Kemenyan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 29:
Kemenyan telah diperdagangkan di Semenanjung Arab dan Afrika Utara selama lebih dari 5.000 tahun.<ref>[http://deposit.ddb.de/cgi-bin/dokserv?idn=975255932&dok_var=d1&dok_ext=pdf&filename=975255932.pdf Paper on Chemical Composition of Frankincense]</ref> Sebuah ''[[mural]]'' yang menggambarkan karung kemenyan diperdagangkan dari ''[[Tanah Punt]]'' menghiasi dinding ''[[kuil Mesir kuno]]'' Ratu ''[[Hatshepsut]]'', yang meninggal sekitar tahun 1458 SM [7].<ref name="chemeng">{{cite web|url=http://ocean.tamu.edu/Quarterdeck/QD3.1/Elsayed/elsayedhatshepsut.html|title=Queen Hatshepsut's expedition to the Land of Punt: The first oceanographic cruise?|publisher=Dept. of Oceanography, Texas A&M University |accessdate=2010-05-08|last=|first=}}</ref>.
 
Barus yang sejak abad abad dini (sejak kira-kira abad 5) sudah disinggahi oleh perahu-perahu layar antar benua sebagai pelabuhan pengekspor kemenyan dan ''[[Kamper]]'' (''[[Kapur barus]]''). <ref name="Sitor Situmorang">{{cite journal|last=Situmorang|first=Sitor |title=Toba Na Sae: Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII-XX|date=Oktober 2009|pages=4}}</ref> Lewat cerita turun-temurun, masyarakat Tapanuli percaya kemenyan itu dibawa dari Pelabuhan ''[[Barus]]'', yang dulu pernah menjadi pelabuhan besar, menuju ''[[Timur Tengah]]'', hingga ke ''[[Betlehem]]''. Di berbagai daerah penyebutannya berbeda yaitu ''[[Kemenjen]]'' dalam bahasa ''[[Pakpak Dairi]]'', ''[[Keminjen]]'' dalam bahasa ''[[Karo]]'' dan ''[[Menyan]]'' dalam bahasa ''[[Jawa]]''. Menurut catatan sejarah, salah satu pusat perdagangan Kemenyan di wilayah ini pada masa lampau adalah pantai Barus (''[[Fansyur]]''), sebuah pelabuhan penting ketika itu di pantai Barat pulau Sumatera. Secara sporadis dalam beberapa buku yang ditulis oleh Heyne disebutkan bahwa pelaut-pelaut Timur Tengah melihat dan mengatakan tanaman Kemenyan tumbuh baik pada ketinggian 900 - 1200 meter di atas permukaan laut, sementara Pinyopusarerk menyebut Kemenyan Laos tumbuh baik pada 800 - 1600 meter dpl. Cina dan India sejak abad pertama telah membawa Kapur Barus dan Kemenyan dari Tapanuli. Kegunaannya adalah untuk bahan pengawet ''[[Mummi]]'' para raja di ''[[Romawi]]'' dan ''[[Fira'un]]'' di Mesir. Disebutkan pada masa itu hingga beberapa abad kemudian, Kemenyan dan Kapur Barus asal Tapanuli ini tergolong barang mahal yang nilainya lebih tinggi daripada emas.<ref>{{cite journal|last=Zuska |first=Fikarwin |title=Kebun Agroforest Kemenyan di Tapanuli Utara ?|date=2005|pages=40}}</ref>
 
Sebuah legenda yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa pada suatu hari seorang gadis miskin, yang akan dikawinkan dengan seorang laki-laki kaya melarikan diri ke dalam hutan untuk menghindar. Ketika menengadahkan tangannya kearah langit sambil berdoa, dia disambar petir dan menjadi sebuah pohon kemenyan. Getah ini yang dipercayai sebagai susu gadis tersebut, katanya
Baris 57:
 
=== Kualitas ===
Kualitas kemenyan diamati melalui penelitian kemenyan yang ada di pasaran. Kemenyan tersebut dikumpulkan dari pedagang besar (antara lain, di kabupaten [[Tapanuli Utara]], [[Sumatera Utara]]). Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan secara visual dan analisis sifat fisiko-kimia kemenyan serta identifikasi asam balsamat. <ref name="Kualitas">{{cite journal|last=Waluyo|first=Totok K.||author2=Poedji Hastoeti |author3=T. Prihatiningsih|title=Karakteristik Dan Sifat Fisiko-Kimia Berbagai Kualitas Kemenyan Di Sumatera Utara (Characteristics and physico-chemical properties of benzoin gum qualities in North Sumatera ) |url=http://forda-mof.org/files/Karakteristik%20%20dan%20%20%20Sifat%20%20%20Fisiko-Kimia%20%20berbagai%20%20Kualitas%20%20Kemenyan%20%20di%20%20Sumatera%20Utara.pdf}}</ref> Tetapi dilihat dari penjual kemenyan mereka membagi tiga kualitasnya yaitu: Pertama, kemenyan super yang dijual dengan harga Rp 160.000-Rp 170.000 per kilogram (kg). Kedua, kemenyan kualitas di bawah super dengan harga Rp 130.000 per kg. Terakhir adalah abu kemenyan dengan harga Rp 50.000 per kg.<ref>[http://peluangusaha.kontan.co.id/news/harum-aroma-laba-dari-usaha-budidaya-kemenyan]</ref> Dalam Batak Toba juga ada 4 kualitas dengan pembagian sebagai berikut yaitu kualitas tingkat tinggi disebut ''[[Sidungkapi]]'', kualitas tingkat menengah ada 2 yaitu ''[[Barbar]]'' dan Barbar kedua dan terkahir kualitas rendah yaitu disebut ''[[Tahir]]'' (Kikisan).<ref>{{cite journal|last=Jacob Cornelis|first=Vergouwen||author2=Syaeful Badar |title=Masyarakat dan hukum adat Batak Toba |date=April 2004|pages=623 |url=https://books.google.co.id/books?id=SR8VTiyHvssC}}</ref>
 
== Kegunaan ==