Heraldik gerejawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 5:
Perbedaan menonjol heraldik gerejawi dari heraldik lainnya adalah bentuk dari tanda-tanda pengenal khusus di sekitar [[perisai (heraldik)|perisai]] yang menunjukkan jabatan gerejawi atau [[denominasi]]. Yang paling terkenal di antara tanda-tanda pengenal semacam ini adalah gambar topi gerejawi, cepiau berkupel rendah dan berpinggiran lebar, yang lazim disebut [[galero]]. Warna dan hiasan topi menunjukkan jabatan pemilik lambang. [[Kardinal]] dikenal dengan topi merahnya, tetapi jabatan-jabatan lain dan gereja-gereja lain juga memiliki tutup kepala dengan warna khusus, misalnya topi hitam untuk rohaniwan biasa dan topi hijau untuk uskup, biasanya ditambahi beberapa buah [[tasel]] yang jumlahnya semakin bertambah jika jabatan pemiliknya semakin tinggi.
Tanda-tanda pengenal yang lain adalah gambar [[salib Kristen|salib]] prosesi, [[mitra (pakaian)|mitra]], dan [[tongkat gembala]]. Gereja-Gereja Timur lebih suka menggunakan corak khas mereka sendiri, yakni gambar tutup kepala, tongkat gembala, dan [[mantel]], alih-alih topi gerejawi. [[Moto|Semboyan]] dan bentuk-bentuk perisai tertentu lebih lumrah dijumpai dalam heraldik gerejawi, sementara [[penopang (heraldik)|penopang]] dan [[jambul (heraldik)|jambul]] lebih jarang digunakan. [[Lambang Sri Paus|Lambang kebesaran Sri Paus]] memiliki kelaziman dan tanda-tanda pengenal tersendiri, terutama [[tiara paus]] (atau mitra), sepasang anak kunci [[Santo Petrus]], dan ''[[umbraculum|ombrellino]]'' (payung kebesaran). Paus Benediktus XVI mengganti gambar tiara paus dengan gambar mitra pada lambang kebesarannya. Ia adalah paus pertama yang berbuat demikian, kendati paus terakhir yang [[Penobatan paus|dimahkotai dengan tiara]] adalah [[Paus Paulus VI]]. Lambang kebesaran lembaga gerejawi sedikit berbeda tradisinya, yakni lebih sering menyertakan gambar mitra dan tongkat gembala dibanding lambang kebesaran pribadi, meskipun ada berbagai macam variasi
== Sejarah ==
Baris 19:
{{quote|Heraldik gerejawi tidak semata-mata ditentukan oleh pertimbangan heraldik, tetapi juga oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan [[doktrin]], [[liturgi]], dan [[hukum kanon]]. Lambang-lambang kebesaran yang dihasilkan oleh heraldik gerejawi tidak semata-mata menunjukkan keikutsertaan dalam keanggotaan lembaga gerejawi tertentu tetapi menunjukkan pula jabatan penyandangnya .... Dalam pandangan Gereja, sudah cukup kiranya Gereja menentukan siapa saja yang berhak menyandang lambang kebesaran serta syarat-syarat yang harus dijadikan pedoman dalam menambahkan atau mencopot berbagai macam tanda pengenal... Rancangan lambang kebesaran [[prelatus|petinggi Gereja]] seringkali melanggar banyak sekali aturan heraldik, sehingga menyimpang dari selera yang bagus.{{sfn|Heim|1978|pp=43–45}}}}
[[
Tatanan heraldik yang serupa di lingkungan [[Gereja Inggris]] disetujui pada tahun 1976.{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|pp=225–226}} Aturan dalam tradisi-tradisi heraldik [[Kekristenan Timur|Kristen Timur]] tidak mengalami banyak perkembangan. Lambang-lambang kebesaran sekuler khas Dunia Kristen Timur kerap menampilkan gambar sebuah perisai berlatar mantel dan bertajuk mahkota. Lambang kebesaran rohaniwan Kristen Timur seringkali menggunakan tatanan semacam ini, dan mengganti gambar mahkota dengan gambar tutup kepala yang mereka gunakan dalam ibadat.
