Tole Iskandar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 12:
}}
'''Tole Iskandar''' (lahir di Depok, [[Jawa Barat]], meninggal dalam pertempuran dengan sekutu di Cikasintu, [[Sukabumi, Sukabumi|Sukabumi]], Jawa Barat pada tahun [[1947]]) adalah salah seorang [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan]] Kemerdekaan. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di [[Kota Depok]].
== Riwayat hidup ==
Baris 20:
Tole Iskandar adalah sulung dari tujuh bersaudara. Adiknya yaitu Tuti, Sukaesih, Sugito, Suyoto, Mulyati, dan Slamet Mulyono. Tole merupakan anak dari pasangan Raden Samidi Darmorahardjo bin Adam dan Sukati binti Raden Setjodiwiryo. Kakeknya merupakan menteri perairan zaman [[kolonial Belanda]] di Depok. Dia lahir di Gang Kembang, Ratu Jaya, Kota Depok.<ref name="Gang Kembang">[http://www.merdeka.com/tag/p/pahlawan-nasional/pahlawan-dari-gang-kembang-tole-iskandar-1.html Pahlawan Dari Gang Kembang] merdeka.com, Diakses 8 Januari 2014</ref>
Tole gugur saat berperang dengan Sekutu di Cikasintu, Sukabumi, Jawa Barat, pada 1947 bersama Batalion 8. Saat gugur pangkatnya [[Letnan Dua]]. Kini makam Tole Iskandar berada di [[Taman Makam Pahlawan]] Dreded, [[Kota Bogor]], setelah dipindahkan dari Sukabumi. Saat gugur Tole Iskandar berusia 25 tahun. Keluarga besar Tole Iskandar sekarang bermukim di wilayah Ratu Jaya, Depok.
== Perjuangan ==
Baris 27:
[[Berkas:Barisan Tole Iskandar masa perjuangan. dulu.jpg|jmpl|280px|Barisan Tole Iskandar pada Masa Perjuangan]]
Tole Iskandar memiliki catatan perjuangan tertulis dalam Laskar Pemuda Depok. Laskar itu tersohor dengan sebutan Kelompok 21. Pada September [[1945]], diadakan rapat pertama kali di sebuah rumah di Jalan [[Citayam, Tajur Halang, Bogor|Citayam]] (sekarang Jalan [[Kartini|Kartin]]<nowiki/>i), Tole berikut tujuh bekas anggota Heiho dan 13 anggota Pemuda Islam Depok mengadakan rapat dan diputuskan membentuk Barisan Keamanan Depok. Tole Iskandar akhirnya terpilih menjadi komandan. Merekalah cikal bakal perjuangan di Depok. Ide pembentukan Barisan Keamanan Depok karena sehabis kemerdekaan situasi di sana tidak menentu. Semua hal berbau belanda dan tidak mau memasang [[Bendera Merah Putih|bendera merah putih]] dianggap musuh.
Buntutnya, pecah insiden di Jalan Pemuda. Masyarakat kampung merebut semua harta melalui peristiwa Gedoran Depok. Mereka menawan para keturunan Belanda Depok ke Bogor. Belanda Depok merupakan mantan pekerja [[Cornelis Chastelein]]. Mereka mendapatkan jatah harta warisan Cornelis berupa tanah untuk dikelola
Baris 57:
Bagi masyarakat Depok, khususnya warga [[Depok Dua Tengah]] dan [[Depok Dua Timur]], Jalan Tole Iskandar bukan lah nama asing. Sebab, sebelum Jalan Merdeka dan Jalan Keadilan dibuka, Jalan Tole Iskandar merupakan akses satu-satunya menuju [[Stasiun Depok]] maupun Terminal Depok. Setiap hari jalan itu dilintasi warga untuk menuju ke [[Jakarta]]. Baik oleh pengguna jasa angkutan kereta api, bus, angkot, maupun kendaraan pribadi. Aneh rasanya kalau warga [[Depok Dua Tengah]] dan [[Depok Dua Timur]] tak kenal dengan nama jalan itu. Namun, bukan berarti setiap orang yang melintas di Jalan Tole Iskandar mahfum dengan si pemilik nama tersebut.
Apalagi dulu Jalan Proklamasi dan Jalan Merdeka di Depok II belum ada. Akses ke Jakarta saat itu hanya melalui Jalan Tole Iskandar menuju [[Jalan Raya Bogor]]. Bukan Jalan [[Margonda]] Raya seperti saat ini. Letak Jalan Tole Iskandar sekitar dua kilometer dari Jalan Pemuda melintasi jembatan Vanus peninggalan Belanda. Nama Tole Iskandar dikukuhkan dalam [[Peraturan Daerah (Indonesia)|Peraturan Daerah]] Nomor 1/1999 tentang hari jadi dan lambang Kota Depok. Dia salah satu pahlawan perjuangan Kota Depok selain Margana atau lebih dikenal dengan Margonda.
== Lihat pula ==
|