Jurnalisme musik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
{{refimprove|date=Oktober 2018}}
'''Jurnalisme musik''' adalah kegiatan mengkritik dan pelaporan [[media]] tentang topik [[musik]] termasuk musik pop, musik rock, dan yang lainnya. Kritik yang dibutuhkan adalah kritik tajam dan cerdas mengenai musik. Menurut [[Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)]], kritik adalah kecaman atau tanggapan atau kupasan, terkadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Maka dari itu yang dimaksud dengan kritik musik adalah pertimbangan baik dan buruk terhadap kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik atau lagu atau karya musik dalam pertunjukan seni. Kritik musik memperlihatkan objek dari kritik yaitu lebih memfokuskan ke nada, ritme, harmoni, intensitas, warna suara, interpretasi, dan ekspresi. Jurnalis musik biasanya adalah [[penggemar]] musik itu sendiri. <ref name=":0">Solihun, S. (2004). ''Perjalanan Majalah Musik di Indonesia.'' Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran. Skripsi</ref>
 
== Sejarah ==
Secara pasti, kemunculan jurnalisme musik tidak dapat ditentukan. Jurnalisme musik berasal dari aktivitas merekam peristiwa yang berhubungan dengan dunia musik, dengan wujud berupa jurnal-jurnal pada era sebelum 1840-an. ''Allgemeine musikalische Zeitung'' dan ''The Musical Times'' adalah contoh dari jurnal yang khusus membahas seputar dunia musik. Dari sisi media, pelaporan tentang dunia musik belum diperhitungkan sebagai sebuah laporan khusus, sehingga hanya sedikit informasi seputar dunia musik yang beredar melalui media. Tentu, pada era tersebut musik klasik masih mendominasi masyarakat. <ref name=":1">Bujic, B. (2011). Criticism of Music. ''T<u>he</u> Oxford Companion to Music.'' Oxford Music Online.</ref>
 
Pada pertengahan abad ke-19, musik modern mulai diminati masyarakat. Begitu pula dengan perkembangan jurnalisme musik. Sebelumnya, hanya kalangan musisi atau seniman yang dapat memberikan ulasan atau laporan tentang musik klasik. Namun, setelah musik klasik mulai tersaingi oleh musik modern, jurnalisme musik mulai diminati dan dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari jurnalis hingga kritikus. <ref name=":2" />
 
Pada tahun 1894, majalah [[Billboard (majalah)|Billboard]] menjadi media pertama yang menjadikan musik sebagai salah satu kontennya. Tetapi, Billboard sebagai majalah seni, juga memuat berbagai informasi mengenai kesenian dan hiburan yang ada di masyarakat seperti sirkus, festival, dan pertunjukan. Billboard baru benar-benar menjadikan musik sebagai fokus utama menjelang tahun 1910. Awal 1900-an juga menjadi era munculnya berbagai media yang bergerak di bidang seni, terutama di seni musik.<ref name=":2" />
Baris 24:
Dengan adanya kebebasan pers waktu itu, media musik tidak lagi ekslusif menampilkan inforasi seputar dunia musik. Informasi seputar film, gaya hidup, kuliner, maupun otomotif dapat ditemukan bersamaan di dalam media yang juga memuat informasi musik. Gaya penulisan konten musik pun tidak lagi mendalam, hanya sebatas pada review album, liputan konser, dan profil musisi. Di era ini pula, konglomerasi media mulai muncul, yang membuat perubahan besar terhadap jurnalisme musik tanah air.
 
Trax dan [[Rolling Stone Indonesia|Rolling Stone]], pentolan media hiburan yang masuk ke Indonesia saat itu memberikan persaingan yang kuat bagi media lokal. Bahkan, Rolling Stone mampu mendominasi pasaran media hiburan dengan bantuan konglomerasi yang dilakukan. Hasilnya, Rolling Stone dianggap menjadi media mainstream, yang kemudian diikuti beberapa media lainnya. Pola pemberitaan musik pun cenderung mengikuti arus pasar. Media musik berubah menjadi sarana bagi industri musik untuk mendapatkan posisi di pasar. Informasinya pun lebih berfokus pada konten yang “menghibur” dan “informatif,” dengan musisi pop yang mendominasi topik pemberitaan. <ref>Gunadi, I. (2017)''.'' Jurnalisme music di Indonesia. ''Idhar Resmadi.net.'' Diakses dari https://idhar-resmadi.net/2017/07/06/jurnalisme-musik-di-indonesia/</ref>
 
=== Pengaruh Internet ===