Penjarahan Amorion: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
k perbaiki
Baris 12:
|commander1=Kaisar [[Theophilos (kaisar)|Teofilos]]<br>Aetios{{POW}}
|commander2=Khalifah [[al-Mu'tasim]]<br>[[Afshin (Jenderal Kekhalifahan)|Afshin]]<br>[[Ashinas]]<br>[[Ja'far bin Dinar al-Khayyat]]<br>[['Ujayf bin 'Anbasa]]
|strength1=Sekitar 40.000 prajurit angkatan darat,<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=298}}.</ref> sekitar 30.000 di Amorium<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=444–445 (NoteCatatan #415)}}.</ref>
|strength2=80.000<ref name="Treadgold297">{{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=297}}.</ref>
|casualties1=30.000–70.000 prajurit dan warga tewas<ref>{{harvnbsfn|Ivison|2007|p=31}}.</ref><ref name="Treadgold303">{{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=303}}.</ref>
|casualties2=Tidak diketahui
}}
Baris 24:
 
== Latar belakang ==
Pada tahun 829, ketika kaisar muda Teofilos naik ke tampuk kekuasaan di Bizantium, negaranya sudah berkali-kali berperang melawan bangsa Arab selama hampir dua abad, meskipun perdamaian sempat terjaga selama hampir dua puluh tahun akibat berkecamuknya [[perang saudara Islam keempat|perang saudara]] di [[Kekhalifahan Abbasiyah]]. Pada masa kenaikan takhta Teofilos, kaum Muslimin melanjutkan serangan mereka di timur di bawah kepemimpinan Khalifah [[al-Ma'mun]] (memerintah 813–833). Sementara itu, di sebelah barat, [[penaklukan Sisilia oleh Muslim]] berlangsung secara bertahap sejak tahun 827. Teofilos adalah sosok yang ambisius dan juga merupakan penganut [[Ikonoklasme Bizantium|ikonoklasme]] yang sangat teguh; ikonoklasme sendiri merupakan keyakinan yang melarang penggambaran tokoh-tokoh ilahi dan pemuliaan [[ikon]]-ikon. Ia mencoba mengukuhkan rezimnya dan memperkuat kebijakan ikonoklasme dengan cara memperoleh kemenangan dalam perang melawan Abbasiyah, musuh bebuyutan Kekaisaran.<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=272–280}}.</ref>
 
[[Berkas:Theophilus follis.jpg|jmpl|upright=1.2|ka|Koin ''[[follis]]'' jenis baru yang dicetak dalam jumlah besar untuk merayakan kemenangan Teofilos melawan Arab. Koin ini berasal dari sekitar tahun 835. Di bagian depan, ia digambarkan sedang mengenakan pakaian kemenangan dan ''[[toupha]]'', sedangkan di bagian belakang, terdapat elu-eluan tradisional "''[[Augustus (kehormatan)|Augustus]]'' Teofilos, engkau menaklukkan".<ref{{sfn|Treadgold|1988|pp=283, name287–288}}{{sfn|Whittow|1996|pp="follis"/>152–153}}]]
Untuk mendapatkan rahmat Allah dan membalas persekongkolan kaum [[ikonofilia|ikonofil]], Teofilos menindas mereka dan orang-orang lainnya yang dianggap "bidaah" pada Juni 833, termasuk dengan melakukan penangkapan dan pengasingan, pemukulan, dan penyitaan harta benda. Dari sudut pandang para pendukung ikonoklasme, Allah tampak telah merestui tindakan tersebut: al-Ma'mun wafat pada tahap-tahap pertama serangan besar-besaran yang dilancarkan Abbasiyah dengan tujuan menaklukkan [[Konstantinopel]], sementara saudara sekaligus penerusnya, [[al-Mu'tasim]], memilih untuk memusatkan perhatiannya pada urusan-urusan dalam negeri, karena ia menghadapi kesulitan dalam menegakkan kekuasaannya dan ia juga harus memadamkan pemberontakan sekte Khuramiya yang dipimpin oleh [[Babak Khorramdin]]. Hal ini memungkinkan Teofilos untuk mencetak berbagai kemenangan dalam selang waktu beberapa tahun kemudian, serta menggelembungkan jumlah pasukannya dengan sekitar 14.000 pengungsi Khuramiya yang dipimpin oleh Nasr, yang dibaptis menjadi Kristen dan menyandang nama [[Teofobos]].<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=280–283}}.</ref> Kemenangan yang diperoleh oleh Teofilos sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi setelah dirundung kekalahan dan perang saudara selama dua dasawarsa di bawah kepemimpinan kaisar-kaisar yang ikonofil, Teofilos merasa bahwa ia berhak mengklaim kemenangan tersebut untuk memperkuat kebijakan ikonoklasmenya. Maka dari itu, sang kaisar mulai mengaitkan dirinya dengan kaisar ikonoklas yang fanatik dan berhasil dalam hal militer, [[Konstantinus V]] (memerintah 741–775). Ia juga mengeluarkan koin ''[[follis]]'' tembaga jenis baru yang dicetak dalam jumlah besar; koin menggambarkannya sebagai kaisar Romawi yang berjaya.<ref name="follis">{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=283, 287–288}}; {{harvnbsfn|Whittow|1996|pp=152–153}}.</ref>
 
