Syamsuddin As-Sumatrani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:جاوي menggunakan HotCat
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
{{kembangkan}}
{{uncategorized|date=September 2018}}
'''Syeikh Syamsuddin As-Sumatrani''' adalah seorang ulama besar Aceh yang hidup pada Abad ke-16 dan ke-17 Masehi. Beliau merupakan murid dari seorang Ulama yang dikenal dengan nama Hamzah al-Fansuri. Meskipun secara pasti tidak diketahui kelahiran beliau namun dari namanya menunjukkan bahwa beliau merupakan Ulama yang berasal dari [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] (Aceh)<ref>{{Cite news|url=http://aceh.tribunnews.com/2012/01/15/mengenal-shamsuddin-as-sumatrany|title=Mengenal Shamsuddin As Sumatrany - Serambi Indonesia|date=2012-01-15|newspaper=Serambi Indonesia|language=id-ID|access-date=2018-09-23}}</ref>. Beliau meninggal dunia dalam pertempuran dengan portugis di Melaka pada pada tahun 1040 H/ 1630 M dan dikebumikan di Kampung Ketek, Melaka.<ref>{{Cite web|url=http://aceh.tribunnews.com/2012/01/15/mengenal-shamsuddin-as-sumatrany|title=Mengenal Shamsuddin As Sumatrany|date=2012-01-15|website=Serambi Indonesia|language=id-ID|access-date=2018-09-30}}</ref>. Dalam kitab Bustanul Salatin karya Syeikh Nurruddin ar-Raniri juga diperoleh keterangan bahwa Syamsuddin wafat pada hari ke-12 bulan Rajab tahun 1039 H/1630 M<ref>{{Cite journal|last=Suwondo|first=Tirto|date=1998-12-01|title=Syamsuddin As-Sumatrani: Riwayat, Karya, Ajaran, Kecaman, dan Pembelaannya|url=https://zenodo.org/record/1256222|journal=Zenodo|language=en|doi=10.5281/zenodo.1256222}}</ref>.
 
= Riwayat Hidup =
Syeikh Syamsuddin As-Sumatrani adalah seorang mufti dan penasihat Sultan Iskandar Muda, seorang pembesar dan penghulu agama, seorang syeikh terkemuka yang berada di lingkungan istana kerajaan Aceh Darussalam.
 
Dalam catatan orang Eropa yang berjumpa Syeikh Syamsuddin bin Abdullah As Sumatrani seperti yang ditulis oleh Frederick de Houtman dalam bukunya Cort Verhael van’t Wedervaren is Frederick de Houtman, Tot Atchein (1603)<ref>{{Cite web|url=http://dx.doi.org/10.1163/2451-9537_cmrii_com_26842|title=Cort verhael vant gene wedervaren is Frederick de Houtman tot Atchein int eylandt Sumatra in den tijdt van ses ende twintich maenden die hy aldaer gevanghen is gheweest|website=Christian-Muslim Relations 1500 - 1900|access-date=2018-09-30}}</ref> menyatakan, Syeikh Shamsuddin bi Abdullah As Sumatrany sebagai penasihat agung Sultan Saidil Mukammil. Syeikh ini sempat mengajak dia masuk Islam.
Baris 10:
Pengaruh Syeikh Shamsuddin dalam kerajaan Aceh Darussalam dicatat juga oleh Sir James Lacaster ketika berkunjung ke Aceh pada tahun 1602. Dalam bukunya The Voyages of Sir James Lascaster<ref>{{Cite journal|date=2017-05-15|title=The Voyages of Sir James Lancaster to Brazil and the East Indies, 1591-1603|url=http://dx.doi.org/10.4324/9781315551531|doi=10.4324/9781315551531}}</ref>, Lacaster menyebut Syeikh Shamsuddin sebagai “a man of great estimation with the king and the peoples (seorang pria yang memiliki pengaruh besar terhadap raja dan rakyat). ” James Lacaster bahkan ditanyakan oleh Syeikh Shamsuddin, “Sir, what reasons shall we show to the king, from you whereby he may grants these things which you have demanded to be granted by him (Alasan apa yang akan kami tunjukkan kepada raja, agar dia mengabulkan permintaan Anda).”
 
Sampai akhir hayatnya beliau merupakan seorang Qadhi di [[Kesultanan Aceh]], sebelum akhirnya meninggal dunia dalam pertempuran melawan penjajah portugis di Melaka.
 
= Syeikh Syamsuddin dan Syeikh Nuruddin =
Baris 18:
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Ulama Aceh]]