Baris 26:
== Perisai ==
[[
[[Perisai (heraldik)|Perisai]] adalah benda yang lumrah digunakan sebagai latar lambang kebesaran. Kaum rohaniwan menggunakan bentuk latar yang kurang berciri militer, misalnya [[cartouche|kartus]] yang berbentuk oval, tetapi perisai tetap menjadi salah satu pilihan di kalangan rohaniwan. Kaum rohaniwan di [[Italia]] kerap menggunakan perisai dengan bentuk mirip tameng kepala kuda. Rohaniwan di [[Afrika Selatan]] kadang-kadang menggunakan perisai kebangsaan mereka, yakni [[perisai Nguni]].<ref>von Volborth, ''Heraldry of the World'', hlm. 176.; Lihat gambar [[lambang negara Botswana]], di [http://www.civicheraldry.com/page/11666 Guateng], atau [http://www.kwazulunatal.gov.za/ Pemerintah Provinsi KwaZulu-Natal] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071222231212/http://www.kwazulunatal.gov.za/ |date=2007-12-22 }}.</ref> Kaum perempuan secara tradisional menampilkan lambang-lambang kebesaran mereka pada latar berbentuk [[belah ketupat (heraldik)|belah ketupat]]. Para [[abdis]] mengikuti tradisi ini atau menggunakan latar berbentuk kartus.
Baris 37:
=== Gabungan lambang kebesaran ===
[[
Uskup yang mengepalai keuskupan biasanya menyandingkan lambang kebesaran pribadinya dengan lambang kebesaran keuskupannya menurut kaidah heraldik yang lumrah.{{sfn|Rogers|1956|p=134}} Tindakan semacam ini disebut [[penggabungan (heraldik)|menggabung]], dan lazimnya dilakukan dengan cara [[penyulaan (heraldik)|menyula]], yakni menyatukan belahan kanan-heraldik (belahan kiri menurut sudut pandang orang yang melihat gambar) dari perisai lambang kebesaran keuskupan dengan belahan kiri-heraldik (belahan kanan menurut sudut pandang orang yang melihat gambar) dari perisai lambang kebesaran pribadi. Dalam selembar dokumen dari tahun 1411, didapati lambang kebesaran [[Thomas Arundel]] yang disula dengan lambang kebesaran [[Keuskupan Canterbury]].<ref>Woodcock, ''The Oxford Guide to Heraldry'', hlm. 119.</ref> Di [[Jerman]] dan [[Swiss]], cara [[memperempat (heraldik)|memperempat]] lebih lumrah digunakan daripada cara menyula dalam penggabungan lambang-lambang kebesaran. [[Guy Selvester]], salah seorang pakar heraldik gerejawi berkebangsaan Amerika Serikat, mengemukakan bahwa jika lambang-lambang kebesaran tidak dirancang secara seksama, tindakan gabung dapat menghasilkan perisai-perisai yang tampak "ramai" berjejal-jejal. Tampilan berjejal-jejal ini dapat dikurangi dengan menempatkan gambar sebuah perisai yang lebih kecil di depan perisai utama. Perisai kecil ini disebut [[perisai dalam]] atau perisai luber. Dalam lambang kebesaran [[Heinrich Mussinghoff]], [[Uskup Aachen]], perisai lambang kebesaran pribadi ditempatkan di depan perisai lambang kebesaran keuskupan, sementara dalam lambang kebesaran [[Paul Gregory Bootkoski]], [[Keuskupan Metuchen|Uskup Metuchen]], susunannya justru terbalik.<ref>Lihat lambang kebesaran [[:File:Heinrich Mussinghoff Aachen CoA.svg|Heinrich Mussinghoff]] dan [http://www.diometuchen.org/mainweb/coat.htm Paul Bootkoski] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20070928154405/http://www.diometuchen.org/mainweb/coat.htm |date=September 28, 2007 }}</ref>{{sfn|Heim|1978|pp=56–57}} Para [[kardinal]] kadang-kadang menggabung lambang kebesaran pribadi mereka dengan lambang kebesaran Sri Paus yang mengangkat mereka menjadi kardinal. Selaku [[Prefektur Rumah Tangga Kepausan|Prefek Rumah Tangga Kepausan]], Jacques Martin berulang kali menggabung lambang kebesaran pribadinya dengan lambang-lambang kebesaran para paus yang silih berganti menjabat selama masa baktinya.<ref>Martin, ''Heraldry in the Vatican'', hlm.32.</ref> Salah seorang uskup Gereja Inggris yang beristri menggabung lambang kebesaran pribadinya dengan lambang kebesaran istrinya dan lambang kebesaran keuskupannya pada dua perisai terpisah yang saling berdampingan.<ref>Woodcock, ''Oxford Guide to Heraldry'', hlm. 119.</ref>
Baris 43:
== Tanda pengenal di sekitar perisai ==
[[
[[
[[
Perisai merupakan unsur utama heraldik, tetapi unsur-unsur lain dapat ditambahkan di ata, di bawah, dan di sekeliling perisai. Unsur-unsur tambahan ini lazimnya disebut hiasan luar.<ref name="CathEncyEcclesiasticalHeraldry"/> Keseluruhan tatanan tanda pengenal pada lambang kebesaran disebut capaian lambang kebesaran atau bawaan lambang kebesaran. Beberapa di antara hiasan-hiasan semacam ini merupakan hiasan khas lambang kebesaran gerejawi, atau tampak sangat berbeda dari hiasan-hiasan yang lazim ditampilkan di sekitar perisai.
