Badudus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 8:
'''Pertama''', pada rangkaian upacara perkawinan adat Banjar, yakni mandi pengantin<ref name="Khasanah"/>. Maksudnya supaya nanti kedua mempelai tidak kesurupan saat bersanding di pelaminan dan rumah tangga mereka kelak tidak goyah<ref name="Khasanah"/>. Sebab, siapa tahu ada pihak tertentu yang tak suka pasangan itu hidup rukun, lalu melancarkan gangguan sejenis sihir atau ''guna-guna''<ref name="Khasanah"/>.
'''Kedua''', saat kehamilan pertama menginjak usia tujuh bulan<ref name="Khasanah"/>. Acara badudus ini sering pula disebut dengan istilah ''Mandi Tiang Mandaring''. Biasanya calon ibu didudukkan di atas kuali yang diletakkan secara terbalik
'''Ketiga''', ketika penobatan raja atau pemberian gelar kebangsawanan<ref name="Khasanah"/>. Menjelang badudus dimulai, terlebih dulu seorang tokoh spiritual [[kerajaan]] atau [[ulama]] yang ditunjuk membaca doa selamat<ref name="Khasanah"/>. Usai itu, hadirin pun dipersilakan menikmati penganan khas Banjar seperti [[wajik]], [[bubur habang]], [[bubur putih]], yang disediakan<ref name="Khasanah"/>. Kemudian disusul dengan pemasangan mahkota kepada calon raja yang hendak dinobatkan<ref name="Khasanah"/>. Setelah itu, calon raja beserta kerabat menuju tempat pagar mayang. Di situ telah dipersiapkan berbagai kelengkapan untuk badudus, termasuk piduduk<ref name="Khasanah"/>. Pelaksanaan ritual badudus pun dimulai, dari luluran, keramas, disiram air bunga, diguyur banyu doa, menepuk [[upung mayang]], lalu [[mayang mengurai]] tadi dicampur air dan disiramkan ke atas kepala, baru dibilas dengan air bersih<ref name="Khasanah"/>. Prosesi siraman tersebut diawali oleh ibunda calon raja, sesepuh agama, hingga para kerabat kerajaan<ref name="Khasanah"/>.
|