Pada tahun 837, atas desakan dari Babak, Teofilos memutuskan untuk memanfaatkan kemelut yang dihadapi oleh Abbasiyah dengan melancarkan kampanye militer melawan [[Al-'Awasim|keamiran-keamiran di daerah perbatasan]]. Ia mengumpulkan pasukan dalam jumlah yang sangat besar,{{cref|a}} yang terdiri dari sekitar 70.000 prajurit tempur dengan jumlah keseluruhan sebesar 100.000 orang (menurut [[Muhammad bin Jarir al-Tabari|al-Tabari]]). Ia kemudian menyerang wilayah Arab di sekitar daerah hulu [[Sungai Efrat]] tanpa menghadapi perlawanan yang berarti. Pasukan Bizantium merebut kota [[Sozopetra]] dan [[Arsamosata]], menjarah daerah pedesaan, memperoleh pembayaran dari berbagai kota agar pasukan Bizantium tidak menyerang mereka, dan mengalahkan sejumlah pasukan Arab yang berjumlah kecil.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=259–260}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=286, 292–294}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=137–141}}.</ref> Saat Teofilos berpulang untuk merayakan [[kemenangan Romawi|kemenangan]] di [[Hipodrom Konstantinopel]] sebagai "juara tiada banding", para pengungsi dari Sozopetra mulai tiba di ibu kota Mu'tasim di [[Samarra]]. Pemerintah Abbasiyah dibuat murka oleh kekejaman yang dilakukan oleh para penyerang tersebut: Bizantium tidak hanya bersekongkol dengan para pemberontak Khuramiya, tetapi konon di Sozopetra (yang diklaim sebagai tempat kelahiran Mu'tasim oleh beberapa sumber){{cref|b}} mereka juga membantai tawanan-tawanan pria dan menjual sisanya sebagai budak, sementara beberapa tawanan wanita diperkosa oleh pasukan Khuramiya.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=261–262}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=293–295}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=141–143}}.</ref><ref name="EHW1">{{harvnb|Kiapidou|2003}}, [http://asiaminor.ehw.gr/Forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaid=7898&boithimata_State=&kefalaia_State=#chapter_1 ChapterBab 1].</ref> Namun, perang yang dikobarkan oleh Teofilos tak mampu menyelamatkan Babak dan para pengikutnya, karena pada akhir tahun 837, mereka dikalahkan di benteng pegunungan mereka oleh jenderal [[Afshin (Jenderal Kekhalifahan)|Afshin]]. Babak melarikan diri ke [[Keamiran Armenia|Armenia]], tetapi ia dikhianati, diserahkan kepada Abbasiyah, dan akhirnya mati disiksa.<ref>{{harvnbsfn|Vasiliev|1935|p=143}}.</ref>
 
Dengan mengakhiri ancaman Kuramit, khalifah mulai mengerahkan pasukannya untuk kampanye balasan melawan Bizantium.<ref>{{harvnbsfn|Vasiliev|1935|p=144}}.</ref> Sejumlah besar pasukan Arab berkumpul di [[Tarsus (kota)|Tarsus]]; menurut catatan paling meyakinkan dari [[Mikael orang Siria]], pasukan tersebut meliputi sekitar 80,000 tentara dengan 30,000 pelayan dan pengikut kamp dan 70,000 hewan ternaik. Penulis lain memberikan jumlah yang jauh lebih besar, dari 200,000 sampai 500,000 menurut [[al-Mas'udi]].{{cref|a}}<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=263 (NoteCatatan #3)}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=297}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|p=146}}.</ref> Tak seperti kampanye-kampanye sebelumnya, yang melakukan penyerangan tak terlalu jauh dari benteng-benteng wilayah perbatasan, ekspedisi tersebut bertujuan untuk makin merangsek ke [[Asia Kecil]] dan pembalasan dendam yang tepat. Kota besar [[Amorium]] utamanya menjadi pencapaian yang diinginkan. Kronik-kronik Arab mencatat bahwa Mu'tasim membujuk para penasehatnya untuk memberitahu benteng Bizantium "terkuat dan paling tak dapat diakses", dan mereka menyebut Amorium, "dimana tak ada Muslim yang datang sejak kemunculan Islam. ni adalah mata dan fondasi dunia Kristen; bagi Bizantium, kota tersebut lebih terkenal ketimbang Konstantinopel". Menurut sumber-sumber Bizantium, khalifah mengetahui nama kota tersebut lewat tulisan pada tameng-tameng dan panji-panji para prajuritnya.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=262–263}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=297}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=144–146}}.</ref> Sebagai ibukota dari [[Anatolikon]] yang kuat, kota tersebut secara strategis terletak di tepi barat [[dataran Anatolia]] dan mengkontrol rute selatan utama yang dilewati oleh invasi-invasi Arab. Pada masa itu, AMorium adalah salah satu kota terbesar di Kekaisaran Bizantium dan kota paling berpengaruh kedua setelah Konstantinopel. Kota tersebut juga merupakan tempat lahir ayah Teofilos, [[Mikael II orang Amorium]] (memerintah 820–829), dan mungkin Teofilos sendiri.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=262–263}}; {{harvnbsfn|Kazhdan|1991|pp=79, 1428, 2066}}; {{harvnbsfn|Whittow|1996|p=153}}.</ref> Karena pengaruh strategisnya, kota tersebut menjadi target serangan Arab pada abad ke-7 dan ke-8, dan pendahulu Mu'tasim, Ma'mun dikatakan berencana menyerang kota tersebut saat ia wafat pada 833.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=262}}; {{harvnbsfn|Kazhdan|1991|p=79}}; {{harvnbsfn|Ivison|2007|p=26}}.</ref>
 