=== Topi gerejawi ===
[[Berkas:Zen motto.jpg|jmpl|
Topi gerejawi adalah bagian khas dari bawaan lambang kebesaran seorang rohaniwan Katolik Roma. Topi yang disebut [[galero]] ini mula-mula adalah tudung kepala para peziarah seperti sombrero. Topi gerejawi berwarna merah dianugerahkan kepada para kardinal oleh [[Paus Inosensius IV]] dalam [[Konsili Lyon I]] pada abad ke- 13, dan nyaris langsung dimasukkan ke dalam khazanah heraldik. Galero dalam berbagai warna dan bentuk dijadikan salah satu tanda pengenal heraldik semenjak ditampilkan pada gambar lambang-lambang kebesaran para uskup pada abad ke-16. Pada abad ke- 19, galero sudah dianggap sebagai tanda pengenal khas "Katolik" dalam ruang lingkup heraldik,<ref>Selvester, [http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html Aspects of Heraldry] {{webarchive|url=https://archive.is/20060827045955/http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html |date=2006-08-27 }}.</ref> tetapi Register Umum Lambang Kebesaran di Skotlandia menunjukkan bahwa gambar cepiau berkupel rendah dan berpinggiran lebar ini digunakan sebagai tanda pengenal
Gambar galero dalam lambang kebesaran dapat saja berbeda-beda, tergantung cita rasa seniman yang membuatnya. Kupel topi boleh dibuat datar seperti peci maupun melengkung seperti kubah. Kadang-kadang tepian topi dibuat tidak terlampau lebar dan dipadukan dengan kupel cembung, sehingga bentuknya menyerupai sebuah ''[[cappello romano]]'' (cepiau Romawi) yang dihiasi sepasang rangkaian tasel. Gambar topi seperti ini tetap disebut galero dalam ruang lingkup heraldik. Tasel-taselnya dapat diwakili oleh gambar simpul-simpul tali.
