Cenderawasih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ayrenz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Sweety101 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
'''Burung-burung cendrawasih''' merupakan anggota famili '''Paradisaeidae''' dari ordo [[Passeriformes]]. Mereka ditemukan di [[Indonesia]] timur, pulau-pulau selat Torres, [[Papua Nugini]], dan [[Australia]] timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung cendrawasih mulai dari Cendrawasih Raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung pada 430 gram.
 
Burung cendrawasih yang paling terkenal adalah anggota genus ''[[Paradisaea]]'', termasuk spesies tipenya, [[Cendrawasih Kuning Besar]], ''Paradisaea apoda''. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama ''bird of paradise'' ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis ''apoda'' - yang berarti 'tak berkaki'.
 
Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis ''Paradisaea'' adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis ''[[Cicinnurus]]'' dan ''[[Parotia]]'' memiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang [[dimorfisme seksual|dimorfik seksual]] bersifat [[poligami]]. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya.
Baris 109:
Masyarakat di Papua sering memakai bulu cendrawasih dalam pakaian dan adat mereka, dan beberapa abad yang lalu bulu itu penting untuk dibuat topi wanita di Eropa. Perburuan untuk mendapat bulu dan perusakan habitat menyebabkan penurunan jumlah burung pada beberapa jenis ke tingkat terancm; perusakan habitat karena penebangan hutan sekarang merupakan ancaman utama.
 
Perburuan burung cendrawasih untuk diambil bulunya untuk perdagangan topi marak di akhir abad 19 dan awal abad 20 (Cribb 1997), namun sekarang burung-burung itu dilindungi dan perburuan hanya dibolehkan untuk kebutuhan perayaan dari suku setempat. Dalam hal [[Cendrawasih Panji]], disarankan mengambil dari rumah sarang burung Namdur. Tatkala Raja Mahendra dari Nepal naik tahta pada tahun 1955, ternyata bulu burung cendrawasih pada mahkota kerajaan Nepal perlu diganti. Karena larangan perburuan, penggantian akhirnya diperbolehkan dari kiriman yang disita oleh hukum Amerika Serikat.
 
Burung cendrawasih dewasa digambarkan pada bendera [[Papua Nugini]]. [[David Attenborough]] telah menyatakan beberapa burung cendrawasih sebagai jenis hewan favoritnya, mungkin dia menyukai [[Cendrawasih Botak]].