== Tahap-tahap awal kampanye: Anzen dan Ancyra ==
[[Berkas:Byzantine-Arab wars, 837-838.svg|jmpl|ka|upright=1.2|Peta kampanye Bizantium dan Arab pada tahun 837–838, menampilkan penyerbuan Teofilos ke Mesopotamia Hulu dan invasi balasan Mu'tasim ke Asia Kecil (Anatolia), yang berpuncak pada perebutan Amorium.]]
 
Khalifah membagi pasukannya menjadi dua: detasemen 10,000 Turk di bawah Afshin dikirim ke timur laut untuk bergabung dengan pasukan emir [[Malatya]] [[Umar al-Aqta]] dan pasukan Armenia (para penguasa [[Artsruni]] dan [[Dinasti Bagratuni|Bagratuni]] masing-masing dari [[Vaspurakan]] dan [[Taron (Armenia)|Taron]] yang sama-sama ikut serta secara perorangan dalam kampanye<ref>{{harvnbsfn|Whittow|1996|p=215}}.</ref>) dan menginvasi [[Armeniac Theme]] dari Perlintasan [[Hadath]], sementara pasukan utama di bawah khalifah sendiri akan menginvasi [[Cappadocia]] melalui [[Gerbang Silisia]]. Garda depan dari pasukan tersebut dipimpin [[Ashinas]], dengan [[Itakh]] mengkomandani bagian kanan, [[Ja'far bin Dinar al-Khayyat]] bagian kiri dan [['Ujayf bin 'Anbasa]] bagian tengah. Kedua pasukan tersebut akan terhubung di [[Ancyra]], sebelum berpawai bersama ke Amorium.<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=297, 299}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=146, 148}}.</ref><ref name="EHW2.1">{{harvnb|Kiapidou|2003}}, [http://asiaminor.ehw.gr/Forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaid=7898&boithimata_State=&kefalaia_State=#chapter_3 ChapterBab 2.1].</ref> Di pihak Bizantium, Teofilos kemudian sadar engan niat khalifah, dan berangkat dari Konstantinopel pada awal Juni. Pasukannya meliputi tentara dari Anatolia dan mungkin juga ''[[Theme (distrik Bizantium)|theme]]-theme'' Eropa, resimen ''[[tagma (militer)|tagmata]]'' elit, serta pasukan Kuramit. Pasukan Bizantium mendatangi tentara Arab yang masuk ke utara Ancyra setelah melewati Gerbang Silisia dan kemudian beralih ke selatan Amorium, selain juga mungkin pasukan Arab akan berpawai langsung ke wilayah Cappadocia untuk menuju ke Amorium. Meskipun para jenderalnya menasehati evakuasi kota tersebut, dengan tujuan mencegah tujuan kampanye Arab dan menjaga agar pasukan Bizantium menjadi tak terbagi, Teofilos memutuskan untuk menghimpun ulang garisun kota tersebut, dengan Aetios menjadi ''[[strategos]]'' dari Anatolik, dan pasukan dari ''tagmata'' [[Excubitors]] dan [[Vigla (tagma)|Vigla]].<ref name="EHW2.1"/><ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=263–264}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=298}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=146–147}}.</ref>
 
Dengan sisa pasukannya, Teofilos kemudian berpawai antar-pos sendiri antara Gerbang Silisia dan Ankira, menuju ke tepi utara [[Sungai Halys]], mendekati salah satu perlintasan sungai besar. Ashinas menyeberangi Gerbang Silisia pada 19 Juni, dan khalifah sendiri dengan pasukan utamanya melakukannya dua hari berikutnya. Laju Arab bersifat lambat dan wadpada. Untuk mengindari percekcokan dan mengetahui letak kaisar, Mu'tasim melarang Ashinas untuk maju terlalu jauh sampai Cappadocia. Ashinas mengirim beberapa detasemen terlatih untuk melakukan penangkapan, dan dari situ, akhirnya mengetahui keberadaan Teofilos di Halys, dimana ia menunggu kesepakatan Arab untuk bertempur.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=264}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=298}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=149–151}}.</ref> Pada masa yang sama, sekitar pertengahan Juli, Teofilos menyadari kedatangan pasukan Afshin, yang terdiri dari sekitar 30,000 orang, di dataran Dazimon. Meninggalkan sebagian pasukannya di bawah seorang kerabat yang menyaksikan penyeberangan Halys, Teofilos langsung berangkat dengan sebagian besar pasukannya, sekitar 40,000 pasukan menurut Mikael orang Siria, untuk menghadapi pasukan Arab yang berjumlah lebih kecil. Mu'tasim menyadari pergerakan Teofilos dari penangkapan dan berniat untuk memperingatkan Afshin, namun kaisar tersebut bergerak cepat dan bertemu pasukan Afshin dalam [[Pertempuran Anzen]] di dataran Dazimon pada 22 Juli. Disamping kesuksesan awal, pasukan Bizantium berpecahan dan tersebar, sementara Teofilos dengan pasukan penjaganya dikepung dan memutuskan untuk berpencar dan kabur.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=264–265}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=298–300}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=154–157}}.</ref><ref name="EHW2.2">{{harvnb|Kiapidou|2003}}, [http://asiaminor.ehw.gr/Forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaid=7898&boithimata_State=&kefalaia_State=#chapter_4 ChapterBab 2.2].</ref>
 