Pengecualian khusus diberikan kepada [[Gereja Katolik Roma di Tiongkok|para uskup Tionghoa]], yang merasa risi menampilkan gambar galero hijau pada lambang kebesaran mereka, karena orang Tionghoa memiliki pemeo "pakai topi hijau" ({{lang-zh|戴绿帽子, dài lǜ mào zǐ}}) yang bermakna "suami perempuan nakal" atau "diselingkuhi istri".<ref>[https://chinese.yabla.com/chinese-english-pinyin-dictionary.php?define=%E6%88%B4%E7%BB%BF%E5%B8%BD%E5%AD%90 Terjemahan frasa 戴绿帽子]. Diakses 24 Desember 2018</ref><ref>Menurut ulasan-ulasan [http://2005.adelaidefilmfestival.org/films/greenhat.html Festival Film Adelaide]
Para prelatus Katolik Roma yang lebih rendah pangkatnya menggunakan galero dengan bermacam-macam warna. Topi lembayung pernah dikenakan oleh sejumlah [[monsinyur]] tertentu,{{sfn|Heim|1978|pp=69–70, 118–119}} sehingga dalam lambang kebesaran mereka tergambar pula topi lembayung bertasel merah atau lembayung dalam jumlah yang berbeda-beda, namun kini sudah dibakukan menjadi sepasang rangkaian enam buah tasel. Pangkat monsinyur yang terendah, yakni [[Kapelan Sri Paus]], menggunakan gambar topi hitam bertasel lembayung.{{sfn|Heim|1978|pp=119–121}} Para [[superior jenderal]] tarekat religious menggunakan gambar galero hitam dihiasi sepasang rangkaian enam buah tasel, sementara para superior provinsial dan para abas menggunakan gambar galero hitam dihiasi sepasang rangkaian enam atau tiga buah tasel, meskipun lambang-lambang kebesaran di kalangan [[Premonstratensian|Tarekat Imam Norbertin]] menggunakan galero putih. Kendati jarang sekali menampakkan lambang kebesaran, kecuali jika mewarisi lambang kebesaran pusaka peninggalan leluhur di luar lingkungan Gereja, seorang imam boleh menggunakan gambar topi gerejawi hitam dihiasi sepasang tasel. Para imam yang memegang jabatan tertentu, misalnya jabatan [[Rektor (gerejawi)|rektor]], menggunakan gambar topi hitam dihiasi sepasang rangkaian dua buah tasel.{{sfn|Heim|1978|pp=124–125}}
Kaum rohaniwan [[Gereja Inggris]] selain uskup secara historis menyandang lambang-lambang kebesaran yang sama persis dengan lambang-lambang kebesaran di kalangan [[orang awam|umat
Dalam ranah heraldik [[gereja Presbiterian]], topi pendeta berwarna hitam dan dihiasi sepasang tasel, kadang-kadang juga berwarna biru, dan gambar cepiau boleh diganti dengan gambar topi doktoral atau kopiah Jenewa.<ref>Fox-Davies, ''A Complete Guide to Heraldry'', hlm.470; Lihat [http://heraldry-scotland.com/HSSforum/profile.php?mode=viewprofile&u=83&sid=7a7ba8957d9a4b28e0b855aceb887f9f lambing kebesaran pendeta Denis Towner] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928180026/http://heraldry-scotland.com/HSSforum/profile.php?mode=viewprofile&u=83&sid=7a7ba8957d9a4b28e0b855aceb887f9f |date=2007-09-28 }}. Seagaimana yang tampak dalam Register Umum Skotlandia, istilah 'topi gerejawi' dapat saja berwujud kopiah Jenewa, kendati jarang sekali terjadi.</ref> Rohaniwan [[Kapel Kerajaan]] menggunakan gambar tasel-tasel merah. Jawatan [[presbiterian|ketua majelis]] tidak memiliki lambang-lambang kebesaran korporat,<ref>Innes of Learney, ''Scots Heraldry'', hlm. 143.</ref> tetapi dalam kesempatan-kesempatan resmi, seorang ketua majelis boleh menambahkan tasel pada lambang kebesaran pribadinya sebagai tanda pengenal jabatan yang dapat dipadankan dengan jabatan-jabatan rohaniwan di gereja-gereja lain, yakni sepasang rangkaian tiga buah tasel untuk ketua majelis klasis, dan sepasang rangkaian enam buah tasel untuk ketua majelis sinode wilayah.<ref>Innes of Learney, ''Scots Heraldry'', hlmn. 35–37; [http://www.britannica.com/eb/article-9031885 "Ecclesiastical Heraldry"], ''Encyclopædia Britannica''.</ref> [[Ketua Majelis Sinode Umum]] Gereja Skotlandia sekarang menggunakan versi lain dari lambang kebesaran Majelis Sidang Raya, yang bergambar sebuah topi bertali biru dan dihiasi sepasang rangkaian sepuluh buah tasel, dan boleh pula menampilkan gambar tongkat ketua majelis, yakni sebatang tongkat gembala Kelt berpulasan logam emas, di balik gambar perisai, sebagaimana yang terlihat dalam Register Umum Skotlandia, jilid 41, halaman 152.
