Kereta rel listrik Rheostatik: Perbedaan antara revisi

Pada tahun 1993, terjadi [[kecelakaan kereta api Ratu Jaya 1993]] di daerah Ratu Jaya, Depok, tepatnya di antara [[Stasiun Depok]] dan [[stasiun Citayam|Citayam]] (saat itu jalur masih single track), yaitu kejadian tabrakan antar kereta (''head to head)'', yaitu KRL ekonomi Rheostatik ''Mild'' dan ''Stainless steel''. Karena 2 kereta dari masing-masing set rusak dan tidak bisa beroperasi lagi, maka 2 kereta dari masing-masing set yang tersisa digabungkan, menjadi kereta yang unik.

Selama tahun 1993 sampai 2000-an, rangkaian ini menggunakan livery [[Perumka]]. Lalu mulai tahun 2000 sampai kereta ini berhenti beroperasi, skema warna yang digunakan adalah skema warna KRL Rheostatik ''Stainless'', dimana bagian dari KRL yang merupakan KRL Mild Steel ikut dicat abu-abudengan danwarna garisyang orange-kuningsama dengan KRL Rheostatik Stainless, agar KRL ini tidak terlalu terlihat seperti gabungan 2 jenis kereta berbeda. SampaiPada saat iniawalnya, KRL ini belum dikirim ke [[Purwakarta]] untuk diafkirkan karenadan masihsempat disimpan di Dipo KRLStasiun DepokNambo, kemungkinannamun sebagaiakhirnya KRL penolongini ataudikirim untukmenuju membantuStasiun langsiranCikaum.

KiniLalu, masihakhirnya ada beberapa rangkaiansisa KRL Rheostatik yang bernasibtidak mujurdikirim dibandingkanke rekan-rekannya.Purwakarta Namun,pun KRLdikirim yangke masihStasiun aktifCikaum. iniBeberapa dioperasikanKRL untukRheostatik pengangkutdI logistikStasiun antarPurwakarta dipopun atausudah KRLada penolongyang jikaditandai sewaktu-waktu diperlukan. Beberapa KRL juga masihuntuk disimpandirucat. Sampai saat ini, masih belum ada tanda-tanda KRL ini akan dipreservasi, padahal KRL ini adalah KRL paling legendaris di Indonesia dan sangat bersejarah karena merupakan KRL modern pertama di Indonesia.