Sejarah ekonomi Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 56:
Ekonomi dunia kembali sehat di akhir 1890-an dan semuanya kembali. Investasi asing, terutama dari Inggris mengalami peningkatan yang didorong. Pada tahun 1900, jumlah aset asing yang ada di Hindia Belanda mencapai nilai sebesar 750 juta guilders (US$300 juta) dengan dominan di Pulau Jawa.<ref>Dick, et al. (2002), p. 97</ref>
 
Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur konektivitas seperti perluasan pelabuhan dan pembangunan serta perbaikan jalan-jalan adalah prioritas utama Belanda untuk mendorong terjadinya modernisasi ekonomi, fasilitasi perdagangan, dan mempercepat akses gerak militer. Pada tahun 1950, para insinyur belanda telah membangun dan meningkatkan kualitas jaringan jalan sepanjang 12.000 km permukaan beraspal, 41,000 km jalan cor dan 16.000 km dari permukaan kerikil.<ref>Marie-Louise ten Horn-van Nispen and Wim Ravesteijn, "The road to an empire: Organisation and technology of road construction in the Dutch East Indies, 1800-1940," ''Journal of Transport History'' (2009) 10#1 pp 40-57</ref> Selain itu, Wim Ravensteijn menyatakan bahwa Belanda telah membangun 7,500 km jalur kereta api, jembatan, sistem irigasi yang menjangkau 1,4 Juta Hektar lahan pertanian yang akan menjadi struktur ekonomi kolonial dan sesudah masa kolonial. <ref>Wim Ravesteijn, "Between Globalization and Localization: The Case of Dutch Civil Engineering in Indonesia, 1800–1950," ''Comparative Technology Transfer and Society,'' 5#1 (2007) pp. 32–64, quote p 32. [http://muse.jhu.edu/login?uri=/journals/comparative_technology_transfer_and_society/v005/5.1ravesteijn.html online]</ref>
 
== Republik Indonesia ==