Baris 68:
Di lingkungan Gereja Katolik, penempatan salib di belakang perisai dikhususkan bagi para uskup sebagai salah satu tanda kebesaran mereka.{{sfn|Rogers|1956|p=139}} Salib seorang uskup biasa memiliki satu palang saja, dan dikenal dengan sebutan [[Salib Kristen#Bentuk Salib|salib Latin]]. Salib seorang [[patriark|batrik]] memiliki dua palang, dan dikenal dengan sebutan [[salib batrik]] atau [[salib Lorraine]]. Salib seorang paus memiliki tiga palang, tetapi tidak pernah ditampilkan pada lambang kebesaran Sri Paus.
Pada abad ke-15, salib berpalang ganda mulai terlihat pada lambang-lambang kebesaran para uskup agung, sesuai dengan ragam salib prosesi yang melambangkan yurisdiksi mereka.{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|p=227}}<ref>{{CathEncy | wstitle=Processional Cross | short=yes}}</ref> Kecuali para kardinal anggota [[Kuria Romawi|Kuria Roma]], kebanyakan kardinal
Sekarang ini semua kardinal wajib berstatus uskup, tetapi imam-imam yang dilantik menjadi kardinal ketika sudah berusia lanjut seringkali mengajukan petisi kepada Sri Paus agar dikecualikan dari aturan ini. [[Bruno Heim]] mengemukakan bahwa lantaran salib adalah salah satu tanda pengenal heraldik khusus uskup, maka para kardinal yang bukan uskup tidak menggunakannya.{{sfn|Heim|1978|p=74}}<ref>Selvester, [http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html Aspects of Heraldry] {{webarchive|url=https://archive.is/20060827045955/http://www.guyselvester.50megs.com/custom4.html |date=2006-08-27 }}.</ref> Contoh-contoh terkenal dari kardinal yang bukan uskup adalah Kardinal [[Albert Vanhoye]] dan Kardinal [[Avery Dulles]]. Lambang kebesaran Kardinal Avery Dulles menampilkan gambar salib.<ref>[http://www.fordham.edu/dulles Avery Kardinal Dulles, SJ] di [[Universitas Fordham]].</ref>
=== Mitra dan palium ===
[[
Di Gereja Barat, [[mitra (pakaian)|mitra]] ditempatkan di atas perisai lambang kebesaran semua orang yang berhak mengenakan mitra, termasuk para abas. Gambar mitra menggantikan gambar [[helm|ketopong]] pada lambang-lambang kebesaran militer, tetapi juga ditampilkan sebagai [[jambul (heraldik)|jambul]] di atas gambar ketopong, sebagaimana yang lazim dijumpai dalam tatanan heraldik Jerman.<ref name="CathEncyEcclesiasticalHeraldry"/> Di gereja-gereja Anglikan, mitra masih ditampilkan di atas perisai lambang kebesaran para uskup, alih-alih topi gerejawi. Di Gereja Katolik Roma, kaidah penempatan gambar mitra di atas perisai lambang kebesaran pribadi rohaniwan dihapuskan pada tahun 1969,<ref>[http://www.fiu.edu/~mirandas/instruction69.htm "Instruction"], 1969, n.28.</ref> dan kini hanya dijumpai dalam beberapa lambang kebesaran korporat, misalnya lambang-lambang kebesaran keuskupan. Sebelum itu, mitra kerap ditambahkan di bawah topi gerejawi,<ref>Lartigue, ''Dictionnaire''.</ref> dan bahkan dalam lambang kebesaran kardinal, gambar mitra dihilangkan sepenuhnya.<ref>von Volborth, ''Heraldry of the World'', hlm. 171, menampilkan lambang kebesaran Kardinal [[Francis Spellman]] yang dihiasi gambar mitra pada tahun 1967, dua tahun menjelang tahun 1969 [http://www.fiu.edu/~mirandas/instruction69.htm ''Instruction''.]</ref>
{{double image|left|CoA Francis de Sales.svg|150|COADUCATRAD.svg|150|Kiri: Lambang kebesaran [[Fransiskus dari Sales|François de Sales]], [[Keuskupan Lausanne, Jenewa dan Fribourg|Uskup Jenewa]], dihiasi mitra, galero, dan semboyan{{pb}}Kanan: Lambang kebesaran seorang uskup sebelum perubahan kaidah tahun 1969, bukan versi resmi}}
