Masjid An-Nur (Dili): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
free photo
Baris 24:
Masjid An Nur ini memiliki dua lantai, lantai pertama untuk tempat sholat sementara lantai kedua digunakan sebagai ruang sekolah. Di bagian tengah masjid terdapat sebuah taman yang mungkin maksudnya digunakan sebagai penyejuk ruang alami. Di pojok kanan terdapat tempat wudhu dan bangunan perpustakaan sederhana dimana buku-buku Islam dan beberapa keping CD di letakkan di dua buah rak kayu.
== Sejarah ==
[[Berkas:DSCI2703 Moschee Dili.JPG|jmpl|left]]
Masjid An Nur didirikan pada tahun [[1955]] atau 1956 atas inisiatif Imam Haji Hasan Bin Abdulah Balatif Kepala Kampung Alor dan masyarakat muslim Dili. Pendirian ini direstui oleh Kepala Suku Arab saat itu, Hamud bin Awad Al-Katiri.<ref>{{cite web |url=http://books.google.co.id/books?id=ct7D2W-mIgcC&pg=PA50&lpg=PA50&dq=Masjid+Kampung+Alor+dili&source=bl&ots=SkEo9TPuK2&sig=7z_r9Z0io3J1WGNufO47qZPi0hE&hl=id&ei=_zq1S_LyEIyK6gPvxclw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CBAQ6AEwAw#v=onepage&q=Masjid%20Kampung%20Alor%20dili&f=false| title=Islam di Timor Timur |date=18 Februari 2014}}</ref> Dalam perkembangannya kemudian terbentuk perkampungan Islam seperi sekarang ini. Pada awal tahun 1980-an masjid ini direnovasi oleh Pangdam IX/Udayana Mayjen Dading Kalbuadi pada tanggal 20 Maret 1981.
 
Baris 34:
 
Kini enam tahun setelah pengusiran tersebut di atas, kehidupan umat islam di Timor Leste tampaknya mulai normal kembali. Hal tersebut tampak dari ramainya sholat Jumat dan berjalannya sekolah yang dikelola pengurus masjid An Nur. Masyarakat Indonesia yang tinggal di kampong Alor pun sudah bisa menjalankan kegiatannya kembali seperti berdagang, dan sebagian diantaranya telah menjadi Warga Negara Timor Leste.
 
== Catatan Kaki ==
{{reflist}}