Tashoora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dirannija (bicara | kontrib)
Pranala-pranala yang sudah memiliki halaman wikipedia
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
 
Idgarirang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 10:
Formasi final Tashoora dilengkapi oleh Mahesa Santoso (drum) pada bulan Mei 2017. Masuknya drum ke dalam komposisi Tashoora membuat warna musik Tashoora bergeser menjadi lebih megah. Proses eksplorasi baru ini turut melibatkan Gilang Rizki sebagai ''additional guitar'' dan Afriza Animawan sebagai ''additional keyboard''. Dengan total enam pemain tetap dan dua ''additional player'', Tashoora mencicipi panggung pertamanya di Island In The Sun, sebuah acara yang digelar oleh DIG Project pada bulan Agustus 2017. Formasi delapan pemain ini terus dibawa dari panggung ke panggung, termasuk [[Ngayogjazz]] 2017<ref>http://jogja.tribunnews.com/2017/11/18/rubah-di-selatan-remi-panossian-trio-dan-tashoora-sukses-memukau-penonton-ngayogjazz</ref>, Soundsations 2017, [[Jakarta International Java Jazz Festival|Java Jazz]] 2018<ref>https://muda.kompas.id/2018/03/04/tashoora-band-indie-asal-kota-gudeg-bersinar-di-java-jazz/</ref><ref>https://jakartaglobe.id/music/rising-alterna-pop-stars-tashoora-perform-2018-java-jazz-festival/</ref> dan [[Art Jog|ArtJog]] 2018. Sampai pada akhir Agustus 2018, Tashoora memutuskan untuk berjalan hanya dengan enam pemain tetap. Selama paruh pertama tahun 2018, Tashoora kerap melakukan workshop terkait sound. Proses eksplorasi ini dibantu oleh iLINE Audio System.<ref>https://www.medcom.id/hiburan/musik/JKREAA7k-tashoora-bicara-tentang-isu-sosial-di-mini-album-perdana-ruang</ref>
===Oktober 2018 - Desember 2018: ''Ruang Pertama Tatap Muka''===
Ide awal pembuatan EP pertama ini adalah merekam lagu-lagu Tashoora secara ''live'' di Studio Kua Etnika dengan menghadirkan beberapa tamu undangan. Perkembangan terjadi setelah ide ini dijabarkan kepada tim produksi Tashoora. Alih-alih menggunakan studio, proses rekaman ini dipindahkan ke Pendapa [[Padepokan Seni Bagong Kussudiardja|Padepokan Bagong Kussudiardja]] yang lebih luas sehingga selain penggarapan visual menjadi lebih maksimal. Konsep rekaman ''live'' tersebut akhirnya berkembang menjadi ''showcase'' berjudul “Ruang Pertama Tatap Muka” yang dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Oktober 2018 di Pendapa [[Padepokan Seni Bagong Kussudiardja]], Yogyakarta. ''Showcase'' yang digelar dalam dua sesi tersebut dihadiri oleh media, teman-teman dan keluarga terdekat Tashoora.<ref>https://majalahkartini.co.id/berita/band-asal-yogyakarta-tashoora-siap-warnai-musik-indonesia/</ref>
Dalam Ruang Pertama Tatap Muka, Tashoora juga mengumumkan logo resmi pertama mereka. Logo yang didominasi warna merah dan biru tersebut diciptakan oleh seniman sekaligus vokalis grup [[FSTVLST]], Farid Stevy, sebagai bentuk interpretasinya atas karya-karya Tashoora. Hasil rekaman ''live'' audio dari “Ruang Pertama Tatap Muka” berlanjut ke tahap ''mixing'' dan ''mastering'' dikerjakan oleh Felix Anton Widi di Sangkar Emas Studio. Sementara rekaman visual dikerjakan oleh Interest Audio Visual. Bulan Oktober 2018, Degup Detak Records selaku label yang menaungi Tashoora sepakat bekerja sama dengan Juni Records dan Nadarama Recording untuk merilis EP pertama Tashoora. Pada hari Jumat, 14 Desember, EP perdana Tashoora yang diberi judul “Ruang” resmi dirilis di berbagai digital platform. Di hari yang sama, video musik “Sabda (Live)” juga dirilis via kanal YouTube Tashoora.[https://www.youtube.com/tashoora] Perilisan EP Ruang secara digital juga diikuti dengan perilisan CD fisiknya. Jumat, 21 Desember 2018, Tashoora bekerja sama dengan Toko Musik Podomoro 2018 menggelar Signing Session untuk EP Ruang di Kedai Kebun Forum, Yogyakarta.<ref>https://www.koranbernas.id/berita/detail/tashoora-band-lokal-yang-konsisten-mengkritik</ref>
 
==Penulisan Lagu==
Semua lagu-lagu Tashoora ditulis oleh Danang Joedodarmo dan Gusti Arirang, sedangkan Dita Permatas ikut ambil bagian pada lagu “Tatap”. Pengaruh terbesar dalam penulisan lagu-lagu Tashoora adalah peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi di sekitar mereka. Oleh sebab itu, Tashoora sendiri menilai bahwa lagu mereka bisa disebut sebagai pelaporan kembali sebuah peristiwa atau reportase dengan menyelipkan tanya di tengahnya.<ref>https://www.koranbernas.id/berita/detail/tashoora-band-lokal-yang-konsisten-mengkritik</ref>