PS Barito Putera: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 66:
Barito Putera dibentuk dengan harapan memajukan sepak bola Kalimantan Selatan. Lahir dari inisiatif [[Abdussamad Sulaiman HB|H. Abdussamad Sulaiman HB]], yang saat itu sedang mempertaruhkan nyawa di RS Pondok Indah Jakarta karena dihadapkan pada operasi besar. Kerangka awal tim berasal dari Persinus Banjarmasin klub lokal Kalimantan Selatan dan dari tim persiapan PON [[Kalimantan Selatan]] tahun 1988 seperti, Radiani, Tarmizi ([[Barabai]]), Masransyah ([[Rantau]]), Abdillah, Sultan ([[Martapura]]), dua bersaudara M.Yusuf dan M.Riduan, Sear Yusuf Huwae, Enong Noordiansyah, dan Marjono ([[Banjarmasin]]). M. Yusuf ditunjuk menjadi kapten pertama Barito. Karena ingin berbicara banyak di Kompetisi Galatama Barito Putera mendatangkan pemain-pemain Nasional seperti Agus Salim, Muchtar, dan Abunawas dari [[Makassar|Ujung Pandang]], kemudian dari Jawa Barat didatangkan M.Yunus, Nadir Salasa dari Surabaya, Sugiarto dari Malang dan Priyo Haryadi dari Jakarta. Awal berdirinya langsung mengikuti Galatama, dengan manajer M Hatta dan Arsitek Andi Lala<ref name="sejarah">[http://isl.baritomania.com/index.php/team-profile/history History], baritomania.com. Diakses 2 Januari 2014.</ref>.
Pada Kompetisi Galatama 1988 tersebut Barito hanya dapat bertengger di urutan 18. Barito kalah bersaing dengan tim - tim besar yang sudah matang sebelumnya semacam Kramayudha Tiga Berlian yang saat itu diperkuat Herri Kiswanto, Kemudian [[Pelita Jaya]] yang saat itu keluar sebagai juara dan diperkuat oleh I Made Pasek Wijaya, Bambang Nurdiansyah, Alexander Saununu, Noah Meriam. Lalu ada Makassar Utama, [[Niac Mitra]] dan [[Arema Malang]]<ref name="sejarah" />.
=== Era Ligina ===
Pada edisi pertama [[Liga Indonesia 1993-94|Liga Indonesia 1993/1994]], merupakan musim yang tak bisa dilupakan, Barito Putera yang saat itu dimanejeri H. Rahmadi HAS sukses ke semifinal Ligina I. Sayang mereka tumbang di semifinal kala berhadapan dengan [[Persib Bandung]] 0-1 di Senayan. Kekalahan yang disebut oleh media-media nasional sebagai keberhasilan yang dirampok, karena kekalahan tersebut disinyalir sudah diskenariokan. Namun sepulangnya dari Senayan, Barito disambut bak Pahlawan, manusia menyemut dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru ke arah Banjarmasin sepanjang 30 km dengan kostum merah kebanggan Barito Putera pada waktu itu.<ref [https://www.kuwaluhan.com/2017/10/sejarah-asal-usul-lahirnya-tim-barito.html?m=1], kewaluhan.com. Diakses 2 Januari 2014.</ref>
Pada tahun 1995, Daniel Roekito digantikan oleh pelatih asal Bulgaria A. Soso, pelatih asing pertama mereka. Pada tahun 1996 Maryoto bergabung lagi ke Barito menggantikan A. Soso. Pada tahun 1997, Maryoto dan A. Soso menjadi duet Barito. Antara 1999 dan 2002, Rudy William Keltjes dan Tumpak Sihite melatih Barito. Di periode ini prestasi Barito seakan jalan ditempat dan menjadi tim medioker Liga Indonesia.
=== Barito Terpuruk ===
Meskipun dilatih oleh Frans Sinatra Huwae, karena masalah keuangan, Barito Putera diturunkan ke Divisi I Liga Indonesia pada tahun 2003. Krisis mereka berlanjut dan mereka terdegradasi ke Divisi II Liga Indonesia pada tahun 2004, meskipun telah mengganti pelatih mereka ke Gusti Gazali. Ada rumor bahwa klub itu bangkrut, namun kemudian ditepis oleh manajer Hasnuriyadi. Zainal Hadi HAS kemudian diangkat sebagai manajer dan ia menunjuk Salahuddin sebagai pelatih. Akhirnya pada tahun 2008, mereka memenangkan Divisi II Liga Indonesia, dan promosi ke Liga Indonesia Divisi I. Pada tahun 2010, Barito finish di posisi delapan dan dipromosikan ke Divisi Utama Liga Indonesia dengan pemain seperti Sugeng Wahyudi, Husin Mugni, Dwi Permana, Zulkan Arief, Adre Djoko dan sartibi Darwis.
=== Barito bangkit ===
|