Mitra boleh ditampilkan dalam berbagai macam warna. Boleh dipulas emas maupun digambarkan bertatah ratna mutu manikam. Mitra emas lebih lazim dijumpai dalam tatanan heraldik Inggris.{{sfn|Boutell|Brooke-Little|1978|p=224}} Gambar mitra yang dipadu dengan [[mahkota ningrat]] adalah tanda pengenal khusus [[Uskup Durham]] karena jabatannya adalah [[Pangeran Uskup]] [[County palatine|Palatinat]] Durham.<ref>Fox-Davies, ''A Complete Guide to Heraldry'', hlm. 467,469. Pemakaian gambar mahkota ningrat oleh seluruh uskup agung merupakan tindakan yang
[[Pallium|Palium]] adalah [[vestimentum]] khusus para [[Uskup metropolit|uskup agung metropolia]], dan dapat dijumpai pada lambang kebesaran mereka maupun lambang kebesaran keuskupan-keuskupan agung. Palium ditempatkan di atas atau di bawah perisai, bahkan kadang-kadang tergambar pada perisai. Kecuali [[Uskup Agung York|Keuskupan Agung York]], semua keuskupan agung Anglikan di Inggris dan [[Irlandia]] menampilkan gambar palium pada perisai lambang kebesarannya.<ref>Fox-Davies, ''A Complete Guide to Heraldry'', hlmn. 466–467. Lambang kebesaran [[Keuskupan Agung Westminster]] dan versi-versi lama lambang kebesaran Keuskupan Agung York juga menampilkan gambar palium.</ref>
Baris 94:
Mula-mula [[Mantel (heraldik)|mantel]] adalah selembar bahan sandang yang disematkan pada ketopong untuk menudungi pundak, mungkin sekali untuk menahan terik matahari. Dalam tatanan heraldik sekuler, mantel digambarkan tercabik-cabik, seakan-akan pemiliknya baru pulang bertempur. Pada abad ke-17 dan ke-18, bentuk lain dari gambar mantel heraldik, yang disebut "jubah kenegaraan", menjadi terkenal.<ref>von Volborth, ''The Art of Heraldry'', hlm. 64; von Volborth, ''Heraldry of the World'', hlm. 21,174.</ref> Bentuk mantel semacam ini lebih banyak digunakan di kalangan [[Gereja Ortodoks Timur|Gereja Ortodoks]], di mana uskup-uskup menampilkan gambar sehelai mantel yang diikat tali dan bertasel sebagai latar perisai pada lambang kebesaran mereka. Mantel heraldik semacam ini serupa dengan [[Mantel|mantiya]],dan ditampilkan sebagai lambang kewenangan uskup. Mantel heraldik semacam ini juga terdapat dalam lambang kebesaran Mahaguru [[Ordo Militer Berdaulat Malta|Tarekat Militer Berdaulat Malta]].<ref>Williamson, ''Debrett's Guide'', hlm. 49; Noonan, ''The Church Visible'', hlm. 195.</ref>
Sisi luar mantel boleh diberi warna apa saja, biasanya warna merah, sementara sisi dalam mantel diberi warna putih atau kuning untuk membedakannya dari mantel sekuler.{{sfn|Heim|1978|p=133}} David Johnson menyarankan agar sisi dalam mantel semua uskup sebaiknya diberi warna putih, selain dari mantel para batrik yang diberi pulasan [[cerpelai (heraldik)|kulit bulu cerpelai]],
Para imam (''presbiteros'') dan [[penghulu imam]] (''protopresbiteros'') menampilkan mantel yang lebih bersahaja hiasannya pada lambang kebesaran mereka, ditambahi gambar tutup kepala yang lazim mereka kenakan dalam ibadat. Meskipun [[Rahib
