di kalangan budaya Tionghoa bahwa pengetahuan yang memasuki Tiongkok dari Barat sudah ada di Tiongkok di masa lalu. Kecenderungan pemikiran ini dikenal dalam bahasa Tionghoa sebagai ''xi xue zhong yuan'' (西學中源, secara harfiah 'pengetahuan Barat memiliki asal-usul Tionghoa'). ''Xi xue zhong yuan'' adalah cara untuk tidak hanya meningkatkan prestise dari pembelajaran Tiongkok kuno, tetapi juga pembelajaran Barat dan membuatnya lebih diterima oleh orang Tionghoa pada waktu itu. Salah satu contoh terkenal adalah ''Chouren Zhuan'' (疇人傳, "Biografi Astronom dan Matematikawan"), sebuah buku oleh sarjana Dinasti Qing, Ruan Yuan yang mengadopsi sudut pandang bahwa beberapa ilmu pengetahuan Barat memiliki asal Tiongkok kuno. Sarjana seperti Ruan melihat astronomi dan matematika sebagai kunci untuk mengartikan klasik kuno. Hingga
Budaya Sinosentrisme aadalah inti politik dan budaya kawasan ini: [[Bahasa Tionghoa|bahasa]] Tionghoa tradisional dan [[Aksara Han|sistem penulisan]], bingkai ideologis dari tatanan sosial dan kekeluargaan Konfusius; sistem hukum dan administrasi; Agama Buddha dan seni historioprafi
=== Kritik pribumi ===
Pengikut [[Agama Buddha di Tiongkok|ajaran Buddha Tiongkok]] adalah beberapa kritikus Sinosentrisme paling sengit, karena mereka mengikuti agama yang berasal dari India, bukan dari Tiongkok. Biksu Zhiyi (538-597 M) menyebut Tiongkok sebagai "Zhendan" (震旦{{lang|zh|震旦}}), bukan oleh julukan apa pun yang menekankan sentralitas Tiongkok, seperti Zhongguo atau Zhonghua. "Zhendan" berasal dari transkripsi kata [[Bahasa Sanskerta|Sansekerta]] untuk Tiongkok, "Cinisthana". Nama anti-Sinosentris lain untuk Tiongkok yang digunakan oleh umat Buddha adalah"negara [[Suku Han|Han]]" (漢国{{lang|zh|漢国}}) atau "wilayah Han".<ref>{{Cite book|title=Ethnic Identity in Tang China|last=Abramson|first=Marc|publisher=University of Pennsylvania Press|year=2011|pages=76}}</ref> Bereaksi terhadap rasa tidak aman terhadap agama-agama asli dari
Liu Ji, salah satu penasehat utama Zhu Yuanzhang (pendiri dinasti Ming) pada umumnya mendukung gagasan bahwa sementara orang Tionghoa dan non-Tionghoa berbeda, mereka sebenarnya sama. Karena itu Liu berdebat melawan gagasan bahwa orang Tionghoa lebih unggul dari orang lain.<ref>Zhou Songfang, "Lun Liu Ji de Yimin Xintai" (On Liu Ji's Mentality as a Dweller of Subjugated Empire) in ''Xueshu Yanjiu'' no.4 (2005), 112-117.</ref>
Baris 131:
=== Sumber ===
{{refbegin}}
* Kang, David C. (2010). ''East Asia Before the West: Five Centuries of Trade and Tribute.'' New York : Columbia University Press. {{ISBN|9780231153188}}/{{ISBN|9780231526746}}; [http://www.worldcat.org/title/east-asia-before-the-west-five-centuries-of-trade-and-tribute/oclc/562768984
* Shelach, Gideon (1999). [https://books.google.com/books?id=n_-8NnuSwC8C Leadership Strategies, Economic Activity, and Interregional Interaction'']'': Social Complexity in Northeast China''. Springer. {{ISBN|0-306-46090-4}}, {{ISBN|978-0-306-46090-6}}
* von Falkenhausen, Lothar. "The Waning of the Bronze Age: Material Culture and Social Developments,
{{refend}}
Baris 143:
* [http://www.rieti.go.jp/en/china/03080101.html Sinocentrism or Paranoia?]
* [http://www.aasianst.org/absts/1997abst/seasia/sea43.htm Suzerain and Vassal, or Elder and Younger Brothers: The Nature of the Sino-Burmese Historical Relationship]
[[Kategori:Istilah politik]]
|