[[Berkas:MadridSkylitzesTheophilosArmyFol54r.jpg|jmpl|ka|upright=1.2|Kaisar Teofilos kabur setelah Pertempuran Anzen, [[miniatur (manuskrip teriluminasi)|miniatur]] dari manuskrip ''[[Madrid Skylitzes]]'']]
Teofilos dengan cepat memulai pengumpulan ulang pasukannya dan menyirim jenderal [[Teodor Krateros]] ke Ancyra. Krateros menemukan bahwa kota tersebut sangat mengenaskan, dan memerintahkan penegakan ulang garisun Amorium sebagai gantinya. Teofilos sendiri kemudian terpaksa kembali ke Kontantinopel, dimana rumor kematiannya di Anzen berujung pada rencana pengangkatan kaisar baru. Pada waktu yang sama, pasukan Kuramit, yang berkumpul di sekitaran [[Sinop, Turki|Sinope]], memberontak dan mendeklarasikan kaisar Teofobos sebagai komandan mereka. Beruntungnya, Teofobos mengambil pendirian pasif dan tak membuat keputusan untuk melawan Teofilos atau bersekutu dengan Mu'tasim.<ref name="EHW2.2"/><ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=300–302}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=158–159}}.</ref> Pasukan khalifah di bawah Ashinas mencapai Ancyra pada 26 Juli. Para penduduknya, yang memutuskan untuk mengungsi ke beberapa wilayah sekitar, ditemukan dan ditangkap setelah perjuangan singkat oleh detasemen Arab di bawah [[Malik bin Kaydar|Malik bin Kaydar al-Safadi]]. Pasukan Bizantium, yang beberapa diantaranya adalah prajurit yang melarikan diri dari Anzen, memberitahu pasukan Arab soal kemenangan Afshin, setelah itu Malik membolehkan semua orang untuk dibebaskan. Pasukan Arab lainnya datang ke Ancyra pada hari-hari berikutnya, dan setelah mendatangi kota mengenaskan tersebut, pasukan Arab bersatu bergerak ke selatan menuju Amorium.<ref name="EHW2.2"/><ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=266}}.</ref><ref name="Treadgold302">{{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=302}}; {{harvnbsfn||Vasiliev|1935|pp=152–154, 158–160}}.</ref>
 
== Pengepungan dan kejatuhan Amorium ==
Pasukan Arab berpawai di tiga korps terpisah, dengan Ashinas sempat kembali ke garis depan, khalifah di tengah, dan Afshin dikirim ke pinggiran. Menjarah pinggiran kota saat mereka maju, mereka datang ke Amorium tujuh hari setelah keberangkatan mereka dari Ancyra, dan memulai pengepangan kota pada 1 Agustus.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=267}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=160–161}}.</ref> Teofilos, yang berniat menghindari kejatuhan kota tersebut, pergi dari Konstantinopel ke [[Dorylaion]], dan dari situ mengirim kedutaan besar ke Mu'tasim. Para dutanya, yang datang tak lama sebelum atau saat hari-hari pertama pengepungan, meminta pengampunan dengan menyatakan bahwa kejahatan di Sozopetra telah berlawanan dengan perintah kaisar, dan kemudian menawarkan bantuan untuk membangun ulang kota tersebut, memulangkan semua tahanan Muslim dan membayar upeti. Namun, khalifah tak hanya menolak permintaan para duta, namun menahan mereka di kampnya, sehingga mereka dapat melakukan pengepungan.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=266–267}}; {{harvnbsfn|Rekaya|1977|p=64}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|p=160}}.</ref>
 
