Kuru (raja): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
| Devanagari = कुरु
| Ejaan_Sanskerta = Kuru
| Kitab = ''[[Mahabharata]]'', ''[[Bhagawatapurana]], ''[[Wamanapurana]]''
| Dinasti = [[Dinasti Candra|Candra]]
| Kasta = [[
| Profesi = [[raja]]
| Ayah = [[Sambarana]]
| Ibu = [[Tapati]]
| Istri = Sodamini (versi ''Wamanapurana''); Yamadi atau Subangga<ref>Mbhr. 1.89.44 and 1.90.40 (Pune Critical Edition 1971)</ref><ref>J.A.B. van Buitenen, ''Mahabharata'' Book 1, Chicago 1973, pp. 212–214</ref> (versi ''Mahabharata'')
| Anak = Widurata
}}
Kuru menurunkan para raja yang dikenal sebagai Wangsa Kaurawa atau Dinasti Kuru. Menurut legenda, Kuru merupakan raja yang mengorbankan dirinya demi meresmikan sebuah wilayah suci di [[India|India Utara]] yang dikenal sebagai [[Kurukshetra]], yang secara [[harfiah]] berarti "Wilayah Kuru," sebagai dedikasi atas keluhuran budi raja tersebut. == Legenda ==
Baris 24 ⟶ 28:
Setelah Dewa Indra pergi meninggalkan Kuru, Dewa [[Wisnu]] turun ke bumi untuk menanyakan hal yang sama kepada Kuru. Pada saat itu Kuru menjawab bahwa benih yang ditanyakan ada di dalam tubuhnya sendiri. Saat Wisnu meminta Kuru untuk mengeluarkan benihnya, Kuru merentangkan tangan kanannya. Kemudian Wisnu mengeluarkan [[Cakra Sudarsana|senjata cakra]] untuk menyayat tangan Kuru menjadi ribuan potongan, yang kemudian menaburi tanah yang dibajak Kuru. Setelah itu, Kuru merentangkan tangan kirinya dan Wisnu melakukan hal yang sama. Lalu, Kuru menyerahkan kakinya, dan Wisnu pun memotongnya. Akhirnya saat Kuru menyerahkan kepalanya, Wisnu terkesan kepadanya.
Kemudian, Wisnu memberi dua anugerah pada Kuru. Pertama, wilayah yang telah dibajaknya menjadi wilayah yang suci, di mana upacara suci yang diselenggarakan disana akan berpahala berlipat ganda dan ramai dikunjungi sebagai tempat ber[[ziarah]] untuk mendapatkan pengampunan, dan akan dikenal sebagai [[Kurukshetra]], yang secara [[harfiah]] berarti "Wilayah Kuru", untuk mengenang jasa Kuru. Kedua, Wisnu memberkati bahwa siapapun yang meninggal di wilayah tersebut maka arwahnya akan segera mencapai surga. Semenjak itulah, tempat yang terletak di wilayah India Utara tersebut, menjadi salah satu tempat suci di [[India]]. Menurut [[legenda]], ribuan tahun setelah Kurukshetra disucikan, [[Perang di Kurukshetra|perang saudara]] antara sesama [[Korawa|keturunan Kuru]] terjadi di tempat itu. Tempat tersebut dipilih dengan harapan agar para [[kesatria]] yang gugur segera mencapai [[surga]], karena tanah di wilayah tersebut diberkati.
== Dinasti Kuru ==
Dinasti Kuru atau Wangsa Korawa ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''Kaurava'') merupakan keturunan Raja Kuru.<ref name="monier">Monier Williams (1899), S. 294.1</ref> Dalam kitab ''Mahabharata'', dinasti ini merujuk kepada keluarga [[Pandu]] dan [[Dretarastra]], beserta keturunan mereka.<ref name="monier"/> Namun, nama Korawa terlalu identik dengan keturunan Dretarastra, meskipun Pandu dan Dretarastra berasal dari Dinasti yang sama. Antara para [[Korawa]] (Dinasti Kuru) dan para [[Yadawa]] (Dinasti Yadu) terjalin hubungan kekeluargaan karena kedua wangsa tersebut memiliki leluhur yang sama, yakni [[Yayati]]. Hal tersebut juga terlihat dari hubungan keluarga [[Kresna]] dan [[Kunti]] yang lahir dalam silsilah Dinasti Yadu, namun memiliki saudara/suami dari Dinasti Kuru.
== Silsilah ==
Baris 51 ⟶ 52:
== Referensi ==
{{reflist}}
<div style="font-size:90%">* Silsilah Dinasti Yadu dan Kuru, dari kitab ''[[Bhagawadgita]]'' menurut aslinya, oleh A.C.B. Swami Prabhupada.</div>▼
▲* Silsilah Dinasti Yadu dan Kuru, dari kitab ''[[Bhagawadgita]]'' menurut aslinya, oleh A.C.B. Swami Prabhupada.
{{start box}}
|