Bahasa Greenland: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 32:
Bahasa Greenland berkembang di Tanah Hijau bersama dengan kedatangan [[Kebudayaan Thule|orang-orang Thule]] pada sekitar abad ke-13. Tidak diketahui apa bahasa dari [[kebudayaan Saqqaq]] dan [[Kebudayaan Dorset|Dorset]] yang sebelumnya mendiami Greenland.
 
Deskripsi pertama dari bahasa Greenland berasal dari abad ke-17. Penyusunan kamus dan penjabaran tatabahasanya baru dilakukan pada abad ke-18, bersama datangnya para penginjil dan mulainya kolonialisasi Denmark di Greenland. Misionaris Paul Egede menyusun kamus bahasa Greenland pertama pada tahun 1750, dan menulis buku tatabahasa pada tahun 1760. <ref>Rischel, Jørgen. Grønlandsk sprog.[http://www.denstoredanske.dk/Samfund,_jura_og_politik/Sprog/Eskimoisk_sprog/gr%C3%B8nlandsk?highlight=gr%C3%B8nlandsk] [[Den Store Danske Encyklopædi]] Vol. 8, Gyldendal</ref>
 
[[Berkas:Inuktitut dialect map.svg|upright=1.6|ka|jmpl|Ilustrasi 1: Persebaran bahasa-bahasa Inuit di seluruh wilayah [[Arktika]].]]
Sejak mulainya penjajahan Denmark pada abad ke-18 hingga awal penerapan otonomi Greenland pada tahun 1979, bahasa Greenland mendapat tekanan dari bahasa Denmark. Pada tahun 1950-an kebijakan Denmark mewajibkan pendidikan lanjutan dan kegiatan resmi dilaksanakan dengan bahasa Denmark. <ref name="SocEd" />
 
Sejak 1851 hingga 1973, bahasa Greenland ditulis dengan ejaan rumit yang dirancang oleh ahli bahasa misionaris Samuel Kleinschmidt. Mulai 1973 diberlakukan ejaan baru, lebih dekat dengan pengucapan aslinya, yang lumayan berbeda dibandingkan pengucapan semasa Kleinschmidt. Pembaharuan ini efektif meningkatkan angka melek huruf Greenland pada tahun-tahun berikutnya. <ref name="SocEd">Goldbach & Winther-Jensen (1988)</ref>
 
Bahasa Greenland diperkuat juga dengan kebijakan "greenlandisasi" yang dimulai sejak otonomi diberikan pada 1979. Termasuk di dalamnya adalah menjadikan Greenland sebagai bahasa pengantar pendidikan. Hal ini membalikkan kecenderungan marginalisasi terhadap penutur bahasa Greenland. Dengan dijadikannya bahasa Greenland sebagai satu-satunya bahasa pengantar pada tingkat pendidikan dasar, anak-anak dari penutur ekabahasa Denmark harus mampu menguasai dua bahasa.<ref>Iutzi-Mitchell & Nelson H. H. Graburn (1993)</ref> Kini bahasa Greenland digunakan oleh berbagai media warta, seperti Kalaallit Nunaata Radioa yang menyiarkan program televisi dan radio dalam bahasa Greenland. Juga harian ''Sermitsiaq'', diterbitkan sejak 1958, yang pada tahun 2010 bergabung dengan ''Atuagagdliutit/Grønlandsposten'' (diterbitkan sejak 1861) untuk membentuk rumah penerbitan tunggal terbesar dalam bahasa Kalallisut.<ref>Michael Jones, Kenneth Olwig. 2008.