[[Berkas:Siege of Amorium.jpg|jmpl|upright=1.2|ka|Miniatur dari ''Madrid Skylitzes'' menggambarkan pengepungan Amorium oleh Arab]]
Perbentengan kota tersebut bersifat kuat, dengan ukuran yang panjang dan dinding yang tebal dilindungi oleh 44 menara, menurut geografer kontemporer [[Ibnu Khordadbeh]]. Khalifah memerintahkan setiap jenderalnya untuk menerobos tembok tersebut. Baik pengepung maupun pihak yang terkepung memiliki banyak [[mesin kepung]], dan selama tiga hari, kedua belah pihak berbalas tembakan misil sementara para [[sapper|penggali parit]] Arab berniat untuk meruntuhkan tembok tersebut. Menurut catatan Arab, seorang tahanan Arab yang berpindah ke agama Kristen membelot dengan berbalik pada khalifah, dan memberitahukannya soal seuah tempat di tembok tersebut yang memiliki kerusakan parah akibat hujan deras dan hanya diperbaiki sekilas dan seadanya karena kesibukan senapati kota tersebut. Akibatnya, pasukan Arab mengkonsentrasikan upaya mereka pada bagian tersebut. Para pasukan pertahanan berniat untuk melindungi tembok tersebut dengan beberapa balok kayu gantung untuk meredam efek kejut dari mesin-mesin pengepungan, namun tak memadai, dan setelah dua hari, penjebolan dilakukan.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=267}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=302}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=161–163}}.</ref> Sehingga, Aetios menyadari bahwa pertahanannya jebol, dan memutuskan untuk melarikan dan memecah pasukan pengepungan pada malam hari dan menghubungi Teofilos. Ia mengirim dua pengirim pesan ke kaisar, namun keduanya ditangkap oleh pasukan Arab dan dibawa ke hadpaan khalifah. Keduanya sepakat untuk menjadi [[mualaf]] dan Mu'tasim, setelah memberikan mereka pemberian besar, mempawaikan mereka ke sekitaran tembok kota dalam pandangan penuh Aetios dan pasukannya. Untuk menghindari percekcokan apapun, pasukan Arab menjaga wilayah sekitarannya, menghimpun pasukan penjaga kavaleri bahkan pada malam hari.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=268}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=302}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=163–164}}.</ref>
 
Pasukan Arab sekarang meluncurkan serangan berulang ke wilayah tersebut, namun para pasukan pertahanan menghadangnya. Menurut al-Tabari, mula-mula alat-alat pelontar dikerahkan oleh empat orang yang masing-masing ditempatkan pada dasar berroda, dan menara-menara bergerak dengan sepuluh orang masing-masing dibangun dan dimajukan ke tepi parit, yang mereka mulai isi dengan kulit-kulit domba (dari hewan-gewan yang mereka bawa bersama sebagai makanan) yang diisi dengan tanah. Namun, pengerjaan tersebut tak membuahkan hasil karena ketakutan para prajurit akan alat-alat pelontar Bizantium, dan Mu'tasim memerintahkan pelemparan kulit berisi tanah tersebut untuk meruntuhkan tembok itu sendiri. Sebuah menara ditekan pada parit berisi, namun bersendat di tengah jalan dan alat pengepungan lainnya diruntuhkan dan dibakar.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=268}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=164–165}}.</ref> Serangan lain pada hari berikutnya, yang dipimpin oleh Ashinas, gagal karena berada di bagian tersempit dari wilayah tersebut, dan Mu'tasim kemudian meminta alat-alat pelontar yang lebih banyak untuk dimajukan. Pada keesokan harinya, Afshin dengan pasukannya menyerang wilayah tersebut, dan Itakh pada hari berikutnya.<ref>{{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=165–167}}.</ref> Pasukan pertahanan Bizantium secara bertahap dilucuti oleh pasukan penyerang kejut, dan setelah sekitar dua pekan pengepungan (tanggal secara beragam ditafsirkan sebagai 12, 13 atau 15 Agustus oleh para penulis modern<ref>{{harvnb|Kiapidou|2003}}, [http://asiaminor.ehw.gr/forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaID=7898#noteendNote_19 NoteCatatan 19].</ref>) Aetios mengirim sebuah kedutaan besar di bawah uskup kota tersebut, yang menawarkan penyerahan Amorium sebagai pertikaran untuk jaminan keamanan dari para penduduk dan garisun, namun Mu'tasim menolak. Namun, komandan Bizantium Boiditzes, yang bertugas di bagian wilayah tersebut, memutuskan untuk mengadakan negosiasi langsung dengan khalifah atas kehendaknya sendiri, mungkin bertujuan untuk mengkhianati pihaknya sendiri. Ia datang ke kamp Abbasiyah, memberi perintah kepada pasukannya di wilayah tersebut untuk berhenti menyerang sampai ia kembali. Saat Boiditzes berbalik pada khalifah, pasukan Arab mendekati wilayah tersebut, dan sinyak berubah dan mematahkan kota tersebut.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=268–269}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=302–303}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=167–168}}.</ref> Dianggap kecutan, pemberontakan Bizantium terjadi secara sporadik: beberapa prajurit membarikadekan diri mereka sendiri di sebuah monasteri dan dibakar sampai mati, sementara Aetios dengan para perwiranya mengungsi ke sebuah menara sebelum dipaksa untuk menyerah.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=269–270}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=303}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=169–170}}.</ref>
 
