Asap cair: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Murobot (bicara | kontrib)
k kosmetik
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 7:
 
[[Berkas:Asap cair kasar.JPG|jmpl|210px|ka|Asap cair kasar (sebelum penyaringan)memiliki warna hitam pekat]]
Asap merupakan sistem komplek yang terdiri dari fase cairan ter[[dispersi]] dan medium [[gas]] sebagai pendispersi <ref name=darmadji>Darmadji, P. 2002. ''Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metode Redistilasi''. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 13(3), 267-271.</ref>. Asap diproduksi dengan cara pembakaran tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi konstituen polimer menjadi senyawa organik dengan berat [[molekul]] rendah karena pengaruh panas yang meliputi reaksi [[oksidasi]], [[polimerisasi]] dan [[kondensasi]].<ref name=girrard>Girrard, J.P. 1992. ''Smoking in Technology of Meat Products''. Clermont Ferrand. Ellis Horwood, [[New York]] pp: 165:205.</ref> Jumlah partikel padatan dan cairan dalam medium gas menentukan kepadatan [[asap]]. Selain itu asap juga memberikan pengaruh warna rasa dan aroma pada medium pendispersi gas.
 
Sifat dari asap cair dipengaruhi oleh komponen utama yaitu [[selulosa]], [[hemiselulosa]] dan [[lignin]] yang proporsinya bervariasi tergantung pada jenis bahan yang akan di [[pirolisis]].<ref name=kollman>Kollman, F. P. and Cote, W. A. 1984. ''Principles of Wood Science and Technology''. Sprenger Verlag, [[New York]].</ref> Proses pirolisis sendiri melibatkan berbagai proses reaksi diantaranya [[dekomposisi]], [[oksidasi]], [[polimerisasi]] dan [[kondensasi]].
 
[[Hemiselulosa]] adalah komponen kayu yang mengalami pirolisa paling awal menghasilkan fural, furan, asam asetat dan homolognya. Hemiselulosa tersusun dari pentosan dan heksosan dan rata-rata proporsi ini tergantung pada jenis kayu. Pirolisis dari pentosan membentuk furfural, fural dan turunannya beserta suatu seri yang panjang dari asam karboksilat. Bersama-sama dengan selulosa, pirolisis heksosan membentuk asam asetat dan homolognya <ref name=darmadji>Darmadji, P. 2002. ''Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metode Redistilasi''. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 13(3), 267-271.</ref> Dekomposisi hemiselulosa terjadi pada suhu 200-250 <sup>o</sup>C. Fenol dihasilkan dari dekomposisi lignin yang terjadi pada suhu 300 oC dan berakhir pada suhu
<sup>o</sup>C <ref name=girrard>Girrard, J.P. 1992. ''Smoking in Technology of Meat Products''. Clermont Ferrand. Ellis Horwood, [[New York]] pp: 165:205.</ref>. Proses selanjutnya yaitu pirolisa selulosa menghasilkan senyawa asam asetat dan senyawa karbonil seperti [[asetaldehid]], [[glikosal]] dan [[akreolin]]. Pirolisa lignin akan menghasilkan senyawa fenol, guaikol, siringol bersama dengan homolog dan derivatnya <ref name=maga>Maga, J.A. 1988. ''Smoke in Food Processing''. CRC Press, Inc. Boca Raton, [[Florida]]: 1-3, 131-138.</ref>.
 
== Komposisi kimia asap cair ==
Analisis kimia yang dilakukan terhadap asap cair meliputi penentuan fenol, karbonil, keasaman dan indeks pencoklatan <ref name=tranggono>Tranggono, dkk. 1996. ''Identifikasi Asap cair dari berbagai jenis kayu dan tempurung kelapa''. J. ilmu dan Tek. Pangan. Vol. 1(2) : 15-24.</ref>.
 
{| class="wikitable"