Filsafat budi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 108:
== Penyelesaian monis untuk masalah budi-tubuh ==
[[Monisme]] berlawanan dengan [[dualisme]] karena tidak mendukung pemisahan manapun. Sifat realitas yang tidak terpisah telah menjadi perhatian filsuf-filsuf timur selama dua milenium. Di [[filsafat India|India]] dan [[filsafat
| url = http://plato.stanford.edu/archives/win2005/entries/physicalism/
| title = Physicalism
Baris 264:
Ilmu komputer adalah bidang yang terkait dengan pemrosesan [[informasi]] secara otomatis (atau paling tidak dengan sistem simbol-simbol yang memuat informasi) oleh alat seperti [[komputer]].<ref>{{cite book|author=Sipser, M.|title=Introduction to the Theory of Computation|location=Boston, Mass.|publisher=PWS Publishing Co.|isbn=0-534-94728-X|year=1998}}</ref> Dari awal, pemrogram komputer dapat mengembangkan program yang memberikan perintah kepada komputer untuk menjalankan tugas yang hanya dapat dilakukan oleh makhluk organik yang memiliki budi. Contoh sederhananya adalah perhitungan. Namun jelas bahwa komputer tidak menggunakan budi untuk menghitung. Mungkinkah mereka suatu hari dapat memiliki budi? Pertanyaan ini menjadi bahan perdebatan filosofis berkat penyelidikan yang dilakukan dalam bidang [[kecerdasan buatan]].
Dalam bidang kecerdasan buatan, program penelitian biasa dan yang lebih ambisius biasanya dibedakan: perbedaan ini dicetuskan oleh [[John Searle]] dengan menggunakan istilah "kecerdasan buatan lemah dan kuat." Menurut Searle, tujuan "kecerdasan buatan lemah" adalah untuk mensimulasikan keadaan budi tanpa memberi kesadran pada komputer. Sementara itu, tujuan kecerdasan buatan kuat adalah untuk membuat komputer yang memiliki kesadaran seperti manusia.<ref name="Searle">{{cite journal | author=Searle, John | title=Minds, Brains and Programs | journal=The Behavioral and Brain Sciences | issue=3 | pages=417–424 |year=1980}}</ref> Program kecerdasan buatan kuat dapat ditilik kembali pada pelopor komputer [[Alan Turing]]. Untuk menjawab pertanyaan "apakah komputer dapat berpikir?", ia merumuskan [[tes Turing]] yang terkenal.<ref>{{Turing 1950}}</ref> Dalam percobaan pikiran tersebut, sebuah komputer ditempatkan di dalam sebuah ruangan bersama dengan seorang manusia. Kemudian, seorang wasit mengajukan pertanyaan kepada mereka. Bila jawaban komputer tidak dapat dibedakan dari manusia, maka komputer itu sudah berpikir. Intinya, cara Turing memandang kecerdasan mesin mengikuti model budi yang behaviouris. Tes Turing banyak dikritik; salah satu kritik yang paling terkenal adalah [[percobaan pikiran]] [[ruangan
Pertanyaan mengenai kemungkinan sensitivitas ([[qualia]]) komputer atau robot masih terbuka untuk dijawab. Beberapa ilmuwan komputer yakin bahwa bidang kecerdasan buatan masih dapat membantu menyelesaikan masalah budi-tubuh. Mereka menyatakan bahwa berdasarkan hubungan timbal balik antara [[perangkat lunak]] dan [[perangkat keras|keras]] di semua komputer, mungkin suatu hari dapat ditemukan suatu teori yang membantu kita memahami hubungan timbal balik antara otak dan budi manusia (''[[wetware (otak)|wetware]]'').<ref>{{cite book|author=Russell, S. and Norvig, R.|title=Artificial Intelligence:A Modern Approach|location=New Jersey|publisher=Prentice Hall, Inc.|year=1995|isbn=0-13-103805-2 }}</ref>
Baris 329:
==== Buddhisme Zen ====
Bahasan utama dalam filsafat budi [[Zen]] [[
Dalam ''[[Shobogenzo]]'', filsuf Jepang [[Dogen]] menulis bahwa tubuh dan budi tidak berbeda secara ontologis atau fenomenologis, namun dicirikan oleh suatu kesatuan yang disebut ''shin jin'' (tubuh-budi). Menurut Dogen, "membuang budi dan tubuh" (''Shinjin datsuraku'') dalam [[zazen]] dapat membuat seseorang mengalami hal-hal sebagaimana benarnya (''genjokoan'') yang merupakan sifat dasar pencerahan (''[[hongaku]]'').<ref name="Shaner">{{citation|url=http://www.thezensite.com/ZenEssays/HistoricalZen/Understanding_mind_in_NorthernChan.htm|title= David E. Shaner, "The bodymind experience in Dogen's Shobogenzo: a phenomenological perspective"}}, Philosophy East and West 35, no. 1 (January 1985), University of Hawaii Press, Hawaii, USA.</ref>
|