Kota tersebut dijarah dan dirampok; menurut catatan Arab, penjualan rampasan terjadi selama lima hari. Kroniker Bizantium [[Theophanes Continuatus]] menyebut 70,000 orang tewas, sementara al-Mas'udi dari Arab menyebut 30,000. Para korban selamat terdiri dari para budak di kalangan pemimpin tenrara, kecuali pemimpin sipil dan militer kota tersebut, yang berniat menggulingkan khalifah. Setelah mengijinkan para duta Teofilos untuk kembali kepadanya dengan kabar kejatuhan Amorium, Mu;tasim membakar kota tersebut sampai rata dengan tanah, dengan satu-satunya tembok kota yang masih tersisa relatif utuh.<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=303}}; {{harvnbsfn|Rekaya|1977|p=64}}; {{harvnbsfn|Ivison|2007|pp=31, 53}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=170–172}}.</ref> Salah satu jarahan yang diambil adalah pintu besi masif dari kota tersebut, yang al-Mu;tasim awalnya bawa ke Samarra, dimana mereka dipasang di bagian depan istananya. Dari situ, mereka diambil, mungkin menjelang akhir abad tersebut, dan dipasang di [[Raqqa]], dimana barang-barang tersebut masih ada sampai 964, saat penguasa [[Hamdaniyah]] [[Sayf al-Dawla]] menyingkirkannya dan memasang gerbang [[Bab Qinnasrin|Bab al-Qinnasrin]] di ibukota [[Aleppo]].<ref>{{harvnbsfn|Meinecke|1995|pp=411, 412}}.</ref>
 
== Akibat ==
Setelah penjarahan tersebut, khalifah mendengar rumor bahwa Teofilos maju untuk menyerangnya. Mu'tasim melakukan pawai sehari dengan pasukannya di sepanjang jalan menuju Dorylaion, namun tak mendapatkan tanda serangan Bizantium. Menurut al-Tabari, Mu'tasim sekarang mengarahkan kampanyenya untuk menyerang Konstantinopel, saat ia mendengar kabar konspirasi yang dipimpin oleh keponakannya, [[al-Abbas bin al-Ma'mun]]. Mu'tasim terpaksa memotng kampanyenya dan dengan cepat kembali ke kerajaannya, membiarkan benteng di sekitaran Amorium serta Teofilos dan pasukannya di Dorylaion. Mengambil rute langsung dari Amorium ke Gerbang Silisia, tentara khalifah dan tahanannya berpawai ke pinggiran tengah Anatolia. Beberapa tawanan dihabisi agar mereka tak dapat bergerak dan dieksekusi, sementara yang lainnya menemukan kesempatan untuk melarikan diri. Sebagai balasannya, setelah memisahkan orang paling berpengaruh di antara mereka, Mu'tasim mengeksekusi sisanya, yang berjumlah sekitar 6,000.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=270}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=303}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=172–173, 175}}.</ref><ref>{{harvnb|Kiapidou|2003}}, [http://asiaminor.ehw.gr/forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaid=7898&boithimata_State=&kefalaia_State=#chapter_5 ChapterBab 2.3].</ref>
 
[[Berkas:Byzantine emissaries to the Caliph.jpg|jmpl|upright=1.2|ka|Miniatur dari ''Madrid Skylitzes'' menggambarkan kedutaan besar ''[[tourmarches]]'' Basil kepada al-Mu'tasim (duduk) setelah kejatuhan Amorium.]]
Teofilos mengirim kedutaan besar kedua kepada khalifah, yang dikepalai oleh ''[[tourmarches]]'' dari [[Charsianon]], Basil, memberi hadiah dan surat permintaan maaf, dan menawarkan ransum tahanan tingkat tinggi untuk 20,000 [[Pound (massa)#Litra Bizantium|pound Bizantium]] (sekitar 6,500&nbsp;kg) emas dan membebaskan seluruh orang Arab yang ditangkap oleh Bizantium. Tanggapannya, Mu'tasim menolak ransum tersebut, berkata bahw aekspedisi itu sendiri telah membiayainya lebih dari 100,000 pound, dan menuntut penyerahan Teofobos dan [[Domestic of the Schools]], [[Manuel orang Armenia]], yang telah beberapa tahun lampaui membelot dari pihak Arab. Duta besar Bizantium menolak untuk mengabulkannya dan tak dapat melakukannya, karena Teofobos sedang memberontak dan Manuel telah wafat, menurut beberapa sumber, akibat cedera yang didapatkan di Anzen. Sebagai gantinya, Basil menyerahkan surat kedua yang lebih mengancam dari Teofilos. Menjadi murka, Mu'tasim mengembalikan hadiah-hadiah dari kaisar tersebut.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=272}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=303–304}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=174–175}}.</ref>
 
Akibat penjarahan Amorium, Teofilos meminta bantuan kekuatan lain melawan ancaman Abbasiyah: kedutaan-kedutaan besar dikirim ke kaisar barat [[Louis the Pious]] (r. 813–840) dan istana [[Abdul ar-Rahman II]] (r. 822–852), [[Emir Kórdoba]]. Para duta Bizantium diberi penghormatan, namun tak diberi bantuan apapun.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=273}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=177–187}}.</ref> Namun, Abbasiyah tak meneruskan kesuksesan mereka. Perang berlanjut antar dua kekaisaran tersebut dengan penyerbuan dan penyerbuan balasan selama beberapa tahun, namun setelah beberapa kesuksesan Bizantium dan mungkin juga [[pertukaran tahanan Arab-Bizantium|pertukaran tahanan]]—yang tak meliputi tawanan tingkat tinggi dari Amorium—yang disepakati pada 841. Pada masa kematiannya pada 842, Mu'tasim menyiapkan invasi skala besar lain, namun armada besar yang ia siapkan untuk menyerang Konstantinopel terhalang oleh badai di lepas [[Tanjung Kelidonia]] pada beberapa bulan kemudian. Setelah kematian Mu'tasim, Kekhalifahan memasuki periode ketegangan, dan [[Pertempuran Mauropotamos]] pada 844 menjadi pertikaian Arab-Bizantium besar terakhir sampai 850an.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=273–274}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|pp=175–176, 192–193, 198–204}}.</ref>
 