Gambar perisai berlatarkan sehelai mantel didapati pada lambang kebesaran para uskup [[Gereja-Gereja Katolik Timur]].<ref>Lihat [http://www.archeparchy.org/page/metropolitan/metropolitan.htm Eparki Agung Katolik Bizantin, Pittsburgh, Pennsylvania] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071221093519/http://www.archeparchy.org/page/metropolitan/metropolitan.htm |date=2007-12-21 }} dan [http://eparchy-of-van-nuys.org Ek=parki Katolik Bizantin Van Nuys].</ref> Meskipun demikian, beberapa variasi lambang kebesaran Gereja Timur menghilangkan gambar mantel tetapi mempertahankan gambar mitra, salib, dan tongkat gembala.<ref>[http://www.ukrarcheparchy.us/index.php?categoryid=9&s=& Keuskupan Agung Katolik Ukraina Philadelphia].</ref> Uskup-uskup [[Gereja Maronit
=== Semboyan ===
Baris 111:
Sosok [[Santo Petrus]] sudah digambarkan menggenggam sepasang anak kunci semenjak abad ke-5. Karena Gereja Katolik Roma menghormatinya sebagai paus pertama sekaligus uskup pertama kota Roma, maka gambar sepasang anak kunci pun dijadikan salah satu tanda pengenal Sri Paus. Gambar sepasang anak kunci pertama kali muncul dalam lambang kebesaran Sri Paus pada abad ke-13.<ref>Noonan, ''The Church Visible'', hlm. 189.</ref> Gambar sepasang anak kunci serenjang kerap ditampilkan pada kepingan uang logam, tetapi kemudian digunakan sebagai lambang [[Basilika Santo Petrus]] sejak abad ke-15. Gambar sepasang anak kunci serenjang terakhir kali muncul pada perisai lembaga kepausan pada tahun 1555, dan selanjutnya tergantikan oleh gambar sepasang anak kunci bersilang.<ref>Galbreath, ''Papal Heraldry'', hlmn. 6–7.</ref> Sepasang anak kunci ini terdiri atas sebatang anak kunci emas dan sebatang anak kunci perak. Anak kunci emas digambar miring ke kanan-heraldik (ke kiri menurut sudut pandang orang yang melihat gambar) pada lambang kebesaran pribadi Sri Paus, meskipun gambar sepasang anak kunci perak atau sepasang anak kunci emas juga pernah digunakan sampai abad ke-16.<ref>Galbreath, ''Papal Heraldry'', hlmn. 12–13.</ref> Sepasang anak kunci sebagai lambang Santo Petrus dapat dijumpai dalam banyak lambang kebesaran. Gambar sepasang anak kunci [[perak (heraldik)|perak]] bersilang ditampilkan pada lambang kebesaran [[Keuskupan Agung Bremen|Kepangeranan Keuskupan Agung Bremen]], karena Santo Petrus dihormati di swapraja ini sebagai santo pelindung [[Katedral Bremen|Katedral Keuskupan Agung Bremen]].
[[
[[
[[Tiara paus]] atau ''triregnum'' adalah tiga susun mahkota ningrat yang dikenakan Sri Paus selaku penguasa berdaulat. Tiara dijadikan salah satu tanda pengenal Sri Paus untuk pertama kalinya pada abad ke-13, meskipun kala itu masih berupa satu mahkota ningrat saja.<ref>Galbreath, ''Papal Heraldry'', hlm. 22.</ref> Pada abad ke-15, gambar tiara dipadukan dengan gambar sepasang anak kunci sebagai hiasan perisai Sri Paus. Gambar tiara bersama sepasang anak kunci pada perisai merupakan lambang negara Kota Vatikan. Dalam ruang lingkup heraldik, tiara putih ini digambarkan bersama sebuah kopiah menggelembung dengan dua utas pita merah yang disebut [[lapet]] atau ''infulae''.<ref>Noonan, ''The Church Visible'', hlm. 195.</ref> [[Lambang Paus Benediktus XVI|Lambang kebesaran Sri Paus Benediktus XVI]] memicu kontroversi karena menampilkan gambar mitra dan palium sebagai ganti gambar tiara yang sudah lazim menghiasi lambang kebesaran seorang paus.
Baris 122:
== Tanda pengenal kesatria ==
Rohaniwan Katolik
Rohaniwan Gereja Inggris dibenarkan menampilkan tanda-tanda pengenal kesatria. [[Dekan Westminster]] juga merangkap jabatan Dekan [[Order of the Bath|Tarekat Permandian Terhormat]], sehingga berhak menampilkan gambar lencana sipil tarekat tersebut pada lambang kebesarannya.{{sfn|Heim|1978|p=136}}
|