Ulin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 42:
 
== Manfaat ==
Kayu '''ulin''' sangat kuat dan awet, dengan kelas kuat I dan kelas awet I mempunyai berat jenis 1,04. Kayu ulin tahan akan serangan rayap dan serangga penggerek batang, tahan akan perubahan kelembaban dan suhu serta tahan pula terhadap air laut. Kayu ini sangat sukar dipaku dan digergaji tetapi mudah dibelah. <ref>Martawijaya, A., Kartasudjana, I., Mandang, Y. I., Prawira, S. A dan Kadir, K. 1989. ''Atlas kayu Indonesia''. Badan Litbang Kehutanan Departeman Kehutanan, Jakarta.</ref>
 
Kayu '''ulin''' sangat kuat dan sangat awet, sehingga banyak digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pondasi bangunan di dalam air dan lahan basah, atap rumah (sirap), kusen dan pintu. Kayu ulin terutama dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi [[rumah]], [[jembatan]], tiang listrik, dan per[[kapal]]an. <ref name="Aulia Ajizah">{{Citation|last=Ajizah|first=Aulia|title=Potensi Ekstrak Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri ''Staphylococcus aureus'' Secara Invitro|date=Januari|url=|year=2007|last2=|first2=|author-link=|author2-link=|journal=BIOSCIENTIAE|volume=4|issue=|pages=37-42|doi=1693-9472|id=}}</ref>
 
Di Banjarmasin fosil kayu ulin dijadikan batu cincin dan perhiasan. Selain itu, masyarakat di daerah Sumatera dan Kalimantan memiliki kebudayaan membuat rumah panggung dari kayu ulin di pinggir sungai atau rawa, karena hanya kayu ulin yang mampu bertahan di air.<ref name=":2">Wahjono, D dan Imanuddin, R. 2011. Sebaran, potensi dan pertumbuhan/riap ulin (''Eusideroxylon zwagery'' Teisjm & Binn.) di hutan alam bekas tebangan di Kalimantan. ''Prosiding Lokakarya Nasional Status Konservasi dan Formulasi Strategi Konservasi Jenis-Jenis Pohon Yang Terancam Punah (Ulin, Eboni dan Michelia)''. Kerjasama Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi dengan ITTO PD 539/09 Rev.1 (F), Bogor.</ref>
 
== Kerentanan ==
Permintaan kayu ulin semakin meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk dan pesatnya pembangunan gedung dan perumahan. Kondisi ini mengancam kelestarian pohon ulin, karena sumber bahan baku kayu ulin hanya diambil dari hutan alam tanpa memperhatikan kelestariannya. Potensi kayu ulin pada awalnya cukup besar dan mudah ditemui di hutan, namun saat ini sudah semakin menipis bahkan pada beberapa tempat sudah langka dan sulit ditemukan. <ref name=":2" />
 
== Pemuliaan ==
Baris 57:
Pembibitan dan penanaman, baik insitu maupun ex-situ telah dilakukan di beberapa daerah di Kalimantan dan Sumatera.<ref name=":3">Hakim, L., Prastyono dan Syakur, A. 2005. Eksplorasi ulin di Kalimantan untuk konservasi Exsitu. ''Jurnal Penelitian Hutan Tanaman''. Puslitbang Hutan Tanaman, Bogor Vol.2 No.1.</ref>
 
Selain itu, di luar Pulau Sumatera dan Kalimantan jenis pohon ulin juga terdapat di Arboretum Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam Bogor dan di Hutan Penelitian Sumberweringin Bondowoso, Jawa Timur. <ref name=":3" />
 
== Referensi ==