Salah satu tokoh Bizantium yang ditangkap dari Amorium, ''strategos'' Aetios dieksekusi tak lama setelah ia ditangkap, yang menurut sejarawan [[Warren Treadgold]], sebagai balasan atas surat kedua Teofilos kepada khalifah.<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=304, 445 (NoteCatatan #416)}}.</ref> Setelah beberapa tahun penangkapan dan ketiadaan harapan ransum, orang yang tersisa memutuskan untuk menjadi [[mualaf]]. Saat mereka menolak, mereka dieksekusi di Samarra pada 6 Maret 845, dan dirayakan dalam [[Gereja Ortodoks Timur]] sebagai 42 Martir Amorium.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=271–272}}; {{harvnbsfn|Kazhdan|1991|pp=79, 800–801}}.</ref> Beberapa kisah juga berkembang soal Boiditzes dan pengkhianatannya. Menurut legenda 42 Martir, ia menjadi [[mualaf]], namun juga dieksekusi oleh khalifah bersama dengan tawanan lain; namun tak seperti lainnya, yang jasad-jasadnya "secara ajaib" mengambang di perairan sungai [[Tigris]], jasadnya tenggelam ke dasar.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|pp=270–271}}.</ref>
 
== Dampak ==
Baris 70:
| title =
| quote = "Kemenangan terhormat terhadap gerbang surga terbuka dan bumi berasal dari garmen barunya.<br/><br/>O hari pertempuran 'Ammūriya, harapan (kami) kembali darimu terhempas dengan susu manisan madu;<br/><br/>Kau meninggalkan keberuntungan dari bani-bani Islam dalam kenaikan, dan para peloteis dan dasar politeisme menurun."
| source = Penjelasan dari ''Ode pada Penaklukan Amorium'' karya [[Abu Tammam]].<ref>{{harvnbsfn|Arberry|1965|p=52}}.</ref>
}}
 
Penjarahan Amorium adalah salah satu peristiwa paling menonjol dalam sejarah panjang penyerbuan Arab ke Anatolia. Teofilos dikabarkan jatuh sakit tak lama setelah kejatuhan kota tersebut, dan meskipun ia pulih, kesehatannya masih dalam keadaan buruk sampai kematiannya, yang terjadi pada tiga tahun kemudian. Para sejarawan Bizantium pada masa berikutnya mengaitkan kematiannya dengan masa kesedihan tiga puluh tahun atas dampak perebutan kota tersebut, meskipun ini nampaknya adalah sebuah legenda.<ref name="EHW3">{{harvnb|Kiapidou|2003}}, [http://asiaminor.ehw.gr/forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaid=7898&boithimata_State=&kefalaia_State=#chapter_6 ChapterBab 3].</ref><ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=304, 415}}.</ref> Kejatuhan Amorium menginspirasi beberapa legenda dan cerita di kalangan Bizantium, dan dapat ditemukan dalam karya-karya sastra yang masih ada seperti ''[[Lagu Armouris]]'' atau ballad ''[[Kastro tis Orias (ballad)|Kastro tis Orias]]'' ("Istana Gadis Adil").<ref>{{harvnbsfn|Christophilopoulou|1993|pp=248–249}}.</ref> Di sisi lain, Arab merayakan perebutan Amorium, yang menjadi subyek dari karya terkenal buatan [[Abu Tammam]] ''Ode pada Penaklukan Amorium''.<ref>{{harvnbsfn|Canard|1986|p=449}}.</ref><ref>Untuk terjemahan Inggris dari puisi Abu Tammam, lihat {{harvnb|Arberry|1965|pp=50–62}}.</ref> Selain itu propaganda khalifah yang dibuat memakai kampanye tersebut untuk mengesahkan kekuasaan al-Mu'tasim dan membenarkan pembunuhan keponakannya pada masa berikutnya, dan pewaris sah dari al-Ma'mun, al-Abbas.<ref>{{harvnbsfn|Kennedy|2003|pp=23–26}}.</ref>
 
Pada kenyataannya, dampak militer dari kampanye tersebut terhadap Bizantium bersifat terbatas: di luar garisun dan penduduk Amorium itu sendiri, angkatan darat Bizantium di Anzen nampaknya memiliki sedikit korban, dan pemberontakan korps Khurramit terjadi tanpa pertumpahan darah pada tahun berikutnya dan para prajuritnya berintegrasi lagi ke pasukan Bizantium. Ancyra dengan cepat dibangun ulang dan diduduki ulang, seperti Amorium itu sendiri, meskipun tak pernah memulihkan kejayaan lamanya dan kursi tema Anatolik pada masa itu dipindahkan ke [[Polybotus]].<ref name="EHW3"/><ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=304, 313–314}}; {{harvnbsfn|Kazhdan|1991|pp=79–80}}; {{harvnbsfn|Whittow|1996|p=153}}.</ref> Menurut pernyataan Warren Treadgold, kekalahan pasukan kekaisaran tersebut di Anzen dan Amorium adalah peristiwa tingkat tinggi alih-alih ketidakmampuan atau ketidaksiapan yang sebenarnya. Selain itu, kampanye Bizantium ditimbulkan dari sikap Teofilos yang terlalu percaya diri, baik atas kehendaknya untuk membagi pasukannya dalam menghadapi jumlah Arab yang lebih besar dan imbalannya terhadap Khurramit.<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=304–305}}.</ref> Selain itu, kekalahan yang dialami Teofilos menimbulkan perombakan besar-besaran terhadap tentaranya, yang meliputi pendirian komando-komando garis depan yang baru dan penarikan pasukan Khurramit di kalangan pasukan penduduk asli.<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|pp=351–359}}.</ref>
 
Namun, akibat jangka panjang dan berlangsung lama dari kejatuhan Amorium adalah dalam hal keagamaan ketimbang hal militer. Ikonoklasme yang dilakukan menimbulkan penyanjungan ilahi dan mendorong kemenangan militer, namun kesadaran tentara maupun laporan perilaku Boiditzes dapat menimbulkan pernyataan bahwa ini adalah "bencana memalukan untuk menyandingkan kekalahan terburuk dari kaisar ikonofilia manapun" (Whittow), dibandingkan dengan satu-satunya kenangan dari kekalahan yang dialami oleh [[Nikeforos I]] (memerintah 802–811) di [[Pertempuran Pliska|Pliska]]. Menurut Warren Treadgold, "dampak yang terjadi tak menyiratkan bahwa Ikonoklasme adalah hal yang salah&nbsp;... namun hal ini melucuti kaum ikonoklas sepanjang waktu dari argumen paling persuasif mereka yang tak terwujud, bahwa Ikonoklasme memenangkan pertempuran". Beberpaa tahun setelah kematian Teofilos, pada 11 Maret 843, sebuah sinode [[Perayaan Ortodoks|merestorasi]] pemuliaan [[ikon]], dan ikonoklasme dinyatakan bidaah.<ref>{{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=305}}; {{harvnbsfn|Whittow|1996|pp=153–154}}.</ref>
 
== Catatan ==
{{refbegin}}
{{cnote|a|Dikabarkan, tentara untuk ekspedisi tahun 837 dari Teofilos dan kampanye balasan Mu'tasim berjumlah tak lazim. Beberapa cendekiawan, seperti Bury dan Treadgold, menyebut angka yang diberikan Tabari dan Mikael orang Suriah kurang lebih akurat,<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=263 (NoteCatatan #3)}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=441 (NoteCatatan #406)}}.</ref> namun para peneliti modern lainnya bersikap skeptis terhadap jumlah semacam itu, karena angkatan darat abad pertengahan jarang ada yang lebih dari 10,000 orang, dan risalah dan catatan militer Arab dan Bizantium menyatakan bahwa pasukan biasanya berjumlah sekitar 4,000–5,000. Bahkan pada fase ekspansi militer Bizantium berkelanjutan pada akhir abad ke-10, [[paduan militer Bizantium]] menyebut angka 25,000 sebagai jumlah terbesar dan selaras dengan perintah kaisar. Sebagai perbandingan, jumlah pasukan militer ''nominal'' yang tersedia untuk Bizantium pada abad ke-9 diperkirakan berjumlah sekitar 100,000–120,000. Untuk survei mendetil, lihat {{harvnb|Whittow|1996|pp=181–193}} dan {{harvnb|Haldon|1999|pp=101–103}}. }}
{{cnote|b|Klaim bahwa Sozopetra atau Arsamosata adalah kota asal Mu'tasim hanya ditemukan dalam sumber-sumber Bizantium. Klaim ini disangkal oleh sebagian besar cendekiawan sebagai pernyataan pada masa selanjutnya, seperti halnya Amorium yang dikatakan sebagai tempat kelahiran Teofilos, dan sebagai upaya untuk penyeimbangan dan penyelarasan dampak dari kejatuhan Amorium.<ref>{{harvnbsfn|Bury|1912|p=262 (NoteCatatan #6)}}; {{harvnbsfn|Treadgold|1988|p=440 (NoteCatatan #401)}}; {{harvnbsfn|Vasiliev|1935|p=141}}.</ref><ref>{{harvnb|Kiapidou|2003}}, [http://asiaminor.ehw.gr/Forms/fLemmaBodyExtended.aspx?lemmaID=7898#endNote_1 NoteCatatan 1].</ref>}}
{{refend}}
 
Baris 110:
{{coord|39.020439|N|31.289145|E|source:dewiki_region:TR_type:landmark|format=dms|display=title}}
 
{{DEFAULTSORT:Amorium, Pengepungan}}
{{Commonscat|Sack of Amorium}}
[